Bab 1 (Laki-laki Bernama LuKong)

892 103 20
                                    

Haloha...
Ini cerita keempat Tachan, setelah Changyi, Qibo, dan Cixin.
Maaf karena sudah berani membuat yang lain, padahal Changyi dan Qibo masih belum terselesaikan.
Sangat disayangkan, kalau Tachan tidak menulis ini hingga terlupakan.

Tachan harap, ada yang mencintai Lukong juga.
Lalu...
Langsung saja!
3
2
1
Cekidot!


Hari itu, udara sangat panas menyengat.

Lukong dan juga kawan-kawannya, tampak sedang duduk di pinggiran sembari menyaksikan pertandingan basket di lapangan kampus siang itu.

Meskipun cuaca begitu panas, para anak perempuan tampak tidak terpengaruh saat mereka sibuk meneriakkan nama pemain basket untuk menyemangati mereka.

Padahal para anak laki-laki tampan, hanya bermain biasa bersama-sama.

Suara mereka begitu riuh. Salah satu anak perempuan, bahkan tampak menyeramkan saat ia berteriak histeris seperti orang gila.

"Kyaaa... Chen YuYan sangat tampan! Chen YuYan! Aku mencintaimu!"

"Chen YuYan! Aku rela mati untukmu!"

"Chen YuYan! Aku ingin menikah denganmu!"

"Chen YuYan! Tidurlah denganku!"

"Chen YuYan! Cium aku!"

Teriakan-teriakan itu, saling bersahutan.

"Cih! Mereka itu sudah gila? Apakah gadis-gadis di kampus ini, sudah tidak memiliki harga diri lagi?" salah satu teman sejurusan Lukong yang bernama Kangjian, berkomentar di sampingnya.

"Kyaaaa!!! Qing dan Qiang juga tampan!!! Kyaaa!!! Semangat!!!" omelan Kangjian, terkubur teriakan massa.

"Anak-anak orang kaya itu begitu sombong. Mereka menganggap diri mereka hebat, hanya karena mereka memiliki kekayaan orang tua dan juga wajah tampan. Kau lihat saja tingkah mereka saat ini, mereka baru saja menjadi anggota kampus ini, namun sudah bersikap seperti mereka adalah pemiliknya." teman sejurusan Lukong yang lain, menambahkan.

Lukong hanya meneruskan membaca buku di tangannya, sembari dengan santai memainkan lolipop di mulutnya.

"Lukong! Kau tidak merasa kesal pada mereka? Kau lihatlah pacarmu di sebelah sana?" Dewu menunjuk seorang gadis cantik yang berdiri di sudut lapangan. "Dia bahkan ikut-ikutan menyoraki mereka. Kau tidak takut, pacarmu juga akan direbut oleh mereka?" Dewu yang duduk di sebelah Lukong, tampak menyikut Lukong untuk mencuri perhatiannya dari komik percintaan yang dibacanya.

Lukong mengalihkan perhatiannya ke arah MingMei, pacarnya saat ini. "Memangnya apa yang kau ingin aku lakukan?" Lukong bertanya.

"Bukankah kau pernah memegang sabuk hitam di masa sekolahmu dulu? Kau pasti sangat hebat, untuk menghajar seseorang. Maksud kami adalah, beri saja anak-anak baru itu sebuah pelajaran agar tidak bersikap sombong lagi di hadapanmu." Dewu berkata.

Lukong mengibaskan tangannya dengan santai. "Meski reputasiku terdengar sering berkelahi. Tapi aku bukanlah tipe pria, yang memukuli orang sembarangan. Selama mereka tidak melewati batas yang aku buat, aku tidak akan menyentuh siapapun. Lagi pula, mereka juga belum ada yang merebut MingMei. Memukul mereka secara acak, hanya akan membuatku seperti pria yang cemburu pada kelebihan orang lain."

SUN LUKONG FALLS IN LOVE WITH HIMWhere stories live. Discover now