08

2.6K 376 146
                                    

Mungkin Junkyu akan melewatkan sekolahnya, ia berniat bolos akan tetapi tak secuilpun niatnya dikabulkan. Ia harus ke Sekolah, karena ia membutuhkan jawaban dari segenap nonsens di Gangnam.

Hari Senin kembali menyapa. Seolah kegiatan yang akan dilakukannya adalah repetisi dari Senin sebelum-sebelumnya.

Dari sekian banyak hari, Junkyu bersyukur karena hari ini aktivitas luar sekolah menjadi salah satu pelajaran.

Junkyu tak menyukai Olahraga, namun penjaskes adalah salah satu hal yang patut disyukuri dimana ia bisa keluar menghirup udara bebas bukannya terkurung dalam pekatnya aroma buku dan ceramah guru-guru terpuji.

Setelah memakai seragam olahraganya, Junkyu dan teman kelas 3-1 nya menapaki lapangan Sekolah. Melakukan sedikit pemanasan yang di intruksikan oleh guru olahraganya. Sebelum akhirnya mereka memasuki materi basket yang membuat Junkyu berdengus malas.

Basket adalah keahliannya dan ia cukup sombong saat mendapati nilai sempurna karena semua lemparannya masuk begitu telak ke ring basket. Ia menjadi murid yang paling di incar untuk masuk tim ketika sparing antar kelas dilakukan, namun ace player tersebut menolak. Memilih duduk dibawah pohon berniat membolos namun atensinya kembali pada gadis itu, lagi.

Park Mio tengah berlari mengikuti teman kelas wanitanya yang berlari mengitari lapangan. Langkah kaki gadis itu terlihat begitu anomali, Junkyu cukup takjub saat mendapati Mio mampu mengejar teman wanitanya dengan langkah kaki tersebut.

Sudah hampir seminggu Junkyu berada disekolah ini, dan tak pernah satu kalipun ia melihat Mio dekat dengan teman wanitanya. Gadis itu seolah menutup dirinya begitu rapat. Namun begitu bodoh ketika ia mengerjakan semua tugas yang diberikan kepada murid lainnya. Junkyu begitu muak melihat gadis itu yang selalu pulang paling akhir karena ia lah yang melakukan piket kelas, gadis polos namun naif dengan tingkah inosen itu begitu putih dan Junkyu hanya mampu memerhatikannya dari jauh.

Begitu pula dengan segenap pertanyaan yang kembali muncul diotaknya.

Gadis sepolos dirinya tak kan mungkin menenggelamkan diri di dunia gelap yang selama ini Junkyu selami. Park Mio jelas gadis baik-baik. Mungkin malam itu otaknya sedang destruktif, maka ia berhalusinasi tentang Mio di track. Doyoung mungkin melakukan kesalahan. Moon jelas bukan codename Mio.

"!!"

Junkyu refleks berdiri ketika melihat gadis itu jatuh. Hal yang dikhawatirkan nya terjadi, gadis kikuk itu jatuh karena langkah kakinya sendiri.

"Brengsek, seharusnya kau tidak menganggu kami bermain basket."

"M-maaf, maafkan aku."

"Bola itu seharusnya masuk! gara-gara kau mengelilingi lapangan timku jadi tidak fokus."

Haruto yang diam saja, akhirnya mendengus, "Lain kali jangan berdiri seperti orang bego jika tidak mau kena bola." Lalu menghampiri Mio, memproyeksi darah yang keluar dari lutut dan memar di telapak tangan gadis itu akibat kerikil yang menusuk kulitnya.

"Maaf... aku tidak bermaksud seperti itu—maaf." Haruto menggelengkan wajahnya mendengar ucapan Mio, ia mengulurkan tangan, "Berdiri, aku antarkan ke UK—"

Grab

Kemudian semua diam.

Terkesiap menyadari Junkyu datang begitu tiba-tiba lalu mengangkat Mio, membopongnya setelah ia menyelipkan tangannya diantara kaki dan punggung Mio. Mereka semua diam ketika menyaksikan bagaimana Junkyu mengumpat seraya menatap satu persatu wajah mereka yang otomatis menunduk karena auranya begitu superior.

Baby I'am Yours! [JIKJIN-Kim Junkyu ]Where stories live. Discover now