Tujuh [Sudah Direvisi]

2.3K 456 358
                                    

Author POV

Raon masuk ke salah satu cafe, menuju toilet lalu keluar lagi setelah berganti pakaian dan memakai topi. Dia terpaksa meninggalkan motornya di depan cafe itu karena menyadari ada dua orang yang membuntutinya sejak tadi.

Yang satu Eunjin, satunya lagi Raon yakin orang suruhan Hyunsuk. Dengan berpenampilan jauh berbeda dari biasanya, Raon berhasil mengelabui mereka dan segera naik taksi untuk menuju tempatnya bekerja.

Begitu sampai di depan tempat hiburan malam di mana dirinya bekerja paruh waktu sejak berbulan-bulan lalu, Raon terkejut mendapati tiga orang laki-laki berdiri menunggunya.

"Choi Raon, tumben terlambat."

Satu dari tiga laki-laki yang menunggunya bersuara.

"Tadi ... ada urusan dulu," jawab Raon dengan wajah tertunduk.

"Gua butuh sisa uangnya sekarang!" Laki-laki tadi bersuara lagi. Tanpa basa basi, dia langsung ke intinya.

Raon panik dibuatnya, "ke-kenapa tiba-tiba? Selama ini kan saya selalu bayar sesuai kesepakatan setiap bulannya."

"Tapi gua butuh sisa uangnya secepat mungkin! Gua gak bisa nunggu selama berbulan-bulan lagi. Lo bawa uangnya besok. Gua gak mau tau gimanapun caranya."

"Tapi ...."

"Apa perlu gua cari tau siapa orang tua lo dan laporin perbuatan lo ke mereka?"

Raon menggeleng panik. "Jangan!"

"Oke, kalau gitu besok malem gua bakal datang ke sini buat ambil uangnya."

Raon tertunduk lesu waktu laki-laki tadi dan dua kawannya menjauh dari hadapannya dan masuk ke dalam mobil sport berwarna merah.

"Lo yakin dia bakal bawa duitnya besok?" tanya salah satu laki-laki di dalam mobil.

"Gua sih gak yakin. Kalau segampang itu bagi dia untuk pake uang pribadinya, ngapain dia harus kerja paruh waktu di tempat ini selama berbulan-bulan? Padahal uang yang kita minta pasti gak seberapa buat bocah tajir kaya dia." Laki-laki lainnya ikut bersuara.

Sementara laki-laki yang tadi bicara pada Raon terlihat menyeringai. "Tu bocah memang gak bisa ditebak. Tapi gua yakin, dia takut nama baik Papanya sebagai CEO perusahaan hiburan ternama di negeri ini tercoreng. Dia pasti kasih kita uangnya besok."

Karena permintaan mereka yang tiba-tiba, Raon terbebani sampai tak bisa bekerja dengan baik hari ini.

Ditambah lagi, waktu pulang ke rumah pintu telah dikunci. Kemarin-kemarin Raon masih lolos dari ancaman Hyunsuk, tapi kali ini Hyunsuk pulang lebih cepat darinya.

Waktu telah lewat dari pukul 9 malam. Karena itu pintu telah terkunci—sesuai ucapan Hyunsuk waktu itu.

Ketimbang harus mengetuk pintu dan memohon agar dibiarkan masuk, Raon lebih memilih untuk berbalik dan melangkah pergi.

Lewat kaca jendela, Hyunsuk menghela nafas menatap kepergiannya.

"Apa nggak sebaiknya diikuti saja, Den? Kira-kira Den Raon akan pergi ke mana selarut ini? Bibi khawatir sesuatu yang buruk terjadi sama dia."

Hyunsuk segera mengambil kunci mobilnya setelah mendengar saran dari Bibi Hwang. Untungnya Raon belum jauh. Hyunsuk mengikutinya tak jauh di belakang.

Karena pikirannya terbebani soal uang, Raon sampai tak menyadari bahwa Hyunsuk membuntutinya.

Hyunsuk terkejut waktu menyadari ke arah mana Raon pergi. Sama sekali tak terpikirkan oleh Hyunsuk bahwa Raon akan menuju ke kediaman keluarga Chaeri.

Setelah Raon masuk, Hyunsuk turun dari mobilnya. Menatap ke dalam rumah tempat Chaeri dan mendiang keluarnya tinggali dulu, yang sudah cukup lama tak pernah dirinya kunjungi.

Decision || Choi Hyunsuk✔Where stories live. Discover now