24

1.5K 175 10
                                    

Chapter 24 ini ada yang spesial, karena ini full Hyunjin gak ada Jeonginnya. Kalo mau ada Jeonginnya nanti yah di next chapter.

Tapi gak tau sih special atau nggak.

Yaudah lah yang penting kalian mau VOTE


V
.
O
.
T
.
E




Jangan lupa buat pencet tombol ⭐ dipojok kiri bawah ya!!!




Maaf kalau chapter kali ini nggak memuaskan

And

Happy Reading 😊😬

Beda Jeongin, beda Hyunjin. Saat Jeongin tengah berada dimasa masa kesedihannya, lain halnya dengan Hyunjin. Saat ini Hyunjin tengah berada diruangannya. Yap, iya sudah bekerja saat ini. Di perusahaan ayahnya.

Mejanya penuh dengan dokumen dokumen yang harus diselesaikannya. Ia sangat malas sebenarnya dengan hal itu. Ia merasa bahwa ia berada di posisi tertinggi perusahaan ini, tapi mengapa ia masih harus mengerjakan dokumen dokumen ini?

"dokumen sialan" umpatnya pada dokumen dokumen tersebut

Lalu ia mengalihkan atensinya pada dinding berlapis kaca yang menampilkan pemandangan kota Seoul dipagi hari. Tiba tiba saja pintunya diketuk.

"permisi, boss"

"kenapa? " tanyanya tak minat

Hari ini sepertinya ia harus lembur kembali. Menghabiskan tiap detiknya dengan dokumen dokumen itu.

Lagipula siapa yang tak mengenal Hwang Hyunjin?

Hwang Hyunjin. Sang CEO dari perusahaan Hwang Company. Itu pekerjaannya setelah ia lulus kuliah. Tapi jangan kalian berpikir bahwa ia mendapatkan posisi ini dengan mudah. Ia harus memulai dari bawah. Barulah ia bisa sampai pada tahap ini. Yang pastinya dengan kenyakinan kuatnya.

Saat ini ia masih tak memiliki niat untuk mengerjakan sekumpulan dokumen yang tertata rapi dimejanya. Ia terpikirkan untuk melakukan kegiatan lain.

"bagaimana jika makan siang? " tanyanya pada dirinya sendiri

"haruskah ku mengajak mereka? " lanjutnya

"okay"

Keputusannya final. Ia akan mengajak yang disebut dengan 'mereka' olehnya. Lalu ia mengambil telepon selulernya yang berada dipinggir mejanya dan menelponnya.

"mari kita makan siang bersama" ucapnya pada lawan bicaranya

"kau ini selalu seperti ini"

"baiklah baik " lalu ia menutupnya sepihak

Baiklah ia akan pergi untuk makan siang. Berhubung ini sudah hampir jam makan siang. Ia berjalan dengan santainya yang memperlihatkan kaki jenjangnya. Lalu membuka daun pintu ruangannya yang memperlihatkan meja asistennya.

Asistennya berdiri setelah melihat atasannya ingin pergi. Ia terlihat bingung tapi tak mau memepertanyakannya. Pasti ia akan mengatakannya sendiri.

"saya akan makan siang diluar, kamu tak usah ikut" ucapnya

"baiklah, boss" lalu memberikan hormatnya saat atasannya tersebut berlalu

-000-



Ia melanjutkan perjalanannya menuju lobby perusahaannya. Saat ia melintas, ia mendapat banyak tatapan seperti mengidam idamkan sosok seorang Hwang Hyunjin sambil memberi hormat . Yah tentu saja. Ia lagipula sudah biasa dengan tatapan tatapan seperti itu.

Mobilnya sudah disiapkan jadi ia tinggal memakainya. Ia sudah tahu ini akan terjadi. Asistennya. Tanpa banyak berpikir lagi, ia melajukan mobil mahalnya menuju tempat dimana mereka akan bertemu.

Keadaan jalan raya menjadi agak sedikit ramai karena jam hampir menunjukkan jam makan siang. Jadi, ia menaikkan kecepatan mobilnya agar tak terjebak macet.

Detik demi detik, menit demi menit berlalu mengantarkannya ke tempay tujuan. Sebuah restoran yang kelihatannya mahal. Restoran itu terletak di pinggir jalan.

Ia memarkirkan mobilnya dahulu sejenak hanya untuk sedikit bersiap. Setelah ia yakin, ia turun dari mobil mahalnya dan masuk kedalan restoran tersebut.

Pintu yang dibukakan oleh pelayan tersebut menimbulkan bunyi lonceng yang ditaruh diatas pintu.

"selamat datang" salam pelayan tersebut sambil memberi senyum

Hyunjin hanya memberi senyum tipisnya. Lalu berlalu pada meja yang ingin didudukinya dan menunggu orang yang sedang ia tunggu tunggu.Tak lama ia menunggu, akhirnya datang orang yang ditunggu tunggu.

"sudah lama tak bertemu bukankah seperti itu CEO Hwang? " ejek salah satu temannya

"rupanya sifatmu itu tak berubah ya?" ucap Hyunjin kesal

"kau tumben sekali mengajak kami makan siang bersama" ucap Changbin tanpa basa basi. Seperti biasanya

"why so serious?" ucap Hyunjin

"ayolah aku hanya merindukan kalian" lanjutnya yang membuat orang yang duduk bersamanya menjadi agak sedikit jijik.

"ayo kita mulai makan makannya. Aku masih ada urusan dengan my princess" ucap Changbin

"yasudah pesan sana" titah Hyunjin lalu mereka memesan.

Saat mereka tengah menunggu pesanan mereka, tiba tiba Minho bertanya

"ku dengar sebentar lagi ada yang ingin menikah " sindir Minho

"siapa? " tanya Hyunjin penasaran

"ini sebelahku" ucap Minho

"bukan sekarang, tapi nanti" ucapnya

Pada akhirnya karena jawaban yang dijawab oleh Changbin membuat kedua orang didekatnya meledek-ledeknya.

Tiba tiba saja Hyunjin berhenti mengolok olok Changbin dan hanya Minho yang melakukannya. Ia mengingat sesuatu yang pernah ada dihidupnya dan yang ia sia siakan.

Jujur, saat ia tertampar oleh kenyataan bahwa Jeongin sudah pergi dan tak berada di apartemennya lagi, Hyunjin mencoba mencari keberadaan manusia mirip rubah itu. Semuanya. Mulai dari teman temannya sampai orang tua Jeongin. Tapi, tak ada satupun orang yang ingin memberitahunya. Ia tak mengerti akan hal itu.

Hampir sebulan ia mencari keberadaan Jeongin tapi tak menemukan hasil sedikitpun. Seolah olah ini adalah hukuman untuknya. Tapi, ia menyadari bahwa Tuhan masih sayang padanya. Dibalik kesedihannya yang tak berkesudahan, Tuhan mengirimkan penyelamat dihidupnya. Ayahnya sendiri. Ia menawarkan suatu perjanjian pada anaknya itu. Dengan cara, anaknya akan meneruskan perusahaannya ini dengan memulai semuanya dari bawah dan membesarkan nama perusahaannya. Sedangkan, jika Hyunjin berhasil melakukan apa yang ayahnya inginkan, ayahnya akan memberitahukan keberadaan Jeongin sekarang.

TBC







MANTAN  - [HYUNJEONG]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora