24. Perkara mobil

3.1K 120 5
                                    

Pagi ini sangat cerah. Setelah melaksanakan solat subuh dan membantu Mamah memasak sarapan di dapur. Aku berniat bersantai di kamarku sambil membaca novel. Sampai teriakan Mamah menghancurkan segala rencana ku

"Keisha..." Mamah berteriak dari lantai bawah. Aku segera menghampiri Mamah. "Ada apa sih Mamahku yang cantik? Pagi-pagi udah teriak-teriak?"

"Bisa bantuin Mamah, gak?"

"Bantuin apa, Mah?"

"Tolong siramin tanaman-tanaman Mamah dong" Aku menepuk jidatku. Kupikir masalah serius sampai Mamah berteriak seperti itu. Mamah memang sangat menyukai tanaman. Mamah selalu meluangkan waktu untuk merawat tanaman-tanaman nya itu.

"Keisha pikir ada apa. Siap laksanakan!"

Setelah itu Aku berjalan menuju kebun kesayangan Mamah. Aku mengambil selang yang tersedia di kebun itu dan mulai menyirami tanaman-tanaman milik Mamah

Ketika Aku sedang menyirami bunga mawar, tanpa sadar Aku melihat ke arah garasi dan terkejut karena tidak melihat mobilku terparkir di dalamnya. Sontak Aku melepaskan selang itu dan segera mematikan kran airnya sebelum berlari ke dalam rumah.

"Mamaaaaaahhh..." Aku berlari ke dalam rumah. Mengejutkan Mamah yang sedang menonton televisi. "Ada apa sih? Mamah sampai kaget tau gak? Mau Mamah jantungan ya?"

"Itu Mah...itu.."

"Apa sih? Itu..itu. itu apa?"

"Mobil Keisha gak ada digarasi, Mah. Keisha harus lapor polisi" Aku segera berlari menaiki tangga untuk mengambil ponselku. Saat berada di bagian tengah tangga. Suara Mamah menginterupsi langkahku.

"Mamah sedih banget punya anak pikun" Aku menatap ke arah Mamah. Maksudnya?

"Maksud Mamah?" Mamah mengelus dadanya serasa mengucapkan istighfar. "Kan Kamu sendiri yang bilang kalau mobil Kamu lagi ada di bengkel. Gimana toh?"

Setelah Mamah mengatakan hal itu. Ingatan tentang semalam seperti menamparku. Kenapa Aku bisa lupa? Barangkali karena banyak dosa, Aku sampai jadi pelupa seperti ini. Aku terduduk di tangga seraya beristighfar berkali kali.

Kemudian Aku tersenyum kikuk kepada Mamah. Merasa malu karena sudah bertingkah konyol seperti tadi. "Hehehe Keisha minta maaf ya, Mah. Abisnya Keisha panik pas liat ke garasi terus gak ada mobil"

"Ckckck Kamu ini. Udah selesai nyiramin tanamannya?" Tanya Mamah. Aku menggeleng. Karena panik, Aku sampai melepaskan selang begitu saja.

"Yaudah sana lanjutin. Pamali perawan kerja setengah-setengah begitu" Aku turun dari tangga dan membuat gerakan hormat.

"Siap komandan!"

Aku pun kembali ke kebun dan menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai.

🥀🥀🥀

Hari sudah siang ketika Aku berniat menelpon dokter Tristan untuk menanyakan mobilku. Aku ingin mengambilnya kalau sudah selesai. Aku memegang ponselku dengan bimbang. Bingung ingin menghubunginya atau tidak.

Ah hubungi aja. Lagian kan Aku mau nanyain soal mobil. Iya, telpon aja. Semoga Aku gak ganggu Dia kerja. Mencari namanya dikontak ponselku dan menekan ikon telepon.

Pada dering kedua, panggilanku akhirnya dijawab. "Assalamualaikum, dok"

"Waalaikumsallam"

"Eumm anuu.. Saya mau nanyain soal mobil Saya, dok. Kira-kira udah selesai belum ya? Soalnya mau Saya ambil"

"Tadi Saya sudah telepon orangnya. Katanya belum selesai. Kemungkinan nanti sore"

TristanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang