Glory 1

2.2K 327 3
                                    

"Tepat!"

Jam sudah menunjukan pukul 17.00 pas dan itu artinya Yohan juga Seona sudah berkumpul di Glory tempat mereka akan bertanding untuk menentukan siapa yang akan mewakili sekolah

Coach Hongki sudah memberikan intruksi kepada keduanya dan saat ini mereka tengah melakukan persiapan untuk bertanding

"Inget Fair not Fail!" Bisik Yohan tepat di telinga Seona

Keduanya sedang melakukan pertarungan yang cukup sengit, Coach Hongki memperhatikan itu dan dirasa sangat bangga akan keduanya karena mempunyai semangat jiwa yang kuat

"Argh!" Rintih Seona

Kedudukan saat ini dipegang oleh Yohan, Seona berada dibawah kukuhan Yohan namun segera membalikan keadaan dengan Yohan yang berada dibawahnya

"Argh!" Rintih Yohan

Seona terbilang cukup kuat untuk seorang perempuan, dia bahkan mampu mengalahkan Yohan seperti sekarang

Yohan terengah engah, dia kalah atau mengalah? Untuk Seona. Entahlah hanya Yohan dan Tuhan yang tahu

"oke! jadi yang bakalan ikut kejuaraan kali ini, Lee Seona"

Seona tersenyum bangga, kali ini dia berhasil ikut ke kejuaraan. Walaupun dia nanti kalah di kejuaraan setidaknya sekolah sudah menjanjikan

Untuk memberinya konpensasi beasiswa satu tahun lagi karna mampu mewakili sekolah

Beda lagi jika Seona menang dia akan mendapat apresiasi lebih dari sekolah dan panitia kejuaraan taekwondo kali ini

Yohan menghela nafas nya kasar, mempersiapkan diri untuk pulang ke rumah dan sudah ia tebak kali ini pasti sabuk hitam taekwondo milik Papa nya akan membekas di punggungnya

"gua balik, jangan lupa beresin barang lo" Ucap Yohan sambil menenteng tas nya berlalu keluar Glory

"han! maaf.."

"udah biasa kali kita kek gini, harus berantem dulu baru ada yang ngalah. seenggaknya lo dapet beasiswa lo lagi ga cuma ngarepin gua doang! lo usaha sendiri dengan ngalahin gua"

"han.. nanti punggung, kaki atau tangan lo kena lagi?" Tanya Seona sendu

Yohan hanya tersenyum getir menanggapi pertanyaan Seona

"gua cowo, gua gapapa kok. Lo tenang aja"

"gua ikut lo balik ke rumah ya han?"

"mau ngapain ke rumah gue? lo mau liat gue dipukul papa? trus mau ngetawain gue gitu?!"

"enak aja lo ikan tongkol! gue ga sejahat itu ya Kim Yohan.. udah ayo gue ikut ke rumah lo"

mau tidak mau Yohan harus membawa Seona kerumahnya karena Seona terus saja menarik tangannya

setiba dirumah Yohan hanya menundukan kepalanya, Papanya sudah stand by di sofa depan

"Yohan pulang pa.."

"gimana sama seleksi kejuaraan kamu?"

"Yohan gag-"

"Yohan ngalah buat aku om! om tahu aku anak panti kan sekarang? orang tua aku ga ada dan aku butuh beasiswa buat sekolah dan satu satunya cara adalah mengikuti kejuaraan ini om, karna aku cuma berprestasi dibidang ini. Kalo om mau marah, marahin aku aja om karna Yohan bener bener ga salah"

Yohan sangat terkejut atas penuturan Seona, bukannya lega justru Yohan malah marah dan kesal

Yohan segera menarik tangan Seona dan membawa nya ke kamar

"Seon lo tuh apa apaan sih?!"

"ya tapi emang bener kan? lo ga mungkin kalah dengan cepet dipertandingan tadi! lo cuma ngalah sama gue karna gue butuh beasiswa, lo bilang kita harus Fair!"

"Ya justru dengan kek gini! gue keliatan lemah dihadapan lo! harusnya lo liat gue dipukul pake sabuk nya papa sekarang! lo ga seharusnya belain gue depan papa Seon!" Amarah Yohan sudah memuncak

Seona tahu yang di butuhkan Yohan saat ini bukan perang adu mulut

tanpa basa basi Seona memeluk Yohan dengan usapan dipunggungnya

"gue tau gue salah han.. tapi gue ngelakuin ini karna gue tau lo kesakitan dan kesulitan tiap lo dipukul pake sabuk han.. gue cuma mau ngebales apa yang lo lakuin sama gue tadi"

"setiap memar yang papa lo buat dipunggung lo gue tau memar itu udah membengkak setiap harinya bukan malah membaik, gue sering liat lo di uks setiap jam pelajaran karna gue tau kalo waktu istirahat pasti banyak orang yang liat"

"lo ga pernah obatin luka dipunggung lo han.. lo selalu ngebiarin itu dan terus ngelanjutin aktivitas lo yang orang lain anggap lo baik baik aja! tapi ga bagi gue han"

"gue tau lo kesakitan" ujar Seona lirih

Yohan tak membalas pelukannya dan tak bergeming pula sedikit pun, yang dikatakan Seona semuanya benar

Seona melepaskan pelukannya, dan langsung pergi keluar kamar Yohan lalu pamit kepada Papa Yohan yang masih diam di sofa

"Om.. Seona pamit pulang dulu ya, terimakasih"

"Iya Seona"

Yohan langsung membersihkan diri dan melihat luka luka yang ada di punggungnya

Cukup sulit tinggal dengan Papa nya yang sangat keras dan menekannya untuk menjuarai setiap pertandingan taekwondo

Jika kalian bertanya kemana Mamanya? Mamanya sudah pergi bersama keluarga barunya meninggalkan Yohan dan Papanya saat Yohan berusia 10 tahun

Dan Seona.. dia tahu tentang itu

TBC

Tau ah, nulis sendiri malah baper sendiri :')

FAIL [REVISI]Where stories live. Discover now