Balas [Tamat]

1K 149 52
                                    

"Dulu aku pernah punya kekasih."

Levi duduk menunggu. Pada semilir angin ia lantas bermonolog. Matanya menerawang. Jauh, jauh sekali, kemudian ia melihat sendu.

____________________________________________________________

Angin musim semi menghantam Maria.

Mewangi bunga dihempas angin hangat. Menjuru adil dalam pelosok-pelosok kota. Harumnya semerbak segar.

Musim dingin telah berakhir.

Adalah sesosok siluet dedaun yang menari. Dua meter dari objek bersangkutan, terdapat Eren Jaeger tengah memandang terawang, pepohon di tempat balas melambai dengan kepala hijau terayun.

Pohon ini setinggi dua kali ukuran manusia dewasa, atau satu setengah, entahlah. Ada satu batu tertancap di belakang batang, dan seperti seluruh daerah, tembok besar masih berdiri kokoh nun jauh di sana. Memenjarakan semuanya.

Opurtunis, ia mengambil tempat ternyaman; bawah pohon. Meniup-niup tanah sesekali barulah mendudukkan bokong lalu menyender.

Damai.

Ah. Sepoi-sepoinya adem.

Jikalau sekarang ada yang mengganggu pun akan ia usir jauh-jauh. Hush, hush, barangkali tengah dilanda sensitif bulanan, sebab semut lewat saja ia usir sekali tiup—kejam memang.

Minggu-minggu sebelumnya tiada yang namanya istirahat. Prajurit veteran sampai yang masih magang alias junior (yang sebagian cuma numpang nama di Pasukan Pengintai) semuanya sibuk. Yang ahli menelaah strategi, yang pimpinan rapat sana-sini, yang senior kurang ajar menyuruh bawahan ke sana-kemari.

Perang habis-habisan dalam waktu kurang lebih sehari semalam merenggut habis-habisan pula. Mereka berangkat dalam satu pasukan, pulang hanya berdelapan.

Hari-hari berikutnya mereka berani keluar dinding; titan musnah. Aman dalam perjalanan pulang-pergi, merasakan dinginnya lautan air asin biru membentang luas. Mereka tak akan pernah habis meski pedagang serakah mengambil keuntungan paling banyak sekalipun.

Yang tidak aman adalah pikiran Eren sendiri.

Ia jadi sering tertidur di mana pun; barak Pasukan Pengintai, ruang makan, perpustakaan Ketua Regu Hanji (yang Ya Tuhan, joroknya minta ampun!), sampai kamar mandi (padahal waktu itu sedang membalut sabun). Bermimpi aneh acak tetapi tak akan membekas di kemudian waktu membuka mata, tak jarang pula berhalusinasi. Apakah ini kebetulan? Mungkin saja dampak kelelahan dan pelampiasan stress tak terbendung dan hancur sekali retak.

Jean berpendapat, Eren overdosis obat penenang.

(Eren menyangkal diselingi umpatan.)

Terkadang, bermimpi memandang punggung Kapten Levi Ackerman yang bercahaya. Jauh meninggalkan dirinya. Sendirian kemudian ia melanjutkan hidup.

Apa ini sebuah tanda? Eren belum siap (sama sekali belum) jikalau mimpinya jadi nyata; Kapten, berjalan ke arah cahaya yang berpender emas kekuningan yang bikin buta, sementara punggungnya menjauh meninggalkan Eren sendirian. Meninggalkan dunia ini.

Yang kedua tak jarang pula membayang mimpi kebobolan dinding Maria beberapa tahun lalu.

Mimpi Ibu dikunyah semudah mematahkan ranting kayu. Darahnya berceceran terbang mengenai pipi, setelahnya ia spontan tersentak bangun mendengar ranting sungguhan diinjak tupai di atas pohon tempat bernaung.

Perang besar titan sudah berakhir.

*

"Eren."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reply [RivaEre]Where stories live. Discover now