Namanya Archer Mahendra, dosen Prodi Hubungan Internasional fakultas Sosial dan Hukum. Sosoknya tampan dan berwibawa yang menjadi buah bibir. Segala hal tentang Archer Mahendra selalu menjadi topik pembicaraan yang menarik, namun ada banyak informasi tentangnya yang sulit didapatkan. Salah satunya tentang ketiga putranya. Yang orang tahu hanya tentang putra keduanya yang saat ini berkuliah di kampus yang sama. Informasi yang minim membuat tak sedikit para wanita yang menyukai Archer Mahendra untuk mundur. Tapi tidak untuk Soraya, setidaknya sampai saat ini. Dia masih berusaha sekaligus mengharapkan sebuah keajaiban.
Lalu keajaiban itu muncul. Sebuah informasi penting dari Yosephine menumbuhkan sebuah asa. Ada secercah harapan yang diberikan Tuhan. Walau ia harus begadang di depan laptop demi mempersiapkan segalanya, ia rela. Demi sebuah kesempatan yang tak akan dilewatkan.
"Gimana, Ya? Persiapan udah matang kan untuk wawancara?" tanya Yosephine lewat sambungan telepon pagi itu disela-sela Aya mempersiapkan diri untuk hari pentingnya.
"Siap dong. Tapi aku masih bingung tentang sesuatu, Yos," jawab Aya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Soal?"
"Kenapa wawancaranya di rumah beliau ya? Kukira bakalan di kantor beliau loh."
"Ya bukannya malah bagus. Kamu kan jadi tahu letak rumahnya pak Archer. Udahlah sekarang fokus saja, supaya wawancara kamu nanti lancar. Ingat jangan sampai terlalu terpesona sama kegantengan pak Archer sampai membuat wawancara kamu berantakan. Ingat apa tujuanmu, Ya."
"Jadi istri pak Archer."
"Bukan, Soraya!!! Jadi asisten pribadi pak Archer."
"Iya itu pembukaan, jadi asisten dulu baru jadi istri."
"Dasar wong gendeng."
Aya hanya terkekeh menanggapi ucapan Yosephine, dia tak marah. Yosephine adalah informan terpercaya untuk masalah pak Archer. Info lowongan pekerjaan sebagai asisten pribadi pak Archer pun juga berasal darinya. Kata Yosephine, informasi itu adalah bantuan terakhirnya. Karena itulah Aya tak akan menyia-nyiakan kesempatan penting itu. Menjadi asisten pribadi pak Archer adalah kesempatan terbaik untuk semakin dekat dengan beliau.
Terlebih, kemungkinan besar pak Archer memang akan resign dalam waktu dekat sehingga membutuhkan asisten pribadi untuk pekerjaan barunya nanti.
Setelah menutup sambungan telepon, Aya segera bergegas menuju garasi, mengambil motor matic kesayangannya yang berwarna merah. Ia berpapasan dengan mamanya yang sedang menyirami tanaman di halaman depan.
"Hari ini ada interview, Ya?"
"Iya, Ma. Doain Aya ya, yang ini keterima," jawab Aya dengan senyum terkembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YANG KEDUA
RomanceSoraya memiliki sebuah cita-cita, cita-cita yang menurut sepupu-sepupunya adalah cita-cita gila dan paling tidak masuk akal. Apa itu? Menjadi istri Archer Mahendra, si dosen hot yang digilai para mahasiswi dan dosen wanita di kampusnya. mendapatkan...