CHAPTER 2

949 140 74
                                    

*masih di istana Shinjuku*

Begitu selesai berdebat dengan sang ayah, Samatoki bergegas ke halaman istana untuk menemui dua pengawal pribadinya yang setia (Jyuto dan Riou). Dua orang itu juga tengah menunggu pangerannya.

Samatoki: JYUTO! RIOU!

Riou: *lagi ngemil nyamuk bakar* Pangeran, anda sudah selesai berbicara dengan Yang Mulia?

Samatoki: YA! Ayah lagi-lagi menyuruhku mencari seorang istri!

Jyuto: *buru buru matiin hp abis nonton –piiip-**deketin Samatoki* Sepertinya yang dikatakan Yang Mulia benar, pangeran. Anda harus segera mencari calon istri.

Samatoki: Tapi siapa?! Aku tidak tertarik dengan satu orang pun di dunia ini!

Riou: Sebenarnya, anda ingin mencari calon istri yang seperti apa? Saya dan Jyuto akan mencarinya *deketin Samatoki*

Samatoki: Terserahlah! Pokoknya yang berasal dari negeri Ikebukuro, memiliki dua adik yang ngeselin, seorang wibu, dan berinisial I! *pergi*

Jyuto: ... wow.

*di rumah Ichiro*

Ramuda: *senyum manis sambil banting piring* Ichiwo sayang~ aku tidak mau sarapan ikan asin lagi~

Saburo: Ikan asin terus! Aku bosan ikan asin!

Jiro: *liat Ramuda* Mama, aku mau rendang~

Ramuda: *mengusap kepala kedua anak kandungnya* Baik baik, apapun keinginan kalian akan mama turuti *liat Ichiro* Ichiwo~ kami mau rendang~

Ichiro: *mau nangis* Baik, bu. Akan kubuatkan.

Ramuda: No no~ bukan begitu, Ichiwo~ aku tidak menyuruhmu membuatkan~

Ichiro: Lalu?

Ramuda: Hm~ rendang itu berasal dari Padang yang ada di Indonesia dan pasti jauh lebih enak jika dibeli langsung dari Padang~ *senyum manis* Jadi, sekarang Ichiwo HARUS ke Padang ya~

Ichiro: Aku-

Ramuda: Oh ya, jalan kaki saja. Biar Ichiwo tambah sehat~

Ichiro: Tapi-

Ramuda: Tidak ada penolakan *suara pria*

Ichiro: ... baik, bu *pergi*

Siapa sih yang tidak sedih diperlakukan seperti itu? Dengan perasaan merana, Ichiro pun pergi ke Padang berbekal doa "semoga supaya cepat mati" yang berasal dari sang ibu hingga tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari WA.

From: ibu laknat
Ichiwo jangan lupa ya harus balik lagi kesini dalam waktu satu jam dan rendangnya sudah harus tersedia~

BODO AMAT! Ichiro histeris. Dia sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Ia pun kabur ke tepi sungai Yokohama untuk sekedar menenangkan diri sekaligus menumpahkan air matanya. Namun alangkah terkejutnya ia ketika melihat ada seekor kuda putih tergeletak di atas batu tengah-tengah sungai. Ichiro pun tidak jadi menangis.

Ichiro: *batin* Apa itu? Kenapa ada kuda putih diatas sana? Apakah dia sudah mati?

Ichiro memutuskan untuk mendekati si kuda yang sedang garuk-garuk perut. Semakin didekati, semakin terlihat kalau ternyata yang ada di atas batu itu bukanlah seekor kuda, melainkan seorang pria berambut putih yang tengah tertidur.

Ichiro: *takjub* Woah ... ternyata dia manusia ...

Samatoki: *ngorok*

Ichiro: Mulutnya mangap. Aku jadi ingin memasukkan cacing ke dalam mulutnya.

Samatoki: Barusan kau bilang apa, bocah?

Ichiro: Eh?! Kau bangun?!

Si pria membuka matanya dan mendudukkan dirinya. Ia sedikit terpana melihat ada seorang cowok bertampang lumayan di dekatnya.

Samatoki: ... siapa kau?

Ichiro: A ... aku Ichiro. Berasal dari Ikebukuro, seorang wibu, dan punya dua adik.

Samatoki: *batin* Dia seperti tipe istri yang kuidamkan. Jangan-jangan, dia memang jodohku.

Ichiro: Kau sendiri siapa?

Samatoki: Aku Samatoki *nyalain rokok* Seorang pelaut.

Ichiro: Pelaut? Tadinya kupikir kau seorang gelandangan.

Samatoki: ... sedang apa kau disini?

Ichiro: *murung* Aku disuruh pergi ke Padang untuk membeli rendang dengan berjalan kaki dan dalam waktu satu jam aku sudah harus kembali ke rumah! *nangis* Aku sudah tidak tahu lagi siapa yang bego disini!

Samatoki: Kau yang bego karena mau-maunya disuruh sama orang bego.

Ichiro: Apa?

Samatoki: Siapa yang menyuruhmu?

Ichiro: ... ibuku.

Samatoki: Tiri?

Ichiro: *angguk* Ayahku sudah meninggal.

Samatoki: *batin* Hm ... sudah kuduga. Sepertinya dia dianiaya oleh ibunya. Ini mirip dengan kisah Cinderella, dongeng yang suka bunda bacakan sewaktu aku kecil. Aku jadi ingin segera menikahinya, tapi nanti cerita ini akan jadi cepat selesai dan kurang panjang.

Ichiro: Gruguuukk ... *perut bunyi*

Samatoki: ...

Ichiro: Hehe ... maaf. Aku belum makan daritadi malam. Sebaiknya aku harus segera pergi. Nanti ibuku semakin marah. Selamat ting-

Samatoki: *megang tangan Ichiro* Tunggu.

Ichiro: ?! //////

Samatoki: Di dekat sini ada kedai ayam bakar Pak Haji Mimin. Kau kutraktir *berdiri*

Ichiro: Eh?! Ti-tidak usah! Aku tidak mau merepotkan-

Samatoki: *kepeleset**nyebur sungai*

Ichiro: ... gue nggak kenal orang ini *pergi*

Bagaimana kelanjutan kisah cinta dari kedua insan ini?

TBC

CINDERELLA (ver HYPMIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang