Sudah lima hari aku dan Lizzy terombang-ambing di dalam kereta kuda, akhirnya sebentar lagi kami sampai di sebuah kota besar terdekat dari Bolicus—menurut kusir kereta kuda. Tak ada masalah yang berarti selama perjalanan kami ini, mungkin hanya sekedar serangan monster bintang satu atau dua dan beberapa kelompok bandit lemah sekali dua kali.
Kelompok bandit di sekitar kota Bolicus memanglah hal yang wajar mengingat kabar adanya pembantaian organisasi Black Rust yang mencari gara-gara di kota.
Karena tidak berani tinggal di dalam kota, mereka pergi dan mendiami area luar Bolicus sebagai bandit dan perampok—tentu saja, mereka itu kriminal. Terutama kabar mengenai Gremor Scavancy yang merupakan kesatria tingkat Grand Chariot sedang berada di sana, tentu mereka takkan berani menyentuh Bolicus.
Kusir kereta kuda sempat ketakutan akan kehadiran monster-monster bintang satu atau dua dan para bandit yang datang, tapi semuanya diatasi oleh Lizzy dengan mudah.
Berhubung ia memang setingkat petualang tingkat Bronze, tak heran jika ia berhasil membereskan masalah-masalah semacam itu. Bersama Lizzy yang merupakan heroine overpower, aku tak perlu turun tangan menghadapi mereka.
"Tuan muda Reveland, kita sampai di kota Fedalion."
Kusir kereta kuda memberitahu bahwa perjalanan akan segera berakhir. Aku dan Lizzy menjulurkan kepala keluar dari jendela kereta kuda untuk melihat ke arah depan. Biar kuberitahu, kereta kuda ini adalah kereta kuda kelas satu yang sering digunakan para bangsawan berpergian seharga 5.000 Geld sampai di kota terdekat dari Bolicus.
Di depan terpampang tembok beton setinggi kira-kira 10 meter mengelilingi kota dengan sebuah gerbang menjulang lima meter ke atas. Di gerbangnya terdapat beberapa orang berzirah besi dan membawa senjata, kelihatannya mereka adalah penjaga.
Fedalion merupakan satu-satunya kota besar yang paling dekat dengan Bolicus, aku mengetahuinya dari peta. Meskipun demikian, perjalanan memakai kereta kuda saja memakan waktu sekitar lima hari—bahkan ini kereta kuda kelas atas. Jika perjalanan ke kota sebelah saja memakan waktu selama ini, bagaimana dari ujung benua ke ujung benua?
Ah lupakan, akan sangat lama jika aku harus menunggunya. Aku bisa mati kebosanan sebelum sampai tujuan.
Ketika sampai di gerbang, sang kusir memperlihatkan semacam kalung batu putih bulat yang bertuliskan sesuatu di sana. Aku tak bisa membacanya karena terlalu kecil. Sebenarnya kalau aku mau, aku bisa menggunakan [Vision]—sihir orisinalku yang menggunakan [Body Reinforcement] untuk memperkuat mata—sehingga dapat membaca tulisan kecil dari sini, tapi aku tidak ingin melakukannya.
"Apa yang ada di dalam kereta ini bangsawan?"
"Ah tidak, hanya sepasang anak muda terkaya di kota asalnya."
'Terkaya' kepalamu! Sejak kapan ada pandangan seperti itu terhadapku!? Memang aku cukup kaya dengan kekayaanku yang sekarang jika dibandingkan penduduk kota Bolicus, tapi aku bukan terkaya! Masih ada Gremor Scavancy dan keluarga Boris, kutil badak! Mau kupenggal, hah!?
"Yah, tak begitu masalah sih. Kalian boleh lewat."
"Terima kasih."
Sang kusir pun memecut tali kuda untuk kembali bergerak. Kereta pun sedikit berguncang dan kami kembali bergerak, kali ini memasuki kota. Meski begitu, aku masih agak kesal menyebutku sebagai 'anak muda terkaya' dari kota Bolicus.
"Sudahlah Euclyd, yang ia katakan itu memang benar. Kita termasuk salah satu jajaran orang terkaya di Bolicus."
Berkat Lizzy, aku sudah menjadi sedikit tenang. Yah, apa yang dikatakan Lizzy memang benar. Meski masih remaja, kami berdua sudah termasuk jajaran orang terkaya di Bolicus. Alasannya sih bukan karena kekayaan kami banyak, tapi penghasilan penduduknya yang rata-rata hanya sekitar 80 sampai 130 Geld sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Incarnation of Silver Hero [HIATUS]
FantasySeorang agen pembunuh kelas atas, yang dikenal dengan julukan The Death Mist, mati karena terjebak dalam rencana pengkhianatan rekan kerjanya sendiri. Dalam keadaan sekarat, ia benar-benar pasrah akan hidupnya. Kedua kakinya patah, kedua telapak tan...