Jimin and Tae's Home

1.1K 129 2
                                    

Di deretan toko di depan perumahan Tae, Hoseok menangkap sesosok bayangan hitam, sama persis seperti yang ia lihat sebelumnya bersama teman-temannya. Bayangan hitam itu hanya berdiam di depan salah satu toko. Hoseok terkesiap melihat bayangan itu, ia menghentikan laju mobilnya.

.

.

.

.

.

.
* at Jimin and Tae's House *

Sesampainya di rumah, orang tua angkat Jimin belum pulang. Rumah masih gelap karena terakhir tadi pagi ditinggalkan lampu dalam keadaan mati. Suasana mencekam langsung menyelimuti rumah itu. Apalagi saat di perjalan pulang sebelumnya Jimin dan Tae bertemu hal yang tidak diinginkan untuk dilihat.

Jimin dan Tae sempat berpandangan. Akhirnya, Jimin masuk ke dalam rumah dan mencari-cari saklar lampu.




Tap!




Lampu ruang tamu sudah menyala. Tae ikut masuk ke dalam rumah. Dia sedikit penakut, jadi dia butuh penerangan untuk beraktifitas. Jimin maju lagi untuk mencari saklar lampu dapur.



Tap!




Lampu dapur sudah menyala. Rumah ini terlihat lebih nyaman ketika lampu sudah dihidupkan. Jimin mulai menapaki anak tangga untuk menghidupkan lampu lantai atas. Saat ia dan Tae menaiki tangga, Jimin yang berada di depan Tae seperti melihat sesuatu yang lewat di hadapannya. Samar-samar karena cahaya masih berasal dari lantai bawah.

Jimin memperjelas penglihatannya. Ia berhenti sejenak di tangga. Namun, saat ia sedang membulatkan matanya untuk melihat lebih jelas, ternyata tidak ada apa-apa. Tae sempat menabrak punggung Jimin karena Jimin yang berhenti tiba-tiba.

"Ada apa Jim?" Tanya Tae kaget.

"Ahh.." jimin terkejut dari kegiatan memperjelas penglihatannya. "Tidak ada apa-apa Tae, aku tadi sempat melihat bayangan yang lewat di depanku" jelas Jimin.

"Kau yakin?"

"Sangat yakin"

"Seperti apa bentuknya Jim?"

"Hampir sama ciri-cirinya seperti yang dijelaskan Hoseok hyung saat kita di jalan pintas tadi Tae"

"Apa dia mengikuti kita sampai ke rumah ini Jim? Tanya Tae dengan nada ketakutan.

"Aku tak tahu Tae. Ayo naik lagi, kita nyalakan semua lampu di rumah ini" ujar Jimin.

Mereka tetap melanjutkan naik ke lantai atas. Jimin meraba-raba dinding mencari saklar lampunya.


Tap!



Ruangan di lantai atas sudah terang. Jimin dan Tae memutuskan untuk ke kamarnya masing-masing. Mereka sudah berasa di depan kamarnya masing-masing. Tetapi Tae masih takut. Ia meminta Jimin menemaninya.

"Jim.." panggil Tae. "Temani aku dulu sebentar ke kamar" lanjutnya.

"Baiklah, aku temani sampai menyalakan lampu saja ya Tae" jawab Jimin.

"Okay Jim"

Jimin beralih ke kamar Tae. Membuka pintunya dan benar saja, kamar Tae sangat gelap. Jimin meraba-raba dinding dekat pintu kamar Tae mencari saklar lampu.


Tap!




"Nah Tae, ini kamarmu sudah terang. Kau bisa tenang masuk ke kamarmu" ujar Jimin.

"Baiklah, terima kasih ya Jim" balas Tae.

Jimin beralih lagi ke kamarnya. Membuka pintunya, dan sekilas ia melihat tirai jendela kamarnya belum tertutup. Ia melihat bayangan yang dipantulkan dari jendela kamar Yoongi. Perasaan Jimin mulai tidak karuan. Ia buru-buru mencari saklar lampunya.

