Deklarasi Dekan [1]

372 42 8
                                    

HAPPY READING, EVERYONE!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

HAPPY READING, EVERYONE!

Di chapter ini, gue bakal deklarasiin satu hal ke Aren, yang bahkan gue sendiri gak nyangka bakal ngomong gitu ke cewek super nyebelin kayak dia. Penasaran? Silakan dibaca. Enjoy! - RYANDRA DEKAN -

***

Long story short, Aren, Fian, dan Remiya harus berakhir di mobil Dekan yang kini tengah melaju menuju sebuah mal. Semua ini tentu saja karena Remiya yang langsung mengiyakan tawaran Dekan, dan menyuruh Fian segera membatalkan trip mereka di Grab. Fian pun oke-oke saja dengan ide Dekan ini. Katanya, kapan lagi bisa akrab sama artis? Sedangkan yang paling dirugikan di sini tentu saja Aren.

Ya iyalah dirugikan! Aren, kan, paling gak mau dekat-dekat sama artis mesum itu. Eh, tapi, sekarang malah harus duduk di samping Dekan selama perjalanan. Saking malasnya, Aren sampai tidak mau menoleh sedikit pun pada Dekan. Bahkan, begitu sampai di mal tujuan mereka, Aren langsung segera memasuki mal, dan meninggalkan Remiya, Fian, serta Dekan begitu saja.

"Temen lo kenapa, sih? Dia yang ngajak ke sini, tapi malah ninggalin," tanya Fian ke Remiya yang baru saja menutup pintu mobil.

Remiya berbisik, "Kan, gak akur sama ini nih." Ia melirik ke Dekan yang baru saja mengunci mobilnya.

"Gue denger kali," sahut Dekan sambil tersenyum. "Tapi, kayaknya kali ini, bukan cuma karena gue deh yang bikin dia bete gitu."

Mereka bertiga mulai memasuki mal, sedikit mempercepat langkah agar tidak kehilangan jejak Aren yang kini sudah berada jauh di depan mereka.

"Emang gara-gara apaan lagi, Mas Bro?" tanya Fian.

"Emang kalian tadi gak liat pas di sekolah? Tadi si pacar kesayangannya itu balik bareng cewek lain gitu. Gue gak kenal siapa ceweknya. Tapi, yang jelas, Aren ngeliat itu."

Fian dan Remiya langsung saling tatap. "Berarti tadi dia bukan ke toilet!" seru mereka barengan.

"Sialan banget emang si Nega! Gue udah dari lama gak setuju Aren sama Nega!" Remiya benar-benar ingin menjenggut rambut Nega saat ini juga.

"Gue emang dateng di saat yang tepat, ya," timpal Dekan dengan santainya.

Fian langsung tertawa. "Eh, Mas Bro, maap-maap nih. Aren aja gedek setengah mati sama lo. Gimana bisa dapetin hatinya?"

Dekan menghela napas. Ia berusaha untuk tetap bersikap baik. Bagaimanapun juga, kalau mau mendapatkan Aren, ya ia juga harus bisa dekat dengan sahabat-sahabat cewek itu, meski menyebalkan.

"Lo liat aja nanti deh. Siapa sih cewek yang gak bisa luluh sama gue," sahut Dekan.

"Ah, iya. Gue percaya sama lo, Kan!" timpal Remiya girang sambil kedip-kedip manja.

Fian mendengkus. "Gue pengen protes, tapi emang bener."

"WOY! Mau tetep ngegosip di situ?!"

Dekan, Remiya, dan Fian segera menoleh ke asal suara. Rupanya Aren sudah menunggu mereka di depan bioskop. Tadi memang Aren sempat bilang bahwa ia ingin menonton film kesukaannya yang baru saja keluar.

Is That You?Where stories live. Discover now