Ch. 1

88 15 3
                                    

Sedari tadi, langit telah berubah menjadi gelap gulita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedari tadi, langit telah berubah menjadi gelap gulita. Taburan bintang kecil berwarna putih menghiasinya, membuat pemandangan terlihat indah. Suara ramai dari serangga malam memenuhi luar kerajaan. Seakan mereka tengah berpesta, seperti yang dilakukan Kerajaan Dysariel malam ini.

Suasana sangat menyenangkan bagi para tamu, terlebih pesta dansa yang sengaja diadakan oleh Ratu. Ia mengundang beberapa bangsawan dari Kerajaan Lietthea dan Dysariel.

Dari singgasana, Raja Farga dan Ratu Freida dapat melihat aula dipenuhi pasangan Waltz. Alunan musik biola yang dimainkan oleh para orkestra membuat tarian itu semakin melengkapi. Dua sudut aula yang dipenuhi oleh tamu membuat pesta ini terlihat menyenangkan.

"Bagaimana menurutmu, Farga?" tanya Ratu dengan senyum tipis. Menyentuh pergelangan tangan Raja Farga yang berada di samping kursi.

Lelaki itu menolehkan kepala. Mendapat sentuhan hangat dari ratu, lantas ia menggeleng ringan sebagai jawaban.

Alis Ratu menekuk. "Tidak menyenangkan, ya?"

"Eh, bukan begitu. Maksudku, ini menyenangkan sekali," jelas Raja Farga, "mu-mungkin lebih menyenangkan jika kamu ikut berdansa."

Tangannya terulur pada Ratu Freida, menimbulkan semburat merah muncul di pipi. Bibir wanita itu pun tersenyum dan menerima uluran tangan. "Dengan senang hati."

Kemudian Raja Farga dan Ratu Freida mengangkat tubuh bersama. Mulai melangkah menuju aula yang telah dipenuhi banyak tamu berdansa. Mereka turut bergabung bersama para penari.

Di tengah langkahnya, kepalanya menoleh ke arah singgasana. Memandang putranya, Zeta, yang masih duduk di sana. Langkahnya terhenti pada salah satu letak, sementara satu tangannya tengah digenggam erat.

"Zeta, mari berdansa!" ajak wanita itu seraya melambaikan tangan.

Lelaki itu tidak menjawab. Hanya memberi ekspresi tidak suka pada Ratu Freida, ibunda pangeran. Kedua pipi membelinting, menambah kesan ekspresi tersebut.

Hela napas keluar melalui mulut. "Anak itu ... ia jelas tidak mau ikut," gumam Raja Farga.

"Apa karena tidak suka Waltz?" tanya Ratu Freida.

Raja hanya mengedikan bahu. Ia memaksa tangan dan tubuh ratu untuk pergi. "Sudahlah, biarkan saja Zeta di sana."

Ratu hanya mengangguk pelan, lalu turut mengikuti langkah. Meninggalkan Zeta sendiri di singgasana, dan menerima berdansa dengan rajanya.

Setelah kedua orangtua Zeta pergi dari sisinya, Zeta baru mengangkat tubuhnya dan menuju ke lantai dua. Di sana ia mengharapkan ada udara segar yang bisa meringankan tubuhnya kembali. Namun, rasanya sulit sekali memandang pasangan di bawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Million Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang