|Haikal Casaleno|

19 6 2
                                    

    Keluar main ini Naya menceritakan semua kejadian kemaren kepada Jessi. Kejadian dimana ia ditolong oleh seorang pria yang sampai sekarang tidak diketahui nama nya.

"Siapa sih pria itu?  Penasaran gue jadi nya" Ucap Jessi

"Nay gak tau nama nya, tapi yang Nay tau dia satu sekolah sama kita" Ucap Naya sambil membayangkan pria kemaren

"Terus kayak apa lagi ciri ciri nya? " Tanya Jessi yang telihat antusias

"Hmm" Naya menerawang mengingat wajah pria kemaren "Dia ganteng tapi masih gantengan Kevan, terus dia juga tinggi" Ucap Naya yakin

"Cuma itu?" Tanya jessi yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Naya "Kalau itu doang gimana kita bisa tau, secara disekolah ini kan banyak cogan, tinggi tinggi juga" Ucap Jessi

"Hehe gini aja deh, kalau nanti Naya liat, Naya kasih tau kekamu" Ucap Naya sambil terkekeh

"Yaudah deh, eh Nay gue mau kekantin, lo mau ikut? " Tanya Jessi

"Gak ah, Nay mau ke rooftop"

"Ngapain lo ke rooftop " tanya Jessi

"Naya Mau bersemedi " Ucap Naya sambil terkekeh yang dibalas dengusan oleh lawan bicara nya.

"Semedi tuh digunung bukan di rooftop" Ucap Jessi yang terlihat kesal

Naya terkekeh" Yaudah Nay pergi dulu ya" Ucap Naya pamit dan dibalas anggukan kepala oleh Jessi

       Naya berjalan sendirian menuju ke rooftop, tempat ini menjadi tempat faforit Naya disekolah baru nya. Disana tempat nya tenang dan cocok untuk Naya membaca novel nya,  ya walaupun tempat nya tidak terlalu bersih dan sedikit panas jika siang hari. Tapi Naya benar-benar merasa nyaman ditempat itu.

    Saat Naya membuka pintu rooftop, ia melihat seorang laki laki yang sedang duduk dipinggir rooftop, laki laki itu mengenakan seragam sekolah yang sama dengan nya. Naya berjalan mendekati laki laki itu untuk melihat siapa laki laki itu, namun laki laki itu sadar jika bukan hanya dia yang ada ditempat ini, ia berbalik dan melihat siapa yang ada ditempat ini.

   Mata mereka bertemu, hanya sebentar lalu laki laki itu membuang pandangan nya dan kembali duduk ditempat ia semula duduk.

"Itu kan laki-laki kemaren yang nolongin Nay, Nay harus bilang makasih ke dia"

   Naya pun melangkah mendekat kelaki laki itu dan duduk disebelah nya.

"Hay" sapa Naya ceria

"Ngapain lo disini? "Tanya cowok itu menatap Naya, Naya melihat ada sorot kesedihan dan kekecewaan di manik mata laki-laki itu, tapi ntah lah apa itu benar atau tidak.

"Nama aku Nayara calista, kamu bisa panggil aku Nay " Ucap Naya mengabaikan pertanyaan cowok tadi

"Haikal Casaleno" Ucap cowok itu

"Oh jadi nama kamu Haikal, btw makasih ya kemaren kamu mau nolongin aku" Ucap Naya dengan tulus

"Iya sama-sama" Ucap cowok itu murung

"Kamu kenapa? Lagi ada masalah? " Tanya Naya yang hanya dibalas oleh gelengan kepala

"Kalau ada masalah kamu bisa cerita ke aku kok, aku itu pendengar cerita yang baik loh" Ucap Naya sambil tersenyum

   Cowok itu hanya mengabaikan perkataan Naya, mata nya terus melihat kedepan dengan tatapan yang kosong.

       Merasa diabaikan, Naya mencoba memikirkan cara lain untuk membuat pria disebelah nya ini bahagia. Ini salah satu sifat Naya ia tidak ingin melihat orang disekitar nya sedih, apalagi orang yang ia anggap teman, walau ia belum kenal dengan pria ini tapi pria ini sudah baik mau membantu nya dan Naya rasa pria ini butuh teman untuk berbagi kesedihan.

NAYARA ( HIATUS ) Where stories live. Discover now