42 : Adik kecil yang manis

43 5 0
                                    

Gue menutup mulut gue yang menguap, lalu meletakkan kepala di atas meja sambil memejamkan mata.

Ngantuk.

Biasanya gue emang bangun pagi, tapi kali ini gue harus bangun lebih pagi lagi buat ngurus Kanya dulu. Karena gue juga harus nganterin dia dulu, otomatis gue juga sampai sekolah lebih pagi juga.

Capek. Ngantuk juga.

Gue gak bisa tidur kayak biasa karena harus bantuin Kanya belajar dan gue juga harus ngerjain tugas. Meski belum lama masuk sekolah, guru gue yang kejam langsung kasih tugas semaunya.

Apalagi Kanya kadang gak mau disuruh tidur.

Hah ....

Berat juga ngurus adek, ya.

Puk.

Seseorang meletakkan tangannya di atas kepala gue, lalu mengelus-ngelus. Gue langsung membuka mata gue dan menatap cowok yang juga datang pagi ini.

"Kenapa? Belakangan ini lo tidur terus."

Gue mengangguk-angguk dan membiarkan tangan Raven di kepala gue. Hembusan napas kecil keluar dari mulut gue, sebelum gue menceritakan semuanya.

Raven tersenyum lalu lanjut menggerakkan tangannya di atas kepala gue. "Kalau mau, gue bisa bantu, kok."

"Gak usah," tolak gue. "Bakal jadi lebih ribet kalau adek gue ngadu soal lo ke BoNyok."

Gue memegang tangan Raven lalu menegakkan badan. Tangan Raven beda banget, ya, sama gue. Tangannya lebih besar dan ... lembut.

Dan tanpa sadar gue menekan-nekan ujung jarinya.

Ah .... Kebiasaan lama gue bangkit lagi. Dari dulu gue suka mainin tangan orang. Biasanya, sih, tangan Kanya atau Mama, kadang Ale sama Alo juga sering gue mainin tangannya.

"Mm ... Zoe?"

"Apa?"

"Itu ngapain?"

"Main," jawab gue polos. "Tangan lo beda sama tangan gue, ya."

"Iya lah beda," balas Raven. "Bisa udahan, nggak?"

Gue menoleh lalu mengernyit heran melihat wajahnya yang memerah.

Astaga!

Gue langsung melepas tangan Raven. "Sori, Ven."

Raven menggeleng pelan. "Gak papa," katanya lalu menggenggam kedua tangan gue sebelum kembali ke bangkunya.

Setelah itu, Deon dan Nana datang bersamaan.

Ya Tuhan, untung Raven ingetin.

>•<

Adek gue apa kabar, ya?

Dia bisa pulang sendiri, 'kan?

Tapi dari tadi gue telepon ke rumah, nggak ada yang angkat.

Meski hari ini dia masih ada kelas tambahan, harusnya dia udah pulang sekarang.

Adek gue juga nggak pernah tidur siang. Meski tidur, harusnya dia kebangun sama suara telepon dong!

Kenapa gue malah tertahan sama rapat MOS, sih!?

Gue. mau. cepet. pulang!

"Zo?"

Gue menoleh. "Apa?"

About Zoe {END}Where stories live. Discover now