2. Romeo Dan Juliet?

223 29 10
                                    


Yuna mengedarkan pandangnya keseluruhan penjuru kampus. Terus melangkahkan kaki memutari lorong-lorong yang belum terlalu ramai dengan mahasiswa lainnya.

"Yak! Choi Soobin!" teriak Yuna.

Soobin tanpa sengaja melempar bukunya ke sembarang arah. Berbalik, dan menatap Yuna dengan terkejut.

Yuna tertawa saat mengetahui reaksi dari Soobin, rencananya untuk mengerjai lelaki itu akhirnya berhasil.

"Kau menakuti aku!" pekik Soobin.

Yuna menghiraukan balasan dari Soobin. Berjalan, lalu berjongkok mengambil buku yang sempat Soobin lempar sembarangan barusan.

Telapak tangan gadis itu mengusap cover buku tersebut, kemudian mengerutkan kening saat mengetahui judul buku itu.

"Romeo dan Juliet?" tanya Yuna menatap Soobin.

Soobin mengambil buku itu dari tangan Yuna, kemudian tersenyum manis.

"Ceritanya sangat menarik, walau ending yang tidak aku sukai!" jawab Soobin.

Soobin tidak dapat membaca ekspresi Yuna, gadis itu terdiam dengan wajah datar.

"Jadi? Kau ingin merubah endingnya denganku?" tanya Yuna tersenyum.

Bibir Soobin tertutup rapat, tanpa sengaja tangannya menjatuhkan buku yang berjudul Romeo dan Juliet tersebut.

Tatapan mereka bertemu, cukup lama. Senyuman Yuna yang melelahkan hati Soobin, dan tatapan Soobin yang tidak dapat dibaca oleh Yuna.

"Apa maksudmu?" tanya Soobin mengerutkan kening.

Mata Yuna melebar seketika. 'Aku pikir dia mengerti maksudku, ternyata tidak. Menyebalkan!'

Yuna berjinjit, memajukan badannya ke arah Soobin. Bahkan gadis itu benar-benar telah mengikis jarak di antara mereka berdua.

"Kau mau jadi kekasihku?" bisik Yuna di telinga Soobin.

Mata Soobin melebar, bibirnya ternganga mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Yuna. Sementara Soobin masih berusaha mencerna ucapan Yuna, gadis itu masih setia mengembangkan senyumannya.

"Bagaimana?" tanya Yuna lagi.

Soobin tersenyum kikuk, menggaruk tengkuknya dengan jari telunjuk. "Kurasa aku menerimamu!"

Yuna semakin melebarkan senyumannya, menabrakkan tubuhnya pada tubuh Soobin. "Terima kasih Soobin,"

Yuna memeluk Soobin dengan erat, sampai membuat Soobin menjadi sesak napas. Namun di balik itu semua Soobin juga merasa bahagia.

Selanjutnya Soobin melepaskan pelukan mereka, tangannya memberikan buku miliknya pada Yuna.

Yuna mengerti apa maksud Soobin. Secara tidak langsung lelaki telah berjanji untuk menjaganya sampai kapanpun, jika ia juga menjaga apa yang Soobin berikan padanya.

Tanpa mereka sadari, seorang lelaki berdiri tidak jauh di belakang mereka.

Mendengar semua yang Yuna dan Soobin ucapkan dengan baik. Membuat senyum miring tercipta di sudut bibirnya.

❤❤❤

Kini Soobin dan Yuna tengah duduk berdua di pinggir sungai Han, menikmati semilir angin yang perlahan menerpa wajah mereka. Tangan yang juga saling bertautan, membuat mereka merasakan bahwa dunia serasa milik mereka.

"Bagaimana jika suatu saat kita berlibur ke luar negeri?" tanya Yuna, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Soobin.

Soobin hanya mengangguk pelan sebagai jawaban, menundukkan kepalanya, kemudian tersenyum getir tanpa sepengetahuan Yuna.

"Oh satu lagi. Kau tidak ingin bertemu dengan orang tuaku?"

Deg!!

