[12] Problem

1.7K 147 46
                                    

Saat ini Quinsy berada di mansion Elord. Setelah pertemuan Elord dengan keluarga Quinsy dua hari yang lalu, Elord meminta izin mereka untuk membawa gadis itu ke packnya. Jadilah mulai saat itu Quinsy tinggal di sini.

Cahaya matahari dengan malu-malu menerobos melalui celah tirai jendela. Quinsy mengerjapkan matanya sebelum akhirnya terbuka sempurna. Ia menunduk saat merasakan bobot lebih menindihnya.

Quinsy tersenyum manis. Tangan kanannya menyusup ke rambut hitam pria itu. Jari-jarinya menyusuri helaian lembutnya. Kemudian beralih mengusap lembut rahang dan pipinya. Terdengar erangan lirih dari pria yang masih enggan melepas pelukannya ini.

 Terdengar erangan lirih dari pria yang masih enggan melepas pelukannya ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elord membuka perlahan matanya yang terasa berat. Kepalanya ia dongakkan. Seketika dia tersenyum saat melihat gadisnya juga tersenyum ke arahnya.

"Good morning, baby," sapa Elord dengan suara khasnya.

Quinsy terkekeh gemas. Pria itu berujar dengan mata yang setengah tertutup dan senyum yang merekah.

"Good morning, too." Quinsy membalasnya lalu mendaratkan kecupan ringan di dahi Elord.

Rasa senang Elord semakin membuncah. Ia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Quinsy. Pria itu membalas dengan kecupan di leher mate-nya. Membuat Quinsy tertawa geli sambil mengusap punggung kokoh Elord.

"Apa kau mau ikut denganku nanti?" tanya Elord tiba-tiba.

"Kemana?"

"Berkeliling desa."

Kedua mata Quinsy membola. "Tentu saja aku ikut!" ujarnya antusias. Elord tertawa.

"Kalau begitu ayo! Kita harus segera bersiap!" lanjut Quinsy bersemangat.

"Engh ... ini masih terlalu pagi, sayang," protes Elord saat Quinsy akan melepaskan tangannya yang melilit pinggang gadis itu.

Sebenarnya ini sudah tidak terlalu pagi lagi. Namun itu hanya alasannya saja agar ia bisa memeluk mate-nya seperti ini lebih lama.

"Terlalu pagi katamu? Ini sudah jam tujuh, Elord." Quinsy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lebih cepat lebih baik 'kan? Kita juga bisa lebih lama disana. Aku sudah tidak sabar untuk menyapa mereka semua."

Dengan kuat Quinsy mendorong bahu Elord sampai pria itu telentang dan pelukannya terlepas. Quinsy tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Langkahnya ia percepat menuju kamar mandi.

Sedangkan Elord menghela napas pasrah. Masih dengan posisinya yang telentang. Pandangannya tertuju ke arah Quinsy yang dengan semangatnya berlarian ke kamar mandi. Setelahnya ia tersenyum melihat matenya yang begitu senang saat mendengar tawarannya tadi. Dia kira Quinsy akan menolak ajakannya karena merasa tidak siap. Namun yang terjadi justru sebaliknya.

Tak mau membuat mate-nya lama menunggu nantinya. Elord pun bergegas membersihkan diri dan bersiap di kamarnya yang lain.

Sarapan pagi ini terasa lebih menyenangkan untuk Elord. Pemandangan indah tersuguh di depannya. Elord memakan sarapannya dengan tenang sesekali menatap gadis yang makan dengan lahap di depannya itu. Sepertinya Quinsy memang benar-benar sudah tidak sabar untuk pergi.

Enmeshed [Pindah ke DREAME]Where stories live. Discover now