Jalan-Jalan

3 0 0
                                    

23 April 2017

Akhir pekan kali ini, Diyah sudah berpesan akan menginap di kost-anku dan membawa 3 anak yang mau tes masuk S**N. Aku pun mengiyakan saja, daripada mereka bertiga terpisah-pisah. Sebelumnya Diyah memberitahu bahwa ia sampai di Jogja sekitar sore, sehingga aku tidak memberitahunya jika siang aku pergi ke lab.

Aku pulang dari lab sekitar jam 2, lalu aku membeli paket data terlebih dahulu sebelum ke kost untuk teman long weekend. Sebelumnya aku terlalu malas membeli paket data, karena aku memanfaatkan kuota free wifi di kampus, toh seharian aku pasti berada di kampus. Tiba di kost-an aku mengabari Diyah.

:: Yah, aku udah di kost nih. ::

Tiba-tiba masuk sebuah pesan.

:: Yus kamu dimana? Kita udah sampe nih. ::

Pesan ini rupanya dikirim jam 11 tadi dan baru masuk. Aku pun segera membalasnya.

:: Sori, tadi aku nge-lab. Kok udah nyampe. Katanya sore? Sekarang kalian di mana? ::

Pesanku tidak langsung dibalas. Aku pun melanjutkan saja mengerjakan urusanku.

Jam 4 baru masuk lagi pesan dari Diyah.

:: Kita lagi di GSP. ::

:: Ngapain kalian di sana? ::

Lagi-lagi pesanku tidak langsung mendapatkan balasan.

***

Setengah 5 mereka berempat pun sampai di kostku.

"Kalian ngapain eh di GSP? Ada acara?" Tanyaku segera.

"Buat solat sama nungguin balesanmu lah." Celetuk Diyah dengan muka masamnya.

"Ya ampun. Sori sori." Aku hanya bisa meminta maaf. Aku merasa sangat bersalah, karena secara tidak langsung aku seperti baru saja menelantarkan mereka.

***

Jadilah malam itu kamarku penuh dengan manusia. Usai Isya, aku dan Diyah keluar untuk mencari makan. Aku merekomendasikan sate 5 ribuan yang biasanya berhenti di pertigaan. Daripada ke burjo dekat kostan yang sekarang harganya naik semua. Nasi telur saja dari 5 ribu menjadi 7 ribu.

Kami berjalan menuju pertigaan. Bukannya penjual sate yang kami temui, tetapi malah bertemu Papi -panggilan bapak kost di tempatku-.

"Nyari apa?" Tanya Papi.

"Nyari sate, Pi." Jawabku

"Satenya udah ke cakruk belakang kalo jam segini." Jelas Papi.

"Oh ya udah, Pi. Kita kesana dulu. Permisi,Pi." Ucapku

"Ya." Balas Papi.

Kami pun berjalan ke kompleks belakang. Seperti biasa, ketika bersama Diyah, kami selalu saja saling bercerita di sepanjang jalan. Langkah kaki kami pun seakan masih kurang panjang untuk menyelesaikan obrolan kami. Obrolan yang lebih dari setengahnya adalah tidak penting sekali.

***

Karena posisi tidur yang tidak nyaman sama sekali, kami semua sudah terbangun sekitar jam 3. Adik Diyah dan kedua temannya sekaligus solat agar dimudahkan ujiannya. Jam 6, kami sudah siap berangkat. Sebelum pergi, kami menimbang-timbang antara mencari makan di sana atau membawa dari sini saja. Akhirnya kami memutuskan ke burjo untuk membeli makan. Kami meminta dibungkus agar bisa dimakan di sana. Tidak lama setelah membeli makan, pesanan taksi online kami sampai. Kami pun melaju menuju lokasi tes.

Kami sampai di lokasi yang sudah ramai dengan seragam hitam putih. Hal pertama yang kami lakukan adalah mencari spot untuk makan. Baru saja kami belok dari lorong, kami menemukan spot yang sesuai, ada meja dan kursi. Tampaknya tempat itu adalah semacam lobi, karena di sisi ruang berjajar papan pengumuman. Usai makan, aku dan Diyah pun mengantar adik-adik ke atas, ruangan tes mereka.

***

Sambil menunggu, kami berdua keluar saja tanpa ada tujuan yang pasti.

"Ini daerah mana sih, Yah?" Tanyaku

"Ini deket Stasiun Lempuyangan kok Yus." Jawabnya.

"Ya udah ke Pasar Lempuyangan aja yuk." Aku asal saja mengajak. Aku mengira jika kami berada di sebelah selatan Lempuyangan.

Kami keluar dari lokasi. Setelah menemui persimpangan, kami belok ke kanan. Di ujung jalan terlihat ramai sekali. Aku mengira itu adalah pasarnya. Kita pun asal masuk saja.

"Mana pasarnya?" celetukku.

Kami hanya terus saja masuk ke dalam. Kami melihat di sana ada tempat pemancingan. Semantara di sudut lainnya tampak ramai sekali. Kami pun tertarik mendatangi tempat ramai itu. Rupanya sedang ada pertunjukan kempo. Setelah mataku berkeliling, aku pun menemukan nama tempat itu. Ada sebuah tulisan besar bercetak 3D bertuliskan 'Embung Langensari'. Sementara di ujung ada spanduk bertuliskan 'Lomba Senam Maumere dalam Rangka Memeringati Hari Kartini Tingkat Kecamatan Gondokusuman'. Jadilah kami menghabiskan waktu dengan menonton lomba ibu-ibu itu. Salah satu hal yang menggelikan dalam acara itu yaitu, ada peserta seorang kakek lansia yang ikut serta dalam senam. Walaupun gerakannya banyak yang salah, tapi semangatnya luar biasa. Panitia pun menganugerahinya sebagai juara favorit.

Setelah menyaksikan 15 grup dan 5 grup finalis, kami memutuskan pergi ke stasiun untuk memesan tiket. Jalannya ternyata cukup jauh. Rupanya jalan yang kami lalui dari arah timur Lempuyangan. Pantas saja aku tidak menemukan pasar yang aku maksudkan.

"Mau balik kost dari sini atau balik lagi ke tkp?" Tanya Diyah usai mendapatkan tiket.

"Aku balik Yah, dari pada kamu keliatan jones gitu, haha." Balasku. Aku tidak akan tega membiarkan dia menyusuri jalan sejauh itu sendirian.

Kami istirahat barang sejenak di stasiun sebelum melanjutkan perjalanan. Setengah jam kemudian, kami pun kembali lagi ke lokasi tes dengan berjalan berdua.

***

Sampai di sana hampir setengah 12. Tidak lama kemudian adik-adik itu pun keluar dari ruangan. Sambil melepas lelah, untuk yang habis berjalan maupun yang baru saja ujian, kami solat di sana. Usai solat, Diyah memesan taksi online. Hampir 10 menitan tidak ada respon. Sementara tiket kereta yang dibeli tadi keberangkatan jam 1. Akhirnya kami semua berjalan kembali. Aku dan mereka berpisah di pertigaan, mereka ke arah stasiun, aku ke halte bus. Tidak habis pikir jika membayangkan menjadi Diyah. Sudah berapa langkah yang ia tempuh hari ini. Salah satu sosok yang menginspirasiku, tentang kegigihannya, tentang kesederhanaannya dan juga ke-low profile-annya.

Perjalanan kali ini, tentang sebuah kekompakan dan saling menopang dalam perjuangan menyongsong masa depan.

My JourneyWhere stories live. Discover now