Infinity-(3)

4.5K 318 36
                                    

Mentari sudah menyapa lewat celah kelambu kamar,mengusik wajah si cantik yang masih setia terpejam di atas tempat tidurnya.

Belum ada tanda gadis itu ingin bangun.

Bantal dan kasur adalah paduan yang pas dan terfavorit baginya.

"Byun Baekhyun! bangun ! ibu sudah lelah membangunkanmu!" suara keras ibunya seketika membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Bagaimana jika nanti kau mendapat pasangan baekhyun! bangun sekarang sayang ! Mau ibu bawakan air ke kamarmu !" teriak ibunya lagi dari dapur.

Si manis turun dengan wajah yang begitu kusut,dengan rambut seperti orang gila,di tambah lagi cara berjalan yang persis seperti orang linglung.

" kenapa ibu masih suka berteriak !
Ibu tau orang yang suka berteriak dan marah- marah itu akan cepat mendekat dengan rumahnya di surga bu " cerocos mulutnya tanpa berfikir dulu.

"Sayang...., kau sedang mendoakan ibumu cepat mati ?"

"Ya ampun bu tidak sungguh ! Aku hanya ingin ibu berhenti berteriak di pagi hari yang cerah ini bu, apalagi di hari minggu libur ini ishh" rajuk gadis itu.

"Pergilah ke minimarket sekarang,belilah kebutuhan bulanan,karena semuanya hampir habis " ok.Ini berita buruk,haruskah ia keluar pagi ini ?

"Ayolah bu aku sedang malas berjalan,ibu tau aku sudah lelah berjalan setiap hari" rengut dirinya tidak terima.

"Itu sudah menjadi pekerjaanmu sayang " jawab ibunya santai.Kenapa itu membuatnya kesal ?


Ceklek....


Suara pintu terbuka membuat mereka seketika menggerakkan kepala guna melihat siapa dalangnya.

Dengan sedikit kasar seseorang masuk dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik.Mengerikan itu kata lebih tepat untuk pria paruh baya yang masuk kedalam rumah.Itulah ayahnya yang sekarang menjadi tukang mabuk dan pencandu berat narkoba.

Mereka berdua terdiam sesaat,setelahnya mereka melanjutkan kegiatan yang tadi sedikit tertunda.

Sudah biasa suasana ini terjadi,ia dan ibunya akan mengabaikan kedatangan orang itu.

"Kau sudah mendapat gajimu bulan ini " ini bukan untuknya,ia tau dan sungguh ia tidak ingin tau.Rasanya saat ini benar-benar memuakkan.

"Aku belum mendapatkanya "

"Berikan aku uang seadanya sekarang !"

"Kau.... !" ia melihat ibunya berteriak,ia takut jika kedua orang tuanya akan bertengkar.Ia hanya bisa menunduk,tuhan ? Bisakah waktu di putar kembali ?.

" kau,bisakah kau berhenti ? Disini ada anakmu,tidaklah kau malu dengan keadaanmu sekarang !? Aku mohon jangan seperti ini,pikirkan kami dan kita ".

" kau dan anak itu sekarang sudah bekerja,jadi sekarang aku yang meminta uang pada kalian " dirinya marah melihat ini tapi kenapa ? Kenapa ia tidak bisa ikut menenangkan ayahnya !? Kenapa ? Ayo keluarkan suaramu !! Rasanya saat ini ia ingin menangis.Ia ingin sekali membela ibunya tapi kenapa keberaniannya tidak ada sedikitpun.Rasanya ia seperti tidak berguna berada diantara kedua orangtuanya.

" kau memang sudah tidak waras " ibunya bersuara lagi.

" kau kepala kekuarga disini yang harus mencukupi kebutuhan kami ! Jadi berhentilah menjadi lelaki bajingan ! " ia tau ibunya sekarang sudah di ambang batas kesabaran.Apa yang harus ia lakukan ?

Dua orang berbeda jenis itu masih saja bertengkar tanpa menghiraukan keberadaaan dirinya.

Tanpa kedua orang itu sadari si cantik 'mereka' melenggang masuk dengan diam membisu.


Saat di dalam kamar pun dirinya hanya bisa menangis dengan diam.Jantungnya berdegub kencang karena mendengar orangtuanya masih saling menyalahkan.

Mungkin ini yang terjadi setiap ia tidak dirumah,ayahnya akan meminta uang padanya ibunya.

Ibunya juga bersifat keras, tidak takut akan sesuatu yang bukan kesalahannya.

Dia bukan pula wanita yang lemah terhadap seseorang,termasuk suaminya.

Dia tegas terhadap masalah apapun, tapi kenapa dirinya begitu pengecut ? Tidak bisa membantu memperbaiki keadaan orang tuanya.

Sejak saat itu ia menjadi takut untuk mendekati ayahnya,pria itu menjadi lebih gampang menggunakan tangannya untuk melakukan kekerasan.

" tuhan apa yang harus aku lakukan " dirinya hanya bisa memohon kepada yang kuasa,keberaniannya masih kecil saat ini.Sebenarnya ia sangat ingin menyadarkan ayahnya.Betapa dulu pria itu sangat menyayanginya dan ibunya di waktu kecil.
Namun kata itu hanya tertahan di lidah saja,kadang ia berfikir untuk kabur dari rumah ini.Karena kebencian terhadap dirinya sendiri dan ayahnya.Dan pula ia ingin membirkan ayahnya mati tanpa kepeduliannya sedikit pun.

'Dan ia mengerti sebenarnya anaknya kurang keberanian dan rasa percaya diri untuk ikut andil dalam masalah orang tuanya walaupun anakanya sudah dewasa'

"Masalah adalah bumbu dalam rumah tangga,jadi lebih baik jangan putus asa dan menyerah " ini mungkin yang hanya bisa ia tanamkan pada dirinya sendiri.Semoga tuhan memberikan kebaikan kepada mereka.

❤❤❤

Drettt...drttt---

Jongdae is calling.••••••

Suara ponselnya begitu mengganggu, dan itu benar-benar membuatnya marah sekarang.Kenapa harys ada yang mengusik acara istirahatnya di hari minggu seperti ini.

"Kenapa kau suka sekali merusak acara tidurku kim jongdae-ssi"

"Sabar dulu dude aku hanya ingin mengajakmu keluar"

" aku sedang tidak ingin keluar "

"Oh baiklah lanjutkan saja acara ritualmu itu" suara teriak dari sebrang.

Chanyeol tak peduli jika si muka kotak itu marah,yang penting rasa lelahnya terbayar dengan tidur sepajang hari apalagi sekarang tubuhnya terasa remuk.

Jika bukan karena perjalanan panjang itu,mungkin pria itu akan ikut serta.Dan untuk itu ia lebih baik tidur.

" tuan sarapan pagi sudah siap "

" tidak perlu,kalian makan saja aku tidak ingin di ganggu hari ini "

" baik "

INFINITY (CHANBAEK/GS)Where stories live. Discover now