Terbawa Perasaan

4.6K 629 114
                                    

Jangan mudah baper;

Jika ada seorang laki - laki yang memandangimu...
Bisa jadi ia ingin menyapa temannya yang ada di belakangmu, tapi terhalang olehmu...

Bisa jadi ia ingin menyapa temannya yang ada di belakangmu, tapi terhalang olehmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




»«

"Maksud kamu tadi itu apa, Aisyah?" tanya Jeffry yang tak mengerti maksud Aisyah barusan.

Jeffry dan Aisyah tengah duduk di kursi sebuah minimarket dalam gedung Apartemen milik Aisyah. Setelah memastikan Arnan pergi dari hadapannya, Aisyah memutuskan untuk menjelaskan perihal yang dia ucapkan tadi.

"Maaf Jeff, aku nggak bermaksud menyeret kamu ke dalam masalah ini. Tapi, cuma ini satu-satunya cara biar Arnan nggak ganggu aku lagi," sahut Aisyah.

Menyerngitkan dahi, Jeffry sedikit tak suka dengan pernyataan bohong dari Aisyah di depan Arnan. Sebab, bagaimana pun ucapan itu adalah doa. Sedangkan Jeffry sudah menetapkan pilihannya pada Khuma, adik sahabatnya --Fathan.

Akhirnya Jeffry hanya bisa menghela napas pelan. "Cukup kali ini aja ya. Saya nggak mau terlibat lagi. Saya nggak suka dengan sandiwara atau pembohongan publik seperti ini."

"Oke Jeff, sekali lagi maaf..."

Sebenarnya Jeffry juga tak enak bila Fathan sampai mendengar berita ini. Pasalnya Jeffry tahu, kalau sahabatnya itu menyukai Aisyah sejak lama.

Saling diam, Jeffry malah memikirkan Khumayroh yang tertidur di dalam mobil Fathan tadi. Berbeda dengan Aisyah, perempuan itu menatap Jeffry diam-diam sambil tersenyum kecil.

-•-

Di halte bus, Arnan duduk di kursi panjang sambil menundukkan kepalanya. Dia sedang meratapi nasibnya yang tidak berpihak padanya.

Arnan baru saja tiba di Edinburgh, hanya demi Aisyah... tapi apa yang dia dapat? Sebuah fakta yang begitu menyakitkan. Bahwa Aisyah sudah menemukan pengganti dirinya.

Secepat itukah?

Lalu bagaimana dengan perasaannya? Juga harapan terselip dari kekhawatiran yang kini menjadi nyata. Khawatir kalau Aisyah sudah melupakannya dan menemukan seseorang yang lebih baik darinya.

Pikiran-pikiran itulah yang membuat Arnan tak menyadari bila dari tadi bus yang akan dia tumpangi sudah lewat di hadapannya berkali-kali. Bahkan dia tak sadar kalau ada Khuma di sampingnya.

"Arnan?" sapa Khuma sedikit ragu.

Arnan tak menanggapi, atau karena dia sedang melamun jadi tak sadar kalau Khuma berbicara padanya?

Ta'aruf | Jung Jaehyun ✓Where stories live. Discover now