🍒 broke up

3.7K 291 40
                                    

"Mhhh.. Ahh—Jaemmhh..."



Renjun dapat mendengar jelas suara isapan kulit yang Jaemin layangkan di lehernya. Renjun berjengit, ketika Jaemin mulai mengusap perut datarnya dan merambat naik menuju dada.

Tangan itu terasa sedikit kasar dan hangat. Membuat sekujur tubuh Renjun bergetar ringan sementara lutut lelaki Na menggesek daerah selangkangannya dengan sensual, berupaya meruntuhkan dinding pertahanan lelaki Huang yang selama ini sulit diterobos.

"Jaemhh! Stop!"

Nafas lelaki yang lebih tua tidak beraturan. Kedua tangannya mencengkram punggung tangan lelaki yang lebih muda agar berhenti menggerayangi tubuh bagian atasnya.

Sementara itu, Jaemin menatapnya dalam setengah kecewa.

Ketika Jaemin mengambil jarak yang cukup jauh,  Renjun sudah menatapi wajah lelaki yang lebih muda dengan penasaran. Pasalnya Jaemin terlihat berbeda. Tidak ada tatapan hangat, tidak ada senyuman di bibirnya. Tidak ada lagi kontak fisik dalam bentuk apapun yang Jaemin layangkan kepada Renjun.

"Jaem—"

Lelaki tinggi itu menghembuskan nafasnya dengan gusar tanpa memandang wajah sang kekasih.

Renjun menggigit bibir bawahnya, kemudian tangan kanannya terjulur untuk menyentuh bahu sang dominan dengan lembut.

Namun Jaemin menurunkan tangan miliknya dari bahu pemuda itu perlahan.

"Injoong-ah.."

Butuh waktu beberapa detik bagi Renjun untuk menyadari intonasi tidak biasa yang Jaemin gunakan dalam nada suaranya.

“Kita sudahi saja”

Renjun mengerjakan kedua matanya dengan cepat. Apa ia tidak salah dengar? Apa baru saja Jaemin mengatakan sesuatu yang bisa meremukkan hatinya?

"Ap—apa—"

Jaemin mengambil jarak lebih lebar.

“kita sudahi saja. Maaf, aku merasa sangat buruk melakukan itu padamu.”

Hubungan ini, kita sudahi sampai disini saja.”

Renjun mengukir senyum datar.

"Kau tidak pandai bercanda"

Namun pemuda Na menatapnya dengan seluruh keseriusan yang membuat Renjun bungkam.

“kita sudahi, Renjun.”

Lelaki Huang baru menyadari bahwa Jaemin mengatakan semuanya atas kesadaran diri. Terbukti dari cara pemuda Na itu memanggil namanya.

“aku muak. Kau pasti merasa perlakuanku sangatlah buruk, meminta sesuatu yang diluar dari kemauanmu” Jaemin menundukkan kepala dan terkekeh pelan. Menertawai hormon bodohnya. Renjun pasti berfikir bahwa ia hanya menjadikan lelaki itu sebagai alat pemuas nafsu, bukan seorang kekasih yang bisa mengerti lelaki Huang itu dengan baik. “aku minta maaf, Renjun. Aku menyesal sudah membuatmu merasa tak nyaman”

Jaemin mencegah Renjun untuk mengikutinya sehingga pemuda Huang itu terdiam di tempatnya berdiri, memandangi punggung Jaemin yang menghilang di belokan koridor hotel dalam diam hingga tanpa ia sadari bulir-bulir air mulai berjatuhan dari kedua manik cerahnya yang kini binar indah disana meredup.

“N-nana—hiks—”

Renjun terisak, ia tidak merasa demikian hanya saja Renjun belum siap atas itu. Dan kini lelaki Huang itu merasa buruk sudah membuat Jaemin berfikir demikian. Renjun sangat mencintai Jaemin. Pun sebaliknya.

❁ ❝ Playing Victim ❞ ❁ 🍑 JaemRen Where stories live. Discover now