Si Halo Dek Yang Meresahkan

1.2K 52 6
                                    

Happy reading❤

Langit sore mulai menampakkan sinar matahari di batas terbarat dunia, melukis perpaduan warna senja yang sangat menarik untuk dipandang, benar-benar cantik.

Kini Bila sedang berada di cafe, tepatnya Zahra minta untuk menjemputnya setelah ia pulang kerja.

"Mau pulang nggak? Kalau nggak aku pulang nih" tanya Bila ke Zahra yang lagi asik memakan cheeseburger nya.

Zahra memberengut menatap sahabatnya. "Kamu nggak asik banget sih Bil baru datang udah ngajakin pulang, lagian aku juga masih makan kali."

"Salah siapa nyuruh aku kesini. Kenapa nggak minta jemput pacar kamu yang siap sedia itu."

Zahra menatap penuh tanda tanya. "Siapa?"

"Astaga kamu sok lupa deh, kasihan tahu si doi udah rela antar jemput kamu tapi nggak dianggap ada."

Dahi Zahra tampak berkerut. Zahra pasti sedang berfikir keras siapa yang dimaksud.

"Ojol maksud kamu?" tanyanya dengan tatapan yang bisa membikin sawan.

Bila mengangguk.

"Gigimu gerah itu iya!" seru Zahra dengan melempar dompetnya ke arah Bila. "Berasa ngenes banget ya pakai segala macarin tukang ojol biar ada yang antar jemput."

Bila langsung tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi super kesalnya Zahra. Ditambah lagi bahagianya ia dapat lemparan dompetnya, aduh rezeki anak sholehah inimah namanya.

"Loh kalau sama tukang ojol enak Ra, doi lebih siap sedia daripada pacar. Coba pikir deh mana mau pacar suruh antar jemput 24 jam tapi tukang ojol selalu ada saat kamu butuhkan. Romantis kan" ujarnya meyakinkan Zahra kalau ojol itu yang terbaik.

"Mau promosi hah!" ucap Zahra seperti tak setuju apa yang Bila katakan.

"Bukan promosi, tapi aku mengatakan suatu fakta bahwa ojol itu berjasa bagi kehidupan umat manusia. Jadi kamu harus menghargai jasa mereka" jelasnya bak seorang ustazah.

Zahra menghela nafas berat.  "Oh kamu berbicara panjang lebar gitu bermaksud nyindir aku secara halus. Iya hmm?"

Perdebatan semacam ini sudah sering banget terjadi antara Bila sama Zahra. Perdebatan yang diiringi sindir menyindir secara halus. Dan berakhir Bila yang mengalah karena apa, kalau terus ditanggapin Zahra makin nyerocos terus.

"Bukan gitu Ra, kamu kalau makan cepetan dikit lah. Badan aku udah lelah banget nih belum lagi nanti harus ngerjain revisian. Mengertilah."

Zahra terkekeh. "Sans Bil, aku bantuin nanti dah. Jangan dibuat stres lah happy aja."

Bila bergidik kesal mendengarnya. "Nggak usah sok deh Ra, punyamu sendiri aja masih penuh coretan dosen!" ucapnya ngegas, habis Zahra itu gimana iya dia itu santai banget.

Zahra makin tertawa.

"Selesaikan makan kamu atau aku tinggal pulang sekarang juga!" kata Bila mengancam dan untungnya Zahra menurut, sisa burgernya yang masih berukuran besar langsung aja di telan, ngeri juga ngelihat nya.

"Bil" panggil Zahra kembali.

Bila menghela nafas kasar, kesal banget sama mulutnya Zahra itu, memang tidak bisa kalau di suruh diam walaupun itu sebentar. Ingin ia lakban aja tuh mulut.

"Apaan" sahutnya malas.

"Kamu kan belum sempat cerita reaksi ayah kamu saat melihat bang Adam sudah sadar. Gimana ikut bahagia atau bang Adam malah dimarahi?"

"Nggak tahu."

Zahra mengerutkan dahinya. "Hahh itu kuping apa paping Bil, kok bisa nggak tahu kan kamu juga ada di sana pasti denger lah."

Garis Terdepan Rasa- REVISIWhere stories live. Discover now