Fatamorgana 18

2.8K 679 55
                                    

Adella salah tingkah, dia gelisah. Bagaimana tidak?! Raka mengurungnya dalam pelukan. Jangankan bangun, bergerak saja susah. Jelasnya jika Adella semakin berusaha untuk bangun, maka semakin kuat saja Raka memeluk tubuh Adella.

Akhirnya karena tidak ada jalan keluar, Adella menunggu Raka terlelap supaya dia bangun lelaki itu tidak merasakan pergerakannya. Lama menunggu akhirnya dengkuran halus itu pun keluar dari badan Raka. Adella membebaskan dirinya dengan pelan dan berhasil.

Adella meraih ponselnya di meja dan setelah tergapai, Adella segera menghubungi Clarissa. Ingin menanyakan keadaannya saat bersama Revan. Entah kenapa sedari tadi pikiran Adella merasa tidak enak. Seakan tahu hal buruk akan segera terjadi. Jika bukan untuknya, maka untuk Clarissa.

Setelah paham panggilannya diangkat, Adella segera bersuara. "Halo, Cla. Kau baik-baik saja? Apa saat ini kau bersama Revan? Di mana kau? Kau aman, kan? Clarissa, kenapa kau diam saja?" berondong Adella dengan berbagai pertanyaan pada Clarissa.

Sementara orang di sana diam saja hingga akhirnya bersuara. "Maaf, mungkin kau salah sambung. Ini ponsel kekasihku Adella. Bukan Cla atau siapapun itu!" jawab Revan sebab saat ini Clarissa tengah tidur di sisinya dan ada dalam pelukannya.

Adella gemetar karenanya. Bagaimana bisa yang mengangkat ponsel Clarissa adalah Revan. Adella gemetar juga merasa aneh. Setelah berpisah beberapa waktu lamanya, baru kali ini dia mendengar suara Revan. Orang yang dulu pernah sangat dicintai oleh Adella Kusuma.

Sementara Revan entah kenapa hatinya begitu nyaman saat mendengar suara Adella. Ada kebahagiaan di dalam hatinya. Akan tetapi Revan berusaha menepis perasaan tersebut. Karena baginya ... Adella saat ini ada di dalam pelukannya. Jadi merasa tidak mungkin jika dirinya merasa nyaman hanya karena panggilan atau suara dari wanita lain.

"Eh! Maaf ... sepertinya Anda benar. Saya salah sambung. Maafkan saya, Tuan Revan," ucap Della dan langsung mematikan sambungan teleponnya. "Astaga!" batinnya. Adella menatap jam di meja dan waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hati Adella semakin gelisah tak menentu.

"Kenapa Clarissa tidur dengan Revan? Apakah hubungan Revan dan Clarissa sudah baik-baik saja? Tapi kenapa Clarissa diam saja? Apakah dia nyaman menjadi diriku? Ya sudahlah, terpenting Cla sehat. Sementara soal Revan ... semoga dia bisa membahagiakan Clarissa. Biarlah meskipun aku pernah mencintai Revan. Asalkan Clarissa hidup bahagia dengan Revan aku rela dan akan mengalah. Mengalah untuk memberikan Revan pada Clarissa. Clarissa wanita yang baik. Seandainya Clarissa juga menginginkan Raka sekalipun! Aku juga akan dengan senang hati meninggalkan Raka untuk Clarissa. Semoga Raka juga menginginkan Clarissa. Aku tidak apa-apa. Kebahagiaan Clarissa adalah yang utama. Entah kenapa aku begitu sangat menyayanginya," gumam Adella sontak meneteskan air mata.

"Wanita cerdik sepertimu tidak pantas menangis, Nona," ucap seseorang mengagetkan lamunan Adella.

"Raka?! Kau sudah bangun rupanya?" gugup Adella salah tingkah.

"Sudah. Kenapa kau menangis, Anak manis?! Hem?! Apakah Clarissa menyuruhmu melakukan hal yang lebih aneh lagi?! Membunuhku atau membunuh Helena misalnya?" tajam dan dingin sikap Raka membuat Adella terdiam. Tubuhnya gemetar. Keringat dingin mulai datang dan membasahi badan Adella Kusuma. Kaki Adella juga terasa sangat lemas. Seakan sebuah batu tengah jatuh dan membuat berat di kepalanya.

"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti," cicit Adella gemetar bukan main. Tidak berani menatap muka Raka Atmaja.

"Kau Adella Kusuma, bukan? Sedangkan wanita yang saat ini ada bersama Revan atau mantan kekasihmu itu adalah Clarissa. Apakah aku benar?" tekan Raka membuat Adella semakin takut menghadapi kemarahan Raka. Juga bingung harus menjelaskan bagaimana?! Jika dicap buruk, selamanya orang tersebut akan mencap buruk dirinya dan Clarissa saat ini mungkin juga selamanya.

FATAMORGANA CINTA ( 21+ )Where stories live. Discover now