Tap!


Ruang kamar Jimin menjadi terang. Ia melangkah masuk dan menutup pintu kamarnya. Jimin langsung menuju jendelanya yang masih terbuka. Ia ingin menutup jendela karena pantulan dari kamar Yoongi terlihat jelas dari jendelanya begitupun sebaliknya.



Sreeeeettt..




Setelah Jimin menutup tirai jendelanya, ia membuka seragam sekolahnya dan meraih handuk yang ia gantung di pinggir lemari pakaiannya. Jimin ingin mandi, badannya terasa sedikit lengket karena keringat ketakutannya saat di perjalanan tadi.

Ketika ia hendak melangkahkan kakinya ke kamar mandinya, samar-samar ia mendengar suara pancuran air dari shower-nya. Jimin terkejut bukan kepalang, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia bergidik ngeri, keringatnya mulai bercucuran lagi. Ia memundurkan langkahnya.

"Siapa itu?" - batin Jimin.

Jimin lalu keluar kamarnya, mengambil pakaian ny asal dari dalam lemari dan langsung ke luar kamar.
Ia mengetuk pintu kamar Tae panik yang kebetulan juga Tae sedang membuka pintu kamarnya dengan tergesa-gesa dan wajah paniknya.

"Jiiimm.." panggil Tae dengan suara bergetar. Ia sangat ketakutan.

"Ya Tae, aku juga takut. Di kamar mandiku seperti ada orang lain yang mandi" jawab Jimin seraya ia menjelaskan apa yang dialaminya tadi.

"Ya Jim, di kamar mandiku pun begitu" timpal Tae.

"Sebenarnya, ada apa ya di rumah ini?" Tanya Jimin yang masih ketakutan.

"Aku tidak tau Jim, sebelumnya tidak pernah seperti ini" jawab Tae. "Lebih baik kita tunggu Mom and Dad di bawah" sambung Tae.

"Ayo, kita tunggu di bawah saja" sambut Jimin. "Tunggu sebentar Tae, aku pakai baju dulu" ujar Jimin.

Setelah Jimin memakai bajunya, mereka berdua turun ke lantai bawah. Mereka menunggu Mom and Dad di ruang keluarga. Ruang lantai atas rumah ini terlihat setengah dari bawah, terutama dari ruang keluarga. Saat mereka sudah duduk di sofa ruang keluarga menunggu orang tua angkat mereka, lampu di lantai atas tiba-tiba padam.



Tap!




Jimin dan Tae saling berpandangan. Mereka terkesiap melihat hanya lampu lantai atas yang tiba-tiba mati. Ya betul, hanya lampu di lantai atas. Tak sadar mereka berpegangan tangan, mereka berdiri dari sofa, melangkahkan kaki mereka ke pintu utama. Langkah laki mereka terasa begitu berat.

Jimin mencoba menggerakkan kakinya. Berat. Itu yang dirasakan Jimin. Begitu pula yang dirasakan Tae. Tak lama kemudian, akhirnya mereka bisa menggerakkan kaki mereka. Mereka setengah berlari ke pintu utama.

Ceklek..


Mereka keluar dari rumah itu menuju rumah Yoongi. Jimin mengetuk pintu rumah Yoongi dengan panik.

"Yoongi... Yoon.. kau ada di rumah?" Panggil Jimin dengan panik dan sambil terus menerus mengetuk pintu rumah Yoongi.

"Ya, sebentar. Aku bukakan pintunya" sahut Yoongi dari dalam rumahnya.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc..

Wah, akhirnya chapter ini selesai, tunggu kelanjutannya ya.. tapi boleh minta vote dan comment ny dulu ga nih, biar semangat lanjutinnya..

💖💖😂✌

Original belong to mine @caesarhiana11



The House  (MINYOON) ✔Where stories live. Discover now