Open

208 24 0
                                    

New York, 2013

Angin berhembus kencang, malam kian gelap seiring bertambahnya detik demi detik. Daun kuning berguguran serta ranting-ranting kecil mulai berjatuhan.

Malam itu, kaki tanpa alas berlari kencang dengan air matanya. Tubuhnya hanya berbalutkan mentel dan syal untuk melindungi diri dari udara malam yang menyiksa, Adara Pandhita. Nama si perempuan yang berlari tergesa sembari melihat ke belakang, tubuhnya gemetar dan kakinya lecet terkena bebatuan yang menghalangi jalannya.

 Nama si perempuan yang berlari tergesa sembari melihat ke belakang, tubuhnya gemetar dan kakinya lecet terkena bebatuan yang menghalangi jalannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata Adara terus mengalir seiring larinya mulai melambat, dia melihat ke belakang lagi. Ternyata seseorang masih mengejarnya, karena jalanan gelap Adara tersandung batu besar sehingga dia terjatuh dan tidak mampu berdiri.

"Akhirnya, kamu berhenti?"

Adara menunduk, dia menangis hingga merasakan tubuhnya dihantam sesuatu menyakitkan. Sesaat dia diam hingga seseorang yang memukulnya tadi agak khawatir jika perempuan ini mati.

 Sesaat dia diam hingga seseorang yang memukulnya tadi agak khawatir jika perempuan ini mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja pria tadi ingin menyentuh tangan Adara, perempuan itu menipisnya. Dengan tatapan mengerikannya Adara bangkit berdiri, dia menampilkan senyum yang tidak pernah ditunjukan seorang Adara Pandhita.

 Dengan tatapan mengerikannya Adara bangkit berdiri, dia menampilkan senyum yang tidak pernah ditunjukan seorang Adara Pandhita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adara memungut sebuah daun, tatapan matanya berubah datar. Dia menatap pria tadi dengan bosan, seolah tidak merasakan sakit di area manapun, Adara menghantam pria itu dengan batu yang dipegangnya dengan satu hantaman pria itu langsung jatuh pingsan.

"Nice to meet you, you can call me Aurel."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AlterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang