Pernyataan || 07

7.7K 845 47
                                    

Kenapa baru sekarang?

Hinata menatap kosong iris biru yang balas menatapnya dalam dan penuh kesungguhan, jantungnya berdetak ngilu.

Naruto menyengir lebar, menggaruk rambut belakangnya salah tingkah. "Hinata kau mendengarnya bukan? Apa ... apa perlu kuulangi?"

Jangan katakan lagi, Naruto.

Hinata terdiam, pikirannya berkecamuk hebat.

"Aku ... Aku sangat menyukaimu, Hinata."

Kenapa ... baru sekarang?

Jantung Hinata semakin berpacu cepat menghantarkan perasaan nyeri yang Hinata pun tidak mengerti. Ada perasaan tidak percaya juga kecewa dalam hatinya. Nyatanya, sedari dulu Naruto bukan menyukai Sakura, namun sudah berubah berbalik menyukainya. Cintanya tidak pernah bertepuk sebelah tangan seperti perkiraannya selama ini, Hinata hanya tidak menyadari keanehan Naruto padanya.

Tapi, sekali lagi Hinata bertanya-tanya mengapa tidak sedari dulu, Naruto mengatakannya?

"Aku sangat menyukaimu," ulang Naruto lagi tanpa sungkan, ia akan terus mengulangnya jika Hinata mau.

Hinata berkedip, menatap sendu lalu sedetik setelahnya segera gadis itu sembunyikan.

"Na ... Naruto-kun,"

"Hm? Jadi apa jawabanmu, Hinata-chan?" Ada nada memaksa penuh kekhawatiran di sana, Naruto menyembunyikan dengan begitu baik menggunakan senyumnya yang makin melebar.

Hinatanya mulai menjauh tanpa bisa Naruto sendiri jangkau.

Selalu saja, selalu saja, dengan alasan yang sama, pasti karena Uchiha baka itu kan, Hinata menjadi seperti ini?

Naruto tidak bodoh seperti kelihatanya, irisnya menahan luka untuk patah hatinya yang kedua kalinya oleh alasan laki-laki yang sama, menyebalkan kan?

"Naruto ... Naru aku ... aku ...."

Lagi, Naruto tersenyum.

"Ah jadi, Hime, kau menolakku?" Aku tahu, Hinata. Aku tahu.

Hati Hinata mulai menyempit untuk menyisakan ruang bagi lelaki brengsek yang sudah menyakiti gadis itu berkali-kali. Naruto memaklumi. Mungkin memang ini hukuman baginya? Karena, baru memberanikan diri untuk keluar dari garis ternyaman.

Sedangkan gadis itu tidak menyadari, perlahan namun pasti Uchiha bajingan macam Sasuke sudah memasuki hatinya dan menguasainya sedikit demi sedikit.

Hanya tinggal beberapa waktu lagi, hingga Hinata akan menyadari perasaanya, perasaannya yang sebenarnya. Ah benar-benar Uchiha brengsek itu.

Hinata membungkam, irisnya membulat terkejut, kedua tangannya mulai meremas ujung jaket miliknya sendiri gelisah.

Lihat, bahkan gadisnya sudah tidak bersemu seperti dulu saat mereka saling berdekatan ataupun berkomunikasi sebentar saja.

Sial, ini sungguh terasa sakit.

"Na-Naruto-kun bagaimana kau ... go-gomenasai Naruto ...."

Sial! Sial! Sial! Ini benar-benar menyakitkan brengsek!

Naruto tersenyum, menyengir seperti biasanya -- ralat, berpura-pura tersenyum seperti biasanya.

Bahkan Hinata benar-benar menolaknya sekarang. Ah ya, lagi-lagi Naruto terlalu berharap.

"Go-gomen Naruto, aku rasa ... aku bu-bukan gadis yang baik, mu ... mungkin ada gadis lain yang lebih baik di ... di luar sana, dibandingkan denganku gomenasai."

You Are EverythingWhere stories live. Discover now