#2 I'm Loki...

336 63 17
                                    

Aku berlalu melewati jalan setapak dan melalui rumah-rumah yang disusun berderet-deret.

Aku mulai berjalan normal saat sampai di kawasan pasar. Tentu dengan banyaknya orang berlalu lalang aku tidak bisa berlari dengan leluasa, belum lagi benda-benda yang mereka jejerkan di sekitar jalan, membuatku harus pintar memilah jalan agar tak terjebak.

Ada banyak sekali orang mengenakan atribut hijau dan tak sekali atau dua kali aku mendengar mereka meneriaki nama Hulk sepenjang jalan.

Semenjak kedatangannya ke tanah Sakaar dua tahun lalu. Hulk menjadi petarung gladiator favorit masyarakat, juga favoritnya Grandmaster karena dia sangat kuat. Ya dengan badan sebesar itu secara harafiah dan otot-otot yang membengkak di sekujur tubuhnya--bahkan lawan yang baru memasuki arena akan dibuatnya gentar.

Oh lihat itu! Mereka bahkan membuat balon raksasa yang menyerupai Hulk.

Semakin jauh aku masuk ke dalam pasar fans nya Hulk semakin berkurang. Digantikan oleh orang-orang yang menjual barang-barang ilegal.

Aku bahkan tak tahu apa yang mereka jual--entah itu ronsokan ataupun sampah antariksa yang mereka temukan.

Dan semakin dalam aku masuk orang-orang dan penjual berwajah ramah menghilang.

Ini kawasan pasar yang menjual berbagaimacam senjata, amunisi dan hal-hal lainnya. Semua jenis senjata ada disana mulai dari belati yang berukuran kecil--hingga sebuah gada raksasa yang ukurannya tiga kali badanku.

Semua terjejer dan tak sedikit orang-orang mabuk mondar-mandir disana sini. Setelah sampai dikawasan ini, itu artinya kawasan kumuh tak jauh lagi--mungkin hanya beberapa meter lagi dan aku akan sampai.

Semoga saja tidak ada bajingan mabuk yang memergokiku. Aku menatap lurus kedepan

"Hai tuan putri, mau kemana?"

Aku membalik tubuh secara cepat. Itu pasti dia! Batinku dan aku menjerit dalam diam.

Seulas senyum lebar yang dibuat-buat tertoreh di bibirku.
"Oh hai..." Aku meletakkan kedua tangan di pinggang, berusaha kelihatan tidak mencurigakan--oh astaga seolah aku melakukan tidak kejahatan. "Hanya jalan-jalan di pasar." Tentu, orang itu tak boleh tahu apa tujuanku sebenarnya, atau dia akan bertanding untuk lebih dulu menemukan benda jatuh itu--dia tidak akan peduli dengan statusku asalkan dia mendapat uang dan pasokan minuman.

Wanita itu mengangguk, tangannya yang memegang botol minuman setengah habis bermain disekitar cadarku.

"Samaran yang...jelek!" Ucapnya, dan untung saja dia tidak bertanya kenapa aku berkeliaran di kawasan seperti ini--untuk orang seperti dia kurasa itu wajar saja. Tapi putri yang hidupnya begitu terkekang?

"Dimana dayangmu?"

"Mereka? Oh ya mereka sedang mencarikanku sesuatu," Oh itu dia, ide cemerlang baru saja terlintas dipikiranku. "Tapi mereka tak kunjung kembali, dayang-dayang bodoh..."

"Ya mereka memang sedikit bodoh."

"Apa kau bisa membantuku? Aku akan mengupahmu jika bisa menemukan barang yang ku cari."

"Apa itu tuan putri?"

"Bola mata!" Oh astaga--apa lagi barang yang paling susah dicari? Dan apa itu yang kusebutkan--bola mata?

Dia mengerutkan dahi dan mengulang ucapanku.
"Bola mata apa kau yakin?"

"Ya...aku--untuk boneka ku! Ya dia kehilangan mata."

"Hemm..." Dia mengangguk-angguk.
"Aku akan mencarikannya, dan apa warna yang kau inginkan?"

"Terserah saja--yang penting bisa kau temukan dan oh, jangan mencongkel mata orang sembarangan! Kau harus mendapatkan itu dengan jujur."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 06, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Loki or Lowkey?Where stories live. Discover now