18

1.5K 247 31
                                    

Pagi-pagi buta, Sohyun keluar dari tempat kosnya. Ia tau, Hanbin bukan tipikal lelaki yang mudah menyerah. Setelah mengejar-ngejarnya beberapa hari lalu, hari ini lelaki itu pasti akan muncul lagi. Mengatakan hal yang sama, "Aku bisa jelasin."

Bagi Sohyun, ceritanya dengan Hanbin telah berakhir sejak kejadian ciuman malam itu. Ciuman yang merubah segala aspek kehidupannya, terutama yang menyangkut lingkungan sosialnya. Sejak bermunculannya gosip-gosip murahan soal dirinya dan Taehyung, atau soal dirinya yang digadang-gadang sebagai perusak hubungan Jihyo, Sohyun menjadi lebih waspada dalam setiap pergerakan.

Belum juga selesai, masalah lain membebaninya. Dimana malam itu Taehyung, dosennya, tiba-tiba mengajaknya untuk berhubungan selayaknya kekasih. Dan mulai hari itu juga, Taehyung berubah drastis. Pria yang awalnya Sohyun kira galak, dingin, pemaksa dan penyuruh-nyuruh, mendadak jadi sangat lembut dan baik pada Sohyun. Ada satu hal yang membuat Sohyun terkejut, Taehyung juga berubah semakin agresif. Gadis itu menjadi geli tiap kali Taehyung mendekatinya. Makanya, ia berusaha menghindar.

"Eh, apa ini?"

Sohyun terkejut, sebab sebelum benar-benar meninggalkan kosnya menuju kampus, ia dicegat.

Sohyun POV

"Dari siapa Kak Ji?"

"Nggak tau. Tadi aku nemu di teras tuh, terus ada namamu. Ya udah, aku kasihin aja sekalian. Kamu mau berangkat sekarang? Bukannya terlalu pagi ya?"

"Hehe.. iya, Kak. Lagi pingin aja berangkat. Habisnya suntuk di kos." Bohongku.

"Ya udah deh, aku masuk kamar dulu ya. Masih ngantuk. Hoaahmm.."

Setelah Kak Jieun masuk ke kamarnya, aku termenung. Tidak biasanya aku mendapat kiriman cokelat. Benar, ini pertama kali. Tapi dari siapa?

Cokelat royce kesukaanku. Hanya satu orang yang mengetahui apa yang aku suka dan tidak aku suka. Jika benar begitu, maka..

"Kim Sohyun!"

Kak Hanbin!

Ini pasti dari Kak Hanbin!

"Hei! Mau kemana? Tunggu dulu, aku berhutang penjelasan padamu!"

Kabur. Cuma itu yang bisa aku pikirkan. Bukannya benci, sebab rasa benciku perlahan mereda pada Kak Hanbin. Aku pernah bilang kan, bahwa sesering apapun Kak Hanbin menyakitiku aku, aku tetap nggak bisa membencinya.

Menyebalkan.

"Sohyun, aku tau kamu marah sama aku. Tapi setidaknya, dengerin penjelasan aku dulu.."

Masih sulit buatku Kak, berhadapan dengan kakak secara langsung selalu ngingetin aku sama rasa sakitnya dipermainkan. Kakak tega banget waktu itu..

"Penjelasan apa lagi, Kak? Semua sudah cukup jelas kok. Mendingan Kakak jauhin aku kalau Kakak nggak mau aku kena masalah."

Setelah itu, Kak Hanbin terdiam. Kupikir dia sudah tau soal aku yang sering dikucilkan gara-gara gosip yang nggak bener itu. Apa mungkin muncul di otaknya sebuah niatan untuk melindungiku? Ya, maksudku.. mungkin dengan cara dia menjauhiku aku akan aman. Semacam itu.

Entahlah, aku tidak mau banyak berharap. Kalau kenyataannya jauh dari yang kubayangkan, rasanya pasti akan sangat sakit. Sampai kapan pun, Kak Hanbin itu tidak pernah serius denganku. Dia tidak punya perasaan yang sama seperti yang aku rasakan padanya. Maka, kedengarannya akan percuma jika hubungan persahabatan kami pertahankan.

Bukannya apa, tetapi ini sepertinya pilihan yang terbaik bagi masing-masing. Aku harus belajar melupakan Kak Hanbin, begitu pula Kak Hanbin juga harus bisa melupakanku, membiarkanku pergi.

You Are The Reason ✔Where stories live. Discover now