Chapter Dua Puluh Satu

456 49 45
                                    

Title : Dia Datang Mengunjungiku Saat Festival Qing Ming Novel Translation

Credit Weibo by 馨馨雨声

Note : Berhubung tidak mendapat ijin dari yang translate jadi ga ada deskripsi

Aku pernah mendengar ada orang yang berkata seperti ini, "Jika bahagia, waktu akan berlalu sangat cepat."

Kalimat ini terasa samar – samar di dalam ingatanku, aku tidak bisa mengingat siapa yang mengatakan ini, mungkin orang tua ku, atau seseorang yang kukenal di dalam hidupku, tetapi aku tidak  ingat sama sekali.

Ketika aku mendengar kalimat ini, aku tertawa lebar.

Aku tidak setuju dengan pernyataan ini, bagaimana waktu bisa berlalu begitu cepat, toh dalam satu hari sama – sama memiliki 24 jam.

Jadi, ini menjelaskan tidak peduli apapun yang terjadi, nilai dari waktu tetap tidak berubah.

Atau jika dilihat dari sudut pandang yang lain, sejak aku lahir dan hidup selama 40 tahun, aku mungkin selamanya tidak akan bahagia, bahkan sekali pun tidak pernah merasakan perasaan ini.

Tetapi sejak aku datang kemari dan tinggal bersamanya, aku tidak bisa tidak setuju dengan pernyataan ini.

Ketika bersamanya, aku merasa hidupku di penuhi dengan warna, juga merasakan perasaan yang selama ini tidak pernah kumiliki.

Awalnya di dalam hidupku semuanya abu – abu, tetapi dia membawaku ke dalam dunia yang kaya dengan warna, membuatku menyadari, sebenarnya, hidupku lebih berharga dari yang kupikirkan, meskipun di dalam hidup tidak ada kekasih atau teman yang akrab.

Tan adalah orang yang membuat hari-hari yang membosankan berlalu dengan cepat, membuatku lupa pada perasaan yang tidak menyenangkan, atau berhenti berpikir terlalu banyak, saat kusadari, waktu telah berlalu dengan cepat hingga tiba bulan Desember.

Aku hampir tidak menyadari sudah mendekati akhir tahun, sampai Tan menanyakan aku mau main kemana saat ke pantai nanti, aku baru sadar bulan Desember sudah hampir tiba.

Biasanya aku adalah orang yang hanya selalu ikut kemana saja, orang yang berpikir akan kemana itu adalah Tan.

Kali ini kebetulan aku ingin mengunjungi objek wisata, karena sehari sebelumnya aku membaca travel guide jadi ingin pergi.

"Aku ingin pergi ke Huahin." Aku mengatakannya dengan spontan, meskipun memandangi arloji karena kebiasaan, kemudian saat Tan menyalakan PC tanganku berhenti seketika.

"Sudah lama sekali, aku lihat P'Mes mengatakan sendiri." Tan berkata sambil melihat layar, "Kalau begitu sungguh ingin pergi?"

Aku tidak merasa aku sungguh ingin pergi, hanya saja kebetulan ide ini muncul di kepalaku, jadi aku menjawab dengan menyatakan setuju, "Um, sudah lama tidak kesana."

Tan tidak mengatakan apapun, tetapi duduk dengan tenang setelah menjatuhkan diri di kursi, setelah itu, kami juga tidak saling mengobrol lagi, di dalam rumah ini hanya terdengar suara mouse yang di click dan suara halaman buku yang di balik.

Aku membaca buku sejenak, dan menyadari 3 jam telah berlalu, aku hendak bangun, dan ingin pergi tidur, tetapi Tan tiba – tiba berkata dan menghentikan apa yang kulakukan.

"Besok pergi jalan – jalan apakah tidak terlalu terburu - buru?"

"Besok...?" aku mengangkat alis, mengulang ucapan Tan, untuk memastikan aku tidak salah dengar, besok apakah tidak terlalu cepat, aku belum mempersiapkan apapun, "Bukahkah Tan juga belum mempersiapkan koper?"

"Ga, aku sudah mempersiapkan sebuah koper, kapan saja ada waktu luang, tinggal membawanya dan langsung pergi." Aku langsung bengong begitu mendengar jawaban Tan, ketika Tan melihatku tidak menyatakan keberatan, ia dengan berkata dengan gembira. "Kalau begitu aku akan membooking kamar."

Bahasa Indonesia -  He Came To See Me  at Cheng Meng (Novel Translation) - ENDWhere stories live. Discover now