Chapt 5

3.2K 292 9
                                    

AUTHOR POV

Cuaca pagi ini sangat cerah.Matahari sudah bersinar sangat terang. Padahal waktu masih menunjukkan pukul 6 pagi.

Terlihat seorang lelaki bergigi kelinci sedang menyantap sarapannya di Meja makan seorang diri.

Tap tap tap

Suara langkah kaki Seokjin yang menuruni tangga dengan seragam yang sudah terlihat rapi, berbeda dari hari-hari biasanya yang terlihat sedikit acak²an?

SeokJin mendudukkan dirinya di Kursi makan, tepat di depan sang adik.

"Pagi Jin Hyung," sapa Jungkook dengan senyuman yang menambah kesan imut tersendiri :)

"Pagi juga Jungkook," balas SeokJin dengan senyumannya yang ekhm, abaikan.

"Hyung, apa kau yakin ingin berangkat ke Sekolah? Apa benar-benar sudah merasa baikan?" tanya Jungkook dengan nada khawatir.

"Aku baik kook, lihatlah! Lagipula di Rumah sendiri sangat membosankan."

"Baiklah jika begitu, kalau merasa pusing jangan lupa hubungi aku."

"Neee uri dongsaeng." SeokJin tersenyum tipis menanggapi ucapan adiknya.

"Hyung, kau berangkat denganku ya?" aishh, jangan memasang wajah memelas seperti itu Kim Jungkook. Di sini ada hyungmu yang berusaha tidak memakan pipi tembammu.

"Tidak kook, Hyung akan bawa motor. Bukankah Hyung sudah bilang kalau Hyung sudah sehat.Kau lihat sendiri kan?" Seokjin tetaplah Seokjin.

"Setidaknya untuk hari ini saja hyung, turuti permintaanku." Sekali lagi, ucap Jungkook memelas.

"Kook, aku tidak mau kau dimarahi oleh kedua orang tuamu karena dekat denganku. Dan lagipula hari ini aku akan ke Rumah Suga terlebih dahulu. Kapan-kapan saja ya kita berangkat bersama."
.
.
.
Kelas SeokJin

(Masih AUTHOR POV)

Hari ini kelas SeokJin tidak jauh berbeda dari terakhir kali ia masuk ke kelas ini.

SeokJin mendudukkan tubuh itu di kursinya dan menyapa kedua sahabatnya yang berada tidak jauh dari tempanya.

"annyeong," sapa SeokJin dengan senyum mengembang, namun kedua sahabatnya itu tidak merespon sapaannya sama sekali, dan tentu itu membuat banyak pertanyaan yang timbul di Otaknya, apa kesalahannya.

"Hei, kalian tidak meridukanku hmm?" masih tidak ada respon dari keduanya. Seokjin menghela napas, dan

"kalian marah padaku? "

"Ayolah, kumohon jangan seperti ini."

"Apa aku melakukan kesalahan pada kalian?"

"Pikirlanlah sendiri SeokJin. Hyung " Okay, bahkan Hoseok menjawab dengan penuh penekanan disetiap katanya. Seokjin tau mereka sedang dalam mode mengambek.

"Hey, kalian benar-benar marah padaku?" tanya SeokJin lagi, untuk ke seribu kalinya.

"Baiklah, apa yang kalian mau untuk aku lakukan?"

"Aku tidak ingin kau pergi ke Bar lagi. Kau terlalu banyak minum hyung, itu tidak baik untuk organ tubuhmu. Bukankan kita sudah berjanji untuk pergi ke Bar selama 1 minggu sekali? Dan aku tau kalau kau sering pergi kesana sendiri. Aku mau kau menceritakan semua masalahmu pada kami. Dan terakhir, kau harus jadi kuat." Putus Namjoon

Seokjin menyesal? Tentu tidak. Sepertinya ia harus lebih banyak bersyukur.

"Berjanjilah hyung!" Seokjin menatap kedua sahabatnya.

"Aku tidak bisa berjanji untuk itu. Maaf." Seokjin menunduk, tidak mau 2 orang sahabatnya menatap mata penuh luka miliknya.

"Baiklah, kalau itu mau mu. Jangan harap untuk berbicara pada kami lagi" Balas Namjoon. Jangan lupakan tatapan tajam milik Namjoon.

"Baiklah-baiklah jika itu mau kalian. Sepertinya tidak ada pilihan lain untukku " SeokJin menyerah. Bagaimanapun, hanya mereka yang masih peduli dengannya.

