CHAPTER 21

11.7K 926 49
                                    

Pagi ini adalah pagi yang paling membahagiakan untuk anya tidak ada raambut diikat dengan tali rafia, tidak ada kaos kaki panjang pendek benar benar membahagiakan.

"Pril ali jemput kan?" tanya anya.

"Ngga nya kak ali ada rapat" kata prilly.

"Angkot dong"

"Ngga juga soalnya kak ali nyuruh sopirnya jemput kita" kata prilly membuat anya bernafas lega.

"Alhamdulillah duit gue selamet" gumam anya.

"Yaudah yuk" ajak prilly dijawab anggukan oleh anya.

Setelah 30 menit akhirnya prilly dan anya sampai ditempat mereka akan mencari ilmu.

"Lo ambil jurusan apa pril?" tanya anya.

"Kedokteran kan?" tanya prilly.

"Lah elo kan takut darah" kata anya.

"Gapapa lagian kata kak ali kalo udah nikah aku juga gak bakal kerja" jawab prilly dengan polosnya.

"Lah?"

"Kamu jurusan apa?" tanya prilly.

"Gue ngikut lo takut lo bikin ulah" kata anya acuh.

"Makasih nya" prilly memeluk anya erat.

"Sante aja kali pril"

"Aku sayang kamu nya jangan pergi ya" kata prilly mengeratkan pelukannya.

"Najis ih ti ati lo belok entar" kekeh anya.

"Ish ngeselin" prilly mengecurutkan bibirnya.

"Yaudah yuk" ajak anya.

"Yuk" kedua gadis itu bergandengan tangan sesekali berlari kecil.

"Kebahagiaan lo bakal berakhir prilly" batin seseorang.

Prilly dan anya sampai dikelas dengan selamat "akhirnya nyampe juga" kata prilly.

"Deket kali pril"

"Iya tapi gak sedeket hidung sama mulut kamu" balas prilly.

"Gak ada hubungannya monyet"

"Lesbi dong kalo kita ada hubungan" kata prilly.

"Gue sampe lupa kalo lo rada rada oon" kata anya.

"Gapapa yang penting kamu sayang kan" kata prilly mengembungkan pipinya.

"Hmm"

"Hai pril"

"Loh aurel? Kamu ambil jurusan kedokteran juga?" tanya prilly.

"Hehehe iya soalnya aku pengen jadi dokter" kata aurel tersenyum manis.

"Hai nya" sapanya sedangkan anya hanya acuh.

"Pril gue ketoilet bentar ya" prilly mengangguk.

"Lo baek baek jangan nakal kalo ada yang nakalin jambak aja oke?" lagi lagi prilly mengangguk.

Setelah anya pergi aurel mendudukkan dirinya disamping prilly.

"Pril"

"Iya?"

"A..ku boleh minta nomor kak ali gak?" tanya aurel.

"Buat apa?" tanya prilly bingung.

"Takut ada tugas yang gak aku ngerti gitu"

"Owalah boleh kok" kata prilly sambil memberikan nomor ali.

"Makasih pril"

"Sama sama tapi jangan salahin aku ya kalo kak ali gak bales" kata prilly dibalas senyuman manis oleh aurel.

Disisi lain anya bukan ketoilet melainkan kesebuah ruangan yang seperti markas.

BRAK

Anya menendang pintu itu dengan kasar.

"Heh siapa lo?" tanya salah satu perempuan disana.

"Lo temennya siganjen itu kan? Ngapain lo kesini"

"Palerie gue peringatin ya sama lo jangan macem macem sama prilly kalo lo gak mau hancur" kata anya menatap tajam valerie.

"Maksud lo apa?"

"Lo pikir gue bodoh? Gue liat pas kemaren ospek lo kan yang ngintip ali sama prilly" kata anya membuat valerie gelagapan.

"Lo ta.."

"Jangan berani ngusik ngerti? Peringatan gue cuma sekali setelah itu gue bakal bertindak jadi jaga sikap lo" kata anya kemudian berlalu.

"Sial" gumam valerie.

Prilly dan anya berjalan menuju kantin sedangkan ali dan raffi menunggu keduanya dikantin.

"Sayang" panggil anya pada raffi.

"Najis nya sok imut banget dah" kata raffi membuat anya mendengus sudah anya bilang raffi itu bukan romanyu tapi basinyu.

Berbeda dari anya dan raffi ali malah sibuk membersihkan kursi yang akan diduduki prilly.

"Kak ali udah ih" kata prilly.

"Aku cuma gak suka ada setitik bakteri yang nempel sama kamu cari kesempatan banget itu bakteri" kata ali sedangkan raffi hanya menggelengkan kepalanya entah ini virus dari prilly atau apa tapi sejak ada prilly otak ali agak bergeser.

Setelah prilly duduk mereka berempat makan dengan tenang tanpa ada yang berbicara sampai suara nyaring prilly menggema.

"AUREL SINI" panggil prilly.

Aurel berjalan menunduk menuju kearah prilly.

"Kenapa pril?" tanya aurel.

"Duduk sini aja kalo gak ada tempat duduk" kata prilly.

"Emang boleh?" tanya aurel.

"Gak" sahut anya.

"Anya! Boleh kok" aurel mengangguk saat ingin duduk disebelah kiri ali buru buru anya bangkit dan langsung menduduki kursi yang akan diduduki oleh aurel.

"Duduk disebah sono dah" suruh anya, aurel hanya mengangguk.

Setelah itu hanya ada canda tawa dibangku mereka sedangkan aurel hanya diam seolah tak dianggap.

"Senyum itu bakal luntur prilly" batin seseorang yang menatap prilly dengan senyun sinisnya.

"Gue gak tau ini cuma perasaan gue atau apa pril yang jelas gue ngerasa bakal jauh dari lo" batin anya seraya menatap prilly yang sedang tertawa bersama ali.

POSSESSIVE BADBOY ( completed ) Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin