HARI PERNIKAHAN (1)

214 28 0
                                    

Sudah hampir satu bulan tidak ada tanda-tanda dari Sehun, hal ini membuat Soojung sedikit bernafas lega, walaupun masih ada rasa yang mengganjalnya entah apa.

Setelah insiden penculikannya sebulan yang lalu, kedua orangtua Soojung memutuskan untuk memajukan tanggal pernikahan yang semula dilaksanakan pada pertengahan Mei, menjadi awal Januari atau lebih tepatnya adalah besok.

Gadis itu tidak bisa berkata apapun, semuanya sudah difikirkan matang-matang. Keluarga adalah hal yang paling utama bagi gadis berambut panjang itu, tidak peduli jika harus mengorbankan hatinya sekalipun, itu tidak masalah, tapi sungguh Soojung tidak menyangka Sehun akan berbuat senekat itu.

Soojung seperti tidak mengenal sosok Sehun, memang pemuda itu tidak berbuat kasar dan selalu bersikap lembut saat itu, tapi bagi Soojung Sehun sudah bukan Sehun yang dulu. Pemuda itu lebih mirip seorang yang memiliki obsesi begitu besar.

"Nak.. Ayo makan dulu, Daniel juga sudah menunggu dibawah"

"Baik eomma, aku akan segera turun"

Soojung segera bergegas, gadis itu tidak mau kembali mengingat masa lalu yang menurutnya cukup mengerikan. Hidupnya terlalu berharga untuk memikirkan hal yang hanya membuatnya pening.

Sehun memang pernah menjadi sosok yang sangat dicintainya bahkan sampai detik ini pun Soojung tidak akan pernah bisa berkata bahwa dirinya sudah tidak memiliki perasaan apapun pada Sehun, bohong jika dirinya sudah melupakan Sehun.

Tapi tentu dirinya tidak akan menjadi budak cinta, apakah ikatan keluarga akan terputus begitu saja hanya karena kamu mencintai seseorang?.

"Aku memang tidak sepertimu Sehun"

Soojung segera turun dari lantai dua rumahnya. Ketika mencapai anak tangga keempat matanya melihat sosok calon suaminya yang terlihat tersenyum sumringah dan ibunya yang tertawa sambil sesekali menepuk bahu Kang Daniel, gadis itu tidak kuasa menahan senyum. Langkah Soojung begitu pelan, gadis itu hanya tidak ingin mengganggu dan merubah suasana.

"Ah. Soojungie ayo cepat kesini"

Soojung merasa sedikit canggung ketika Kang Daniel menyadari kehadirannya, membuat ayah dan ibunya mengarahkan pandangan ke arah gadis itu.

Soojung tersenyum kikuk dan mempercepat langkahnya, gadis itu memilih duduk disebelah ayahnya namun segera ditahan oleh sang ibu yang menyuruhnya untuk duduk disebelah Kang Daniel, dan berlanjut ke sarapan hangat yang diselingi obrolan-obrolan ringan

"Apa kabar Soo?"

"Baik kurasa" ucap Soojung seraya menatap Kang Daniel dan mengulas senyum. Gadis itu menghabiskan suapan terakhir nasi goreng kimchi yang tersisa dipiringnya.

"Apa semua persiapannya sudah selesai?"

Jung Yoona menatap Soojung dan juga Daniel bergantian setelah mengelap sudut bibirnya dengan sapu tangan putih yang berada disisi kanan piring makannya.

"Kurasa sudah Eomma, hanya tinggal mempersiapkan diri mungkin" kata Daniel.

Soojung lebih memilih untuk tidak banyak berbicara. Gadis itu merasa gelisah dan khawatir akan suatu hal dan belum dapat memastikan apa penyebabnya.

.
.
.

Sehun menatap datar ke arah rangkaian bunga yang berjejer sepanjang jalan yang dilaluinya. Pemuda itu mengeratkan jas hitamnya, mencoba menarik nafas untuk meredam segala emosi yang bergejolak didadanya.

Hari ini bertepatan pada tanggal lima Januari, hari dimana cintanya kandas. Beratapkan langit cerah bersama hembusan angin, pemuda itu merasa terhina.

Sehun segera bergegas mempercepat langkah kakinya, tidak peduli rasa sakit yang mendera disetiap langkah kakinya. Setidaknya Sehun harus sedikit menahan untuk saat ini. Pemenang sudah pasti dirinya. Sehun hanya perlu bersabar sedikit lagi.

"Tunggu saja"

Pemuda itu sedikit tersenyum, semua rencananya sudah dipastikan berhasil. Sehun telah mempersiapkan segalanya dengan detail. Pemuda itu bahkan mengubah penampilan dengan menumbuhkan janggut dan juga kumis.

Bahkan dengan nekat membuat kartu undangan yang sama persis dengan yang diberikan Soojung waktu itu. Sehun hanya berfirasat jika ayah Soojung tidak akan mengizinkan Sehun hadir diacara pernikahan puterinya dan akan melakukan segala cara untuk mencegahnya hadir di pesta pernikahan Soojung.

Matanya kini menatap pada sebuah taman yang sudah dihias dengan berbagai bunga lily yang Sehun tahu jika itu adalah kesukaan Soojung.

Sekali lagi Sehun merasa jika takdir memang selalu menguji kesabarannya. Ironis memang, ketika dulu dirinya dan juga Soojung beberapa kali membahas konsep pernikahan impian mereka.

Menikah dengan suasana kekeluargaan yang kental di sebuah taman dengan rangkaian bunga lily putih yang menjadi dekorasinya.

Sekarang kondisinya telah berubah, Sehun seolah merasa jika posisi yang seharusnya adalah miliknya direbut paksa oleh sosok yang dia ketahui bernama Kang Daniel.

Sehun tidak rela ~ sampai mati dia tidak ikhlas. Sebuah ungkapan yang mengatakan jika cinta tidak harus memiliki sama sekali bertentangan tentang apa yang Sehun pahami. Merelakan demi orang yang dicintai tidak tepat dengan keadaan yang dialami Sehun.

Cinta mereka tidak bisa bersatu hanya karena konflik antara kedua orang tuanya ~ permasalahan yang bahkan tidak tahu apa alasannya.

Soojung dijodohkan dan orangtua gadis itu menginginkan dirinya pergi dari hidup Soojung adalah apa yang Sehun pahami. Semua lagi-lagi karena paksaan dan egoisme semata.

Semua bahagia diatas penderitaan yang harus Sehun tanggung sendiri. Ayahnya bahagia karena hubungannya dengan Soojung berakhir begitupun orang tua gadisnya.

Kang Daniel bahagia karena merasa mendapat apa yang memang pemuda itu inginkan tanpa berusaha keras seperti dirinya, dan kenyataan bahwa Soojung pun turut bahagia karena mengikuti segala keinginan orang tuanya adalah apa yang Sehun sesalkan.

Gadis itu tidak mau berusaha lebih padahal dirinya setengah mati memperjuangkan walau nyatanya sedikit sekali peluang untuk berhasil. Tapi sekali lagi Sehun tidak akan menyerah, karena satu hal yang pemuda itu yakini adalah Jika Soojung memang tercipta untuknya.


□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□
TERCIPTA UNTUKKU
□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Tercipta Untukku ~ ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora