[BL] Back to the Apocalypse : The Rebirth of Bai Jing

Bab 41

Xiao Sa kembali ke kamar dengan sangat kelelahan. Dia menemukan Bai Jing membaca buku di tangannya, mengurus urusannya sendiri. Dia tidak memperhatikan bahwa Yu Yue juga ada di ruangan itu.

Dia menghela nafas marah. Mengutuk! Dia tidak pernah merasa begitu frustrasi. Tapi dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memikirkan hal-hal dengan baik. Rencana semula adalah pergi dengan diam-diam hanya dengan bawahan terdekatnya. Siapa yang mengira bahwa Bai Jing tiba-tiba akan menghilang dan bahwa Aliansi Nyala Api akan berpisah? Sejujurnya, saudara-saudara dengan senang hati mengikuti dia, tetapi dia mengabaikan satu hal: menambahkan anggota keluarga mereka ke dalamnya akan membuat situasi yang jauh lebih rumit untuk dihadapi.

Saat itu, dia sangat ingin menemukan Bai Jing dan jadi dia perlu menggunakan orang-orang di sekitarnya, berpikir bahwa mereka setidaknya bisa mengurangi jumlah pekerjaan di piringnya. Tetapi sekarang dia menyadari bahwa seseorang benar-benar tidak bisa malas, bahkan lebih, mereka tidak bisa baik hati. Divisi Aliansi Nyala Api, menghilangnya Bai Jing, dan pecahnya kiamat, satu demi satu, hal-hal ini telah membuat rencananya berantakan.

Meski begitu, hasil ini juga bagus, karena dia tidak ingin ada sampah yang tidak perlu berkeliaran di sekitarnya. Sekali ini dia akan menjadi pria yang baik. Sekali ini dia akan mengirim Buddha ke Barat. Hal itu dapat dianggap sebagai dia memberikan sejumlah poin kepada saudara-saudara yang bersedia mengikutinya. Dalam situasi apa pun dia tidak akan pernah menerima pengkhianatan dari siapa pun, jadi mulai sekarang selamat tinggal. Mata Xiao Sa bersinar dengan kilatan dingin.

"Kamu kembali? Apakah semuanya sudah ditangani dengan benar? ” Bai Jing mendongak dan melihat ekspresi keras di wajah Xiao Sa. Kilau yang tak menyenangkan di matanya membuat Bai Jing berpikir dalam hatinya: ya, sekarang penampilan Xiao Sa cocok dengan kehidupan masa lalunya

Xiao Sa mengangguk, ekspresi wajahnya lebih lembut. Dia tidak akan menyembunyikan apa pun dari Bai Jing, jadi dia dengan jelas berkata, "Aku berencana untuk meninggalkan persediaan di gudang Kota Barat kepada mereka."

Bai Jing mencibir tetapi tidak mengatakan apa-apa, setelah semua, ini adalah urusan keluarga Xiao Sa. Sebenarnya, sebelumnya hari ini ketika wanita tua itu bergegas keluar, dia sudah lama bertahan untuk tidak naik dan menampar wajahnya dengan kedua tangannya. Apa yang mereka mainkan? Mereka sangat beruntung, Xiao Sa masih kepala sindikat kejahatan terorganisir, namun terlepas dari itu, dia tidak mengatakan sepatah kata pun dan memungkinkan yang wanita untuk sangat menghormatinya.

Sampai batas tertentu, Bai Jing bisa memahami perilaku bawahan karena dalam kiamat aturan sosial tidak ada lagi, hanya sifat manusia yang menguasai segalanya.

Ketika Xiao Sa melihat reaksinya, sudut bibirnya melengkung ketika dia tersenyum dan berkata, “Jangan marah. Tidak banyak di gudang jadi aku bisa membelinya. Karena aku membuat keputusan yang salah, aku harus membayar konsekuensinya. Mereka mengikutiku, sekarang aku hanya membayar kembali hutangku kepada mereka. ”

Bai Jing berbalik darinya. Berbicara tentang persediaan gudang dengan sangat ringan, tunggu sampai beberapa hari kemudian ketika persediaan langka, maka dia akan tahu berapa banyak nilai sebuah gudang, dan berapa banyak hal yang bisa diselamatkan, dan berapa banyak nyawa yang bisa diselamatkan.

Xiao Sa berjalan dan meraih pinggangnya, hidungnya dipenuhi dengan aroma harum Bai Jing. Dia menekan desakan di hatinya, lalu bersandar ke telinga Bai Jing dan berbisik, "Mereka melihat bahwa dunia kacau, sehingga mereka memintaku untuk memberikan barang-barang ini kepada mereka. Bagaimanapun, nanti, kamu selalu bisa pergi dan mengambilnya kembali. Lagi pula, mulai dari sini apakah mereka hidup atau mati tidak ada hubungannya denganku. Dan selain itu, sekarang aku sudah memainkan peran sebagai orang baik, tidak perlu lagi menjadi penjahat. Singkatnya, kurangnya pertimbanganku yang menyebabkan hasil ini hari ini, jadi apa salahnya bersikap murah hati kali ini? ”