05 - 난

3.5K 383 26
                                    

Annyeong!!

.
..
...
....
.....

Sejak kecil Taehyung tidak pernah merasakan kehidupan normal seperti anak lain. Ia harus rajin ke rumah sakit untuk memperpanjang hidupnya. Ia juga tidak bisa aktif bermain seperti anak lain membuat Taehyung tidak memiliki teman.

Tapi Taehyung tidak pernah merasa kesepian karena ada Jimin yang selalu bersamanya.

Jimin juga senang bisa selalu bersama Taehyung. Meskipun Jimin memiliki kehidupan yang lebih beruntung dari Taehyung, Jimin tidak pernah sekalipun mengabaikan Taehyung.

Jimin selalu menolak saat teman-temannya mengajaknya bermain disiang hari karena Jimin ingin bermain bersama Taehyung.

Jimin menganggap Taehyung adalah prioritas utamanya.

Begitu juga sekarang.

Jimin terus menolak permintaan ibunya agar Jimin pergi kesekolah. Jimin ingin tetap menemani Taehyung yang masih belum bangun sejak dua hari yang lalu.

"Eomma akan menjaga Taehyung disini Jimin. Pergilah sekolah ya.. Taehyung tidak akan senang melihatmu begini."

Yumi masih terus berusaha membujuk putra sulungnya. Ia mengerti Jimin ingin bersama Taehyung, tapi sekolahnya juga penting.

"Aku ingin tetap disini eomma. Bagaimana kalau saat Taehyung bangun aku tidak ada?"

"Eomma akan menghubungimu saat Taehyung bangun. Sekarang pergilah ke sekolah ya?"

"Tidak mau. Jimin ingin disini."

"Jimin, jangan keras kepala. Bagaimana kalau saat Taehyung bangun ia marah padamu karena membolos sekolah? Kau tahu kan, Taehyung sangat menghargai sekolah."

Jimin menghela napas. Memang benar, Taehyung akan sangat marah kalau tahu Jimin tidak pergi sekolah. Jimin tahu dengan jelas alasan Taehyung sangat menghargai sekolah. Karena Taehyung ingin bisa bersekolah.

"Baiklah eomma. Jimin pergi. Hubungi aku kalau Taehyung sadar ya."

Ibunya mengangguk.

Jimin melangkah meninggalkan rumah sakit. Ia bergegas pulang dan mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah lalu segera pergi ke sekolah sebelum ia benar-benar terlambat.

⭐✨⭐

Shin Yumi memandang pria berjas putih yang duduk didepannya. Beberapa menit setelah Jimin pulang, dokter Kim memanggil Yumi keruangannya.

Yumi menyiapkan hatinya mendengar kabar keadaan putra bungsunya.

"Taehyung tidak bisa bertahan lebih lama lagi."

Bagaikan ada gada besar yang menghantamnya. Rasanya sakit mendengar putranya tidak mampu bertahan.

"Ma... maksud dokter?"

Dokter Kim menatap iba sosok perempuan yang sering datang menemuinya untuk melakukan check up kondisi putranya.

"Jantung Taehyung semakin hari semakin memburuk. Obat-obatan sudah tidak bisa membantunya. Ia harus segera mendapat donor jantung. Jika tidak, mungkin aku tidak bisa menyelamatkannya lagi."

Yumi menangis. Ia tidak pernah bisa siap menerima kabar buruk mengenai putranya. Bebannya semakin terasa berat karena tidak ada sang suami yang menghiburnya.

Brightest Star (Vmin Brothership) ✔️Where stories live. Discover now