"Gomawo Hyung "-balas Namjoon dan Hoseok dengan senyuman yang mengembang. Tak lupa Namjoon menepuk bahu SeokJin.
.
.
.
Kim's Huose

Sepi. Satu kata yang dapat menggambarkan keadaan Rumah mewah ini.
Tentu, bagaimana tidak? Nyonya Kim dan Tuan Kim yang pergi keluar kota untuk menjalankan bisnis. Kedua lelaki yang menyandang sebagai putra keluarga Kim sibuk dengan urusan masing-masing.

Hanya ada bibi Lee yang membersihkan Rumah mewah itu dan tentu dengan beberapa maid yang lainnya.
.
.

"Aku pulang~" Suara si bungsu, Jungkook dari pintu utama.

"Selamat datang kembali Tuan Muda. Mau bibi siapkan air hangat untuk mandi?"

"Tidak perlu bibi,"

"ah,bdimana SeokJin hyung? Apa SeokJin hyung belum pulang?"

"Jinnie sedang ada di Taman,mungkin suasana hatinya sedang buruk hari ini." Jelas Bibi Lee

"Baiklah bibi, kookie ke Kamar dulu." Ucap Jungkook lalu berjalan menaiki tangga yang lantai 2, menuju Kamarnya.
.
.
#Taman belakang Kediaman Kim

SEOKJIN POV

Terkadang hanya dengan melihat bintang saja bisa membuatku lupa akan semua masalah yang  terjadi. Sangat nyaman. Jumlah mereka yang sangat banyak benar-benar membuatku sedikit, iri.

Kurasakan angin dingin yang berhembus menerpa kulitku.
Menusuk sekali dinginnya malam ini.

"Hyung?"  suara dari arah belakang membuatku menoleh kearah sumber suara.

"kookie? Kenapa kau kesini hum? Disini dingin. Masuklah kedalam." Ucapku begitu melihat Jungkook yang datang hanya dengan memakai celana sebatas lutut dan kaos putih polos.

"Kalau begitu kau juga masuklah hyung, aku tak ingin kau sakit lagi. Barusaja kau sembuh."

"Aku masih nyaman seperti ini kook." Aku kembali menengadahkan kepalaku melihat langit berbintang seperti sebelumnya.

Dan tanpa kusadari, Jungkook sudah duduk di sebelahku lalu membaringkan tubuhnya di Taman berumput ini.

"Hyung, malam ini bintangnya banyak sekali y?" tanya Jungkook, aku menoleh kearahnya dengan posisiku yang sekarang sama sepertinya, berbaring di rerumputan.

"Aku ingin menjadi seperti bintang-bintang itu hyung," sambungnyan

"Wae?" wajah Jungkook yang diterpa membuat ketampanannya meningkat berkali lipat.

"Dia, memiliki banyak orang yang selalu berada disekitarnya."
Tentu aku sangat tau maksudnya. Itulah yang aku maksudkan sedari tadi.

"Lihatlah mereka hyung!" Jungkook menunjuk kearah ribuan bintang itu berada.

"Apakah pernah kau melihat mereka seorang diri? Tidak kan? Mereka selalu datang dan pergi bersama. Kurasa mereka tidak mengerti rasa kesepian."

"aku ingin hyung selalu disisiku,  dimanapun dan sampai kapanpun seperti bintang." Detik berikutnya ia menatapku, dan mata kamipun saling bertemu.

"Entahlah. Lagipula masih ada appa dan eommamu yang selalu menyayangimu. Pasti mereka akan selalu ada untukmu." aku tersenyum ke arahnya.

"Kau berbeda hyung. Tidak seperti mereka yang terkadang egois hyung, dan aku juga membenci mereka yang selalu membeda-bedakan kasih sayang pada kita hyung." Speechless.

"Kau tidak boleh membenci orang yang menyayangimu kook, apa kau tak tau jika mereka sangat menyayangimu?" balasku

"Aku selalu berfikir, sebenarnya apa yang membuat appa dan eomma bersikap seperti itu padamu hyung."
.
.
.
.
Halo sayangnya aku. Finally, comeback juga nih😅ada yang masih stay di book ini gk? Nggk y? Oke:)

Maafin deh y kalau udah jarang update T^T
Penuh sama ujian praktek dong.

Jangan lupa vote&comment nya aja y! Biar aku nya bahagia..
사랑해 친구 😘

Thanks and sorry for typo😊

[1] After Rain✔ [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang