Seungmin 3.0

1K 137 5
                                    


Author pov







"Papa sakit"

Dua kata terakhir yang Jeong In ucapkan sebelum Seungmin menutup telfon itu segera. Ia tak perlu tau Papanya sedang ada dimana sekarang, sudah pasti Papanya berada di rumah sakit miliknya sendiri.

Selain berprofesi sebagai Dokter, Mr.Kim juga menjadi Direktur Utama di Rumah Sakit Ab******. RS milik Kakek Seungmin yang diwariskan untuk Papanya, selaku anak tunggal dari Kakeknya.

Dengan buru-buru Seungmin keluar dari rumah Hyunjin tanpa pamit, karena keluarga Hwang sedang mengadakan pertemuan dengan keluarga calon besannya.

Hyunjin sudah menceritakan tentang dirinya yang sedang dijodohkan dengan seorang gadis, yang tak lain dan tak bukan adalah Adik kelasnya sendiri.

Segera ia berlari ke arah halte bus, beruntungnya pada saat Seungmin sampai di depan halte, bus juga datang. Jadi tak perlu menunggu lama-lama.

Jika kalian bertanya kemanakah motor Seungmin yang waktu itu ia pakai kabur dari rumah?

Jawabannya adalah Mrs.Kim telah mencabut semua fasilitas Seungmin yang ia beri. Jadi, Mrs.Kim menyuruh orang suruhannya untuk mengambil motor itu.

Seungmin telah sampai di depan Rumah Sakit itu, ia berjalan masuk tanpa bertanya ke perawat di ruang manakah Papanya di rawat. Dengan gampangnya Seungmin menemukan Adik bungsunya Jeong In sedang menyandarkan bahunya ke kursi plastik yang berada di depan ruangan itu. Terlihat kelelahan di wajah imut itu, dengan perlahan Seungmin menghampirinya.

"Dek" sapa Seungmin yang membuat Jeong In sedikit kaget dengan kehadirannya.

"Papa lagi istirahat, kalo Abang mau masuk pelan-pelan aja" kata Jeong In sambil mengucek matanya.

"Mama mana?" bukannya menjawab pertanyaan dari Adiknya, dia malah balik bertanya sambil mengedarkan pandangannya mencari keberadaan seseorang yang sangat ia waspadai.

"Mama pulang, gak usah khawatir. Besok baru kesini kok" jawab Jeong In yang langsung dapat anggukan dari Seungmin.

Lalu Seungmin ikut duduk di sebelah Jeong In, sambil mengeluarkan Hpnya ia mengirim pesan ke Hyunjin untuk bermalam disini.

"Abang gak jengukin Kak Citra? Tumben" gumaman pelan dari Adiknya itu menyadarkan Seungmin dan langsung membuat matanya melotot.

Seungmin menepuk jidatnya, "Astaga! Gue hampir ngelupain Citra!" katanya sedikit teriak lalu secepat kilat Seungmin berlari pergi dari sana.

***

"Gimana keadaan bokaplo?" tanya Hyunjin sambil mendudukkan pantatnya disebelah Seungmin dan Haechan.

Seungmin mengangguk pelan, "ya gitu. Lumayan lah" jawabnya, lalu memotong pentol bakso menjadi potongan kecil-kecil dan memasukkannya ke mulutnya.

"Tapi udah gak papa kan Min?" sekarang Jaemin yang bertanya.

Seungmin mengangguk lagi, lalu menelan potongan-potongan pentol tadi sebelum menjawab pertanyaan Jaemin.

"Darahnya udah normal lagi, setelah gue kesana kemarin malam dia akhirnya mau makan" jelas Seungmin.

Renjun yang mendengarkan penjelasan Seungmin barusan mengerutkan dahinya, "nyokaplo gimana? Bukannya lo sama dia masih...."

"Dia kemarin pulang, Jeong In yang jagain bokap"

Renjun hanya mangut-mangut mengerti, lalu kembali melakukan aktivitasnya yaitu menjahili Haechan.

Setelah saling terdiam lama, Hyunjin akhirnya membuka suara menanyakan keberadaan Han yang hari ini tidak masuk sekolah.

"Kalian nyadar gak sih kalo beberapa hari ini Han itu murung banget, maksud gue mukanya kusut banget" kata Jaemin yang sedang menopang dagunya.

"Kan emang mukanya dia udah kusut dari dulu" celetuk Haechan sambil menyengir yang langsung dapat pelototan dari Hyunjin.

"Bukan waktunya bercanda Chan" tegur Jeno.

"Tau, ikut WIB sana. Muka lo 11 12 sama cak lontong" ejek Renjun lalu menggeser duduknya merapat ke Yangyang yang sedari tadi diam untuk menghindari pukulan dari Haechan.

"Lo berdua kan paling deket sama Han, jadi?" pertanyaan dari Yangyang barusan yang sedari tadi bungkam, membuat Jeno dan Jaemin saling menatap satu sama lain.

"Lo kan yang lebih deket dari gue, pasti tau lah Han kenapa?" bukannya menjawab pertanyaan dari Yangyang, Jeno malah bertanya balik ke Jaemin yang membuat Jaemin sekarang seperti tersangka korban mutilasi. Bagaimana tidak? Sekarang semua temannya yang sedang duduk disitu menatapnya seakan-akan Jaeminlah yang menjadi tersangka disini.

"G-gue? Gue..gue mana tau, kan gue sama lo mulu dari kemarin-kemarin nono" kata Jaemin sambil menonyor kepala Jeno.

"Iya ya, pokoknya gue gak tau apa yang terjadi sama Han. Kalian jangan nanya ke gue dong, gue kan gak ta–"

"Gue boleh duduk disini gak?"

Omongan Jeno barusan terpotong oleh kedatangan seseorang yang membuat mereka sedikit kebingungan dan heran. Tanpa persetujuan dari mereka, orang itu sudah lebih dulu duduk di antara Jaemin dan Jeno yang membuat Jaemin menelan ludahnya dengan susah payah.

" DUA REBU-an " | 00Line ✔ (REVISI)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora