#3. Ada Apa Dengan Big Hero?

41.5K 3.3K 85
                                    

Hari minggu yang membosankan ini, seharusnya gue manfaatkan untuk membenamkan diri di dalam selimut seharian tanpa takut ada yang mengganggu dan merusak rencana hibernasi gue. Kalau hanya mendung sih tidak menjadi masalah, tapi kalau sudah menyangkut Big Hero walahdalah... Buyar sudah rencana gue untuk hibernasi seharian penuh dihari minggu ini.

Ada angin tetapi tidak ada petir, tiba-tiba Big Hero menelpon gue dipagi hari yang cerah ini. Disaat gue masih bergelut dengan selimut, Big Hero datang dengan notifikasi yang cukup mengganggu waktu istirahat gue, tapi karena beliau bos gue jadi mau tidak mau akhirnya gue mengangkat panggilannya.

Saat gue mengangkat panggilan telepon dari Big Hero, beliau mulai mengutarakan maksud dan tujuannya yaitu meminta gue untuk datang ke apartemen Heru Mahameru Land. Otomatis kantuk gue hilang seketika dan berganti menjadi ketakutan yang amat waspada.

Ada apa ini?.

Kalau yang mengajak gue ketemuan itu masih muda dan tampan tentunya tidak masalah, pasti gue langsung dandan yang cantik dan merelakan waktu hibernasi demi bisa diajak ketemuan si doi. Beda cerita kalau yang mengajak ketemuan itu Big Hero, yang sudah jelas dan pasti punya anak dan istri. Gue nggak tahu harus bagaimana, karena pastinya gue dalam bahaya atau malah waspada tingkat dewa. Bukannya mau su'udzon sama Big Hero ya, cuma menurut gosip yang beredar di kantor, Big Hero itu cukup aneh dan tidak mudah ditebak, takutnya gue dijadikan ani-ani Senopati. Kan gawat.

Amit-amit pokoknya.

Dengan kemalasan tingkat dewi, akhirnya gue meyakinkan diri bahwa Big Hero tidak akan melakukan hal yang macam-macam. Kalau tidak yakin, tidak akan mungkin sekarang ini gue sudah duduk cantik sambil menikmati secangkir teh hangat dan seporsi pie cokelat seraya menunggu kedatangan Big Hero, yang katanya lima menit lagi akan sampai.

Dan benar saja, lima menit lebih dua puluh detik Big Hero baru muncul dihadapan gue dengan mengenakan pekaian olahraga.

Si bos olahraga? Hahaha... tidak yakin gue bahwa perut buncitnya akan menjadi sixpack layaknya model-model produk susu pertumbuhan masa otot.

"Kamu kenapa cengengesan tidak jelas begitu, Meh?" tanya Big Hero heran, rupanya beliau sadar kalau gue sedang menertawakannya. Mohon maaf ya, bos.

"Ti... tidak kok, Pak." Gue harus coba mengalihkan pembicaraan. "Kalau boleh tahu, kenapa Bapak mengajak saya ketemuan di sini? Ada masalah dengan kantor, Pak? Atau saya punya salah sama Bapak ya?"

"Ini masalah pribadi, Meh."

Wah, kok gue jadi deg-degan ya. Apa jangan-jangan Big Hero akan menjadikan gue istri kedua?.

Astagfirullah Sita!!!

Ngomong apa sih, ngaco aja.

"Jadi begini, saya ingin minta tolong sama kamu, Meh. Bisa?" sambungnya lagi dengan serius.

"Minta tolong apa Pak?" tanya gue heran.

Ada jeda cukup lama sebelum Big Hero melanjutkan pembicaraannya. "Saya ini sudah ingin rehat dari dunia kerja, Meh. Ingin lebih menikmati waktu bersama keluarga dan mengistirahatkan tubuh saya yang sudah mulai lelah dan renta ini. Sebenarnya, saya ingin anak saya yang meneruskan perusahaan properti yang sudah saya bangun dari nol ini. Tapi sayangnya anak saya hanya satu, dan dia juga sudah memiliki pekerjaan tetap yang sangat mustahil dia tinggalkan. Tapi saya yakin, kamu pasti bisa membujuk anak saya agar mau meneruskan perusahaan properti saya, Meh." kata beliau tanpa basa-basi.

"Ha? Maksudnya apa ya, Pak? Terus apa hubungannya sama saya, Pak?" gue terkejut bukan main dengan apa yang baru saja Big Hero katakan. Maksudnya apaan coba, kenapa harus gue?

Mas GenWhere stories live. Discover now