Seketika jantung Soobin terasa berhenti berdetak untuk beberapa waktu.

Alasan ini lah yang membuatnya ragu menerima Yuna, dan pertanyaan ini juga yang ingin ia hindari sejak percakapan mereka tadi.

"Kurasa lain kali saja, kita nikmati kencan pertama ini!" jawab Soobin.

"Baiklah kalau begitu," balas Yuna, kembali menyandarkan kepalanya pada bahu Soobin.

Dengan perasaan gelisah, manik Soobin mengedar ke seluruh penjuru sungai Han. Menatap apapun yang berada di sana, apapun yang dapat membuat hatinya merasakan ketenangan, walau hanyalah sesaat.

Kemudian mereka pun memutuskan untuk kembali, karena masih ada kelas yang harus mereka hadiri.

Di sisi lain seorang lelaki berjalan dengan langkah santainya membelah jalanan kota Seoul. Penampilan casualnya begitu menarik, ditambah dengan kaca mata yang bertengger di kepala begitu membuatnya terlihat lebih manis saat ditatap.

Kakinya melangkah memasuki pekarangan Seoul National University, di mana Universitas itu adalah tempat bersekolah adiknya.

"Aku pikir aku akan tersesat," ucapnya.

"Yak! Choi Yeonjun!" teriak Yuna girang.

Yuna langsung berhambur pada pelukan hangat sang kakak sepupunya, meninggalkan Soobin yang masih terdiam menyaksikan pemandangan di hadapannya.

"Sejak kapan kau berada di Korea?" tanya Yuna setelah melepaskan pelukan mereka.

Yeonjun tersenyum. Mengusap lembut puncak kepala Yuna. "Pesawatnya baru mendarat tadi pagi,"

"Benarkah? Aku bahagia kau bisa kembali," terang Yuna.

Yeonjun hanya dapat menggelengkan kepala melihat tingkat sang adik. Maniknya kemudian menatap seorang lelaki yang sedari tadi hanya terdiam di samping Yuna.

Yeonjun ingin berjabat tangan dengan lelaki di samping Yuna, namun Soobin lebih dulu membungkukkan badannya untuk mengucapkan salam.

"Apa dia kekasihmu?" tanya Yeonjun.

"Iya, aku kekasihnya!" jawab Soobin mantap.

Yeonjun menyunggingkan senyuman andalannya, menepuk-nepuk bahu kiri Soobin dengan cepat.

Kemudian memasukkan kedua tangannya pada mantel, lalu pergi meninggalkan Yuna dan Soobin tanpa sepatah kata lagi.

"Ini mungkin akan terlalu menyakitkan untuk mu, Yuna." Yeonjun bergumam.

❤❤❤

Sebuah map berwarna biru diletakkan seorang lelaki berambut coklat di atas meja, yang membuat pria paruh baya yang duduk di depan meja tersebut sontak mengalihkan pandangannya dari komputer.

"Apa ini?" tanya pria paruh baya itu.

Tangan pria itu membuka map tersebut. Tak berapa lama sebuah suara gebrakan meja sukses membuat lelaki berambut coklat menyunggingkan senyumnya.

"Bagaimana gadis itu bisa berhubungan dengan lelaki seperti ini?" tanya pria itu geram.

"Entahlah Ayah, tapi aku akan mengurusnya!" jawab lelaki berambut coklat.

Tanpa sepengetahuan dari pria dan lelaki berambut coklat itu, seseorang tanpa sengaja telah mendengar semuanya yang telah mereka bicarakan.

Orang itu pun segera berjalan dengan langkah cepat menuruni satu persatu tangga. Tangannya mengepal, amarahnya kini juga telah sampai di ubun-ubun. Untuk kali ini, ia tidak dapat diam saja. Ia harus melindungi adiknya.

#851 word
# Jangan lupa tinggalkan jejak

Kalo ada typo yang bertebaran tolong coment ya, pasti gua benerin. Love kalian❤❤❤

Our Summer [FINISH] ✅✅Where stories live. Discover now