Interogasi

4.6K 440 61
                                    

Pria pendek itu turun dari tubuh Titan lalu berjalan ke Eren, Mikasa dan Armin. "Jawab pertanyaanku, bocah. Apa yang sebenarnya terjadi disini?" Levi bertanya dengan mimik datarnya.

"Banyak hal yang terjadi" sakura berjalan ke Levi dan menjawab pertanyaannya yang sebenarnya jawaban dari sakura itu belum membuat Levi puas.

"Aku belum pernah melihat kalian bertiga sebelumnya" Levi memandang Sakura. "Bisakah kau perkenalkan dirimu?" Lanjutnya.

Momen itu dirusak karena ada Titan yang sudah berada di belakang tim 7. Sakura yang sadar akan hal itu langsung. Memukulnya.

"Shannaro!!"

Dengan suara lantang sakura bersamaan sebuah bogem melayang mengenai Titan, membuatnya terlempar kesebuah puing bangunan rumah yang hancur dan bentuk rumah itu semakin hancur dari sebelumnya. Seketika hening bersamaan kabut pasir hilang.

"Yatta, Sakura-chan!" Naruto membuka suara, membuat tatapan bersahabat dari tim 7. Tetapi tatapan tergugah dari para prajurit.

"Siapa kau?!" Tanya Levi menatap surai pink Sakura yang tengah membelakanginya. Sakura hanya mengangkat bahunya.

"Aku seorang ninja" ucap sakura berbalik menatap Levi. Lalu memberikan senyuman lembut secara singkat.

"Kerja bagus, Sakura-chan" ucap Naruto berjalan mendekati sakura diikuti Mikasa yang menggendong Eren. Sementara Sasuke daritadi sudah pergi untuk mengawal daerah sekitar dan Armin memutuskan mengabari kondisi kepada Riko.

"BAWA KADET EREN KERUANG INTEROGASI BERSAMA GADIS BERAMBUT MERAH MUDA ITU!" ucap seorang wakil kadet yang datang tanpa dapat dicegah oleh semua orang.

"Eh!?" Kaget sakura.

"Cih! Apa kau--!?" Sakura menutup mulut Naruto. "Tidak apa, serahkan semuanya padaku. Aku tidak mau kita semua terkena masalah" sakura tersenyum pada Naruto.

Sementara Sasuke yang tidak tahu akan hal itu. Karena earphone Konoha mereka sudah dilepas daritadi setelah gerbang tertutup. Sasuke menemukan sebuah prajurit yang tewas dengan cara tidak biasa.

"Apa-apaan ini...?" Sasuke melihat mayat orang itu. Tubuhnya setengah hilang dan peralatan di ikat pinggangnya hilang dari pinggangnya.

"Seseorang dengan sengaja meninggalkannya" Sasuke berkata lewat pemikirannya yang cukup yakin bahwa orang itu tewas karena seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seseorang dengan sengaja meninggalkannya" Sasuke berkata lewat pemikirannya yang cukup yakin bahwa orang itu tewas karena seseorang.

...

Suara tetesan air terdengar di telinga Eren saat sadar setelah beberapa jam. Sebuah sentuhan nyaman didominasi sentuhan lembut yang awalnya menyentuh dadanya, beralih pada sentuhan dikepalanya. "Uhm...." Eren memberikan respon cukup nyaman saat merasakan sentuhan berupa usapan yang menyentuh berkali-kali.

"Yokatta...." Suara lembut mulai terdengar menyapu pendengaran Eren. "Jika kau sudah lebih baik, buka matamu perlahan agar tubuhmu tidak terkena tegangan kejut" suruhnya, Eren spontan mengangguk mengerti.

Usapan lembut tadi mulai memudar meninggalkan rasa nyaman yang membuat Eren kecewa, karena usapannya menghilang dengan cepat. Eren mencoba membuka matanya menatap sekitar yang tidak terlalu silau, ia terkejut terbaring di atas sebuah kasur. Dirantai disetiap bagian sisi kanan serta kakinya. Lalu ia menemukan sakura disisinya duduk ditepi ranjang dