17 | Penawaran Lain

12.3K 2.7K 245
                                    

17
Penawaran Lain
🌤️🌤️🌤️

Surat Perjanjian

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama: Mentari Anugerah
Tempat Tanggal Lahir: Singapura, 21 Maret 1992
No. KTP: 35281XXXXXXXXXXX
Jenis Kelamin: Perempuan
Agama: Islam
Nomor Hp: 0823456789xxx

Disebut pihak pertama sebagai pemilik kepentingan.

Nama: Angkasa Muda Wiratmaja
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta 11 Oktober 1991
No. KTP: 35281XXXXXXXXXX
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Nomor Hp: 085678910xxx

Disebut pihak kedua sebagai orang yang paling penting.

Bahwa kedua belah pihak sepakat mengadakan perjanjian dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Bahwa, pihak pertama bersedia menikah dengan pihak kedua apabila pihak kedua mau membatalkan perjodohan dengan pilihan orangtuanya.

2. Bahwa, pihak pertama tidak akan pernah meninggalkan pihak kedua apa pun yang terjadi.

3. Bahwa, pihak pertama bersedia menjadi ibu bagi anak-anak pihak kedua.

Demikian surat perjanjian ini dibuat oleh kedua belah pihak tanpa ada tekanan, ancaman, atau pun paksaan, serta tipu muslihat dari pihak mana pun.

Jakarta, 09 Mei 2019

Pihak Pertama,
Mentari Anugerah

Pihak Kedua,
Angkasa Muda Wiratmadja
.
.
.
Singkat, padat, dan amat sangat jelas. Bahkan kapasitas otak Mentari yang tidak memadai bisa langsung memahaminya sekali baca.

Luar biasa memang sulung Wiratmadja ini. Sukses besar membuat Eta kicep tanpa tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Ia hanya bisa menggigit bibir, kemudian mondar-mandir seperti setrikaan di suhu tertingginya.

Sialan. Sialan. Sialan.

Menarik napas melalui mulutnya yang dibulatkan, ia menghadap Angkasa yang duduk bersilang kaki di kursi kejayaan sang ayah. Dua sikunya menyangga lengan kursi putar hitam itu dengan jari jemari yang saling terjalin. Tampak begitu santai dengan punggung yang disandarkan. Senyumnya terulas jemawa, membikin Eta teramat muak. Siapa sangka, laki-laki ini ternyata licik juga.

"Gue nolak!" ujar Mentari tegas, dengan tangan-tangan yang dikepal erat di kedua sisi tubuhnya.

Sang lawan bicara mengangkat satu alis dan menyeringai kecil. "Its ok!" jawabnya enteng, membikin Eta makin sebal.

Angkasa yang konyol dan setengah sinting, sejak kapan bisa menjadi begitu serius dan angkuh?

Andai bisa, Eta ingin sekali mengangkat guci besar di pojok ruangan ini. Kemudian melemparkannya pada kepala Angkasa hingga bocor. Kalau perlu, mati saja sekalian. Tapi apalah daya, yang dia mampu hanya mengangkat tas jinjing berisi seperangkat alat make up serta dompet dan ponsel.

"Kalau begitu, udah nggak ada yang perlu dibicarain lagi, kan?" Laki-laki itu menepuk paha pelan, lantas berdiri. Dua lembar surat perjanjian tadi ia lipat rapi, hendak menyimpannya ke tempat tersembunyi. Karena kalau Surya atau Damai tahu, perang dunia akan terjadi lagi.

"Kenapa imbalannya harus pernikahan?" tanya Eta lagi, berusaha membuat penawaran lain.

"Emang apa yang lebih sebanding?"

"Gue bisa bayar lo pake uang."

Angkasa mendengus. Kertas di tangannya ia campakkan kembali ke atas meja. Ia berkacak setengah pinggang, menatap Mentari jengah. "Berapa lo bisa bayar gue?"

Cinta Sehangat MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang