satu lagi.

111 26 14
                                    

"Takdir kali ini memang menyiksanya, kau bayangkan saja setiap reinkranasi yang terjadi pasti dia selalu tersiksa dahulu dan menunggu diselamatkan oleh dirimu." Alaska mendecak-decak, memperhatikan jalanan es kemudian kembali ke ponselnya, "Habis ini kurasa kita akan belok ke kanan saja." ujarnya menoleh ke arah Yoongi yang tengah fokus menyetir. Tuannya tidak mengiyakan atau sekedar merespon dengan gumaman malasnya, hanya memutar stir yang justru ...

"Min Yoongi! Kanan!" Alaska berteriak kencang, "Kau seriusan ingin mengacaukan garis takdir nya ya? Dia bisa mati! Miyoung bisa mati!"

"Al, hari ini aku ingin berhenti mencoba."

"The fuck you're talking about?"

"I want to stop pretending to be happy with her."

"Apapun itu yang kau pikirkan, aku bilang putar arah! Kau tidak dalam pikiran rasional! Min Yoongi! Pull over!"

Yoongi yang keras kepala menekan gasnya, Alaska yang sesungguhnya juga takut menghadapi takdir yang berada di depannya tidak bisa melakukan lebih selain berteriak untuk berhenti kepada Yoongi. Dia tidak mendengarkan, pria ini benar-benar sinting. By all means, oke, Alaska bisa mati dalam sebuah kecelakaan dan Yoongi akan selalu hidup.

"Yoongi, mau kemana!"

"Melakukan sesuatu yang akan kusesali."

"Oh, seperti membunuhku?" Alaska berseru.

"Bukan," dia memberhentikan mobilnya halus. Memperhatikan Alaska yang tengah memberinya tatapan panik serta pandangan lain yang tidak bisa dijelaskan mutlak—bahkan oleh seorang Yoongi. "Tinggal bersamamu."

"Yoongi, ini reinkranasi terakhirmu, don't be stupid."

"Then I saved the best for the last."

Yoongi putuskan untuk membelot pada takdir, biarkan Miyoung terjebak pada takdir yang merenggut nyawanya tragis. Menurutnya susah bersama Alaska akan jauh membuatnya bahagia, ia merasa lebih hidup. [ ]

reinkranasiWhere stories live. Discover now