.
.
.
.
.Midoriya merasa jiwanya tengah berkelana di luar angkasa, meninggalkan raganya di aula rumah yaoyozoru.
Dia berpikir dirinya berhalusinasi.
Salah mendengar.
Salah melihat.
Salah merasakan.
Mungkin dia salah mengkonsumsi sesuatu tadi pagi siang atau sore.
Mungkin dia saat ini hanya tengah tidur pulas dan bermimpi.
Mungkin juga semua hanya khayalannya di siang bolong.
Tapi apa iya?
Semua terasa nyata.
Sentuhan tangan bakugou di ujung jemari tangan kanannya.
Suara alunan biola yang memenuhi telinganya.
Lampu sorot yang tertuju pada mereka berdua.
Riuh teman2nya dan para sensei yang antusias.
Midoriya hanya bisa diam.
Dia masih memproses semua yang ada disekitar, otaknya tengah bekerja keras.
"apa yang barusan kacchan bilang?
Sebentar...
Dia tadi tiba2 berlutut.
Menunjukkan suatu benda berkilau didepanku.
Lalu memegang tanganku.
Memanggilku, 'deku'
Kemudian dia bilang...
Wi-
Will...
Will you...
Marry...
Me... ?
Aku bukannya tidak tahu apa artinya, tapi aku takut salah mengartikan!
Benda berkilau itu... Bukan sekedar cincin biasa... Kan?
Tunggu.
Cincin, kata2 tadi...
(((( ;°Д°))))
Apa aku baru mendengar sebuah lamaran????
Dan lagi...
Kacchan yang mengucapkan itu!
Kacchan! Didepanku ini benar2 kacchan kan?? Bukan bayangan semata kan??
Aku bukan sedang halusinasi, mimpi, atau berkhayal??
Semua nyata?!
Juga-"
"Deku. "
"ha, ha'i?!" midoriya kembali dari lamunan panjangnya.
"kau mau biarkan aku berlutut sampai pagi? "
"eh? Ah! Gomen, kacchan, aku hanya.. Ini sangat... Tiba2... Jadi... "
"deku-kun!! Cepat jawab dia!! " seru uraraka yang sudah gemas.
"midoriya!! Aku iri padamu, tapi aku ingin kau menyetujuinya!! "
"uhuee... Kenapa aku merasa sangat ngenes disini... " mina sudah menggigit2 kain sapu tangannya. "cepat jawab dia! Atau para jomblo disini akan menginterupsi kalian! "
YOU ARE READING
I'm Happy, Thankyou! -BnHA Fanfic (Completed)
RandomDunia telah berisi manusia yang memiliki quirk, ditengah semua itu hidup seorang gadis quirkless. Hidupnya berwarna dengan kehadiran orang2 yang bisa dibilang tak biasa baginya. Namun saat dia mulai menikmati kehidupan, suatu takdir sudah ditentuka...