Part 50

5.6K 461 25
                                    

Sore itu, Zayn sudah ada di Bali.

Kemarin sepulang dari Malioboro, Zayn dan Katya membereskan barang-barang mereka, lalu berangkat ke Bali pada pagi harinya. Sebenarnya mereka ingin berangkat malam-malam, tetapi sepertinya berangkat pagi lebih enak. Mereka akhirnya sampai di Bali kira-kira jam 2 siang. Sekarang jam 6 sore, dan Zayn sudah berada di Resort yang dipesannya.

Resort yang dipesan Zayn berupa sebuah rumah yang tidak terlalu besar tetapi bisa dikategorikan cukup mewah. Resortnya mempunyai kolam renang pribadi, dan letaknya juga tidak terlalu jauh dari pantai.

Udara sore itu cukup hangat. Zayn sekarang hanya sedang duduk-duduk di kursi panjang, memperhatikan Katya yang sedang duduk di pinggiran kolam sambil menyelupkan kedua kakinya. Zayn menahan godaan keras untuk mendorong Katya supaya cewek itu tercebur ke dalam kolam.

Beberapa saat kemudian Katya melihat ke arah Zayn lalu melambai-lambai, memberi isyarat kepada Zayn untuk menghampirinya. Zayn tanpa babibu langsung beranjak dari duduknya untuk menghampiri Katya.

“Ada apa?” tanyanya. Zayn duduk di sebelah Katya sembari menyelupkan kedua kakinya juga. Ternyata air kolam cukup dingin juga.

Katya menyeringai. “Aku mau berenang.”

“Oke,” kata Zayn. Zayn membuka kaus hitam yang dipakainya dan melemparnya tak jauh dari kolam renang, kemudian sesaat sebelum Zayn melepas boxernya, sebelah tangan Katya menahannya. Zayn menatap Katya dengan sebelah alis terangkat. “Apa?” tanyanya.

“Untuk apa kau buka boxer-mu?”

“Hanya ingin menunjukkan cara berenang yang paling asik,” Zayn mengangkat bahu. Zayn melepas boxernya, menyisakan hanya celana dalamnya saja. Zayn lalu langsung masuk ke dalam kolam, kemudian melepas celana dalamnya di dalam kolam dan melemparnya ke suatu tempat. “Nah, ayo berenang.”

Katya menatapnya. “Skinny dip?”

“Kau pasti belum pernah skinny dipping.”

Katya menggeleng. “Kau pernah?”

Zayn awalnya ragu apakah ia harus mengatakan yang sejujurnya atau tidak, tetapi toh tidak ada gunanya berbohong kepada Katya. “Pernah, beberapa kali,” jawab Zayn pada akhirnya. “Aku tentu tidak berenang sendirian, jadi jangan tanya lagi.”

“Wow.”

Zayn mengangkat bahu. “Ayo cepat turun.”

Katya akhirnya membuka kaus dan celana yang dikenakannya, menampakkan sebuah bikini warna peach yang cocok dipakainya. Ah, pakai bikini, gerutu Zayn dalam hati. Katya lalu berjalan ke pinggir kolam dan duduk dengan bagian lutut kebawah terendam air.

Zayn tersenyum kecil sebelum berenang ke arah Katya. Zayn memegang kedua lutut Katya saat ia mendongak untuk menatap cewek itu. “You look good in that suit,” gumam Zayn, membuat pipi Katya memerah. “But you’ll look better if you take them off.”

“Pervert.”

“Get used to that, Kat. I’m your husband.”

Katya menyeringai, kemudian ia mencium Zayn. “I should’ve said no,” gumamnya di sela-sela ciumannya. “Oh, I wish I said no.”

“You know that I don’t accept no.”

Zayn tersenyum kecil. Katya melingkarkan kakinya di pinggang Zayn serta tangannya di leher Zayn, jadi Zayn menarik Katya agar cewek itu masuk ke dalam kolam. This is gonna end up in bed. Damn.

***

Keesokan paginya, Zayn membangunkan Katya pagi-pagi sekali untuk melihat matahari terbit di pantai. Mereka jalan-jalan di pantai, menikmati semilir angin laut yang menyejukkan kira-kira sampai jam 8 pagi, kemudian sarapan di Cafe tak jauh dari pantai.

For You, I am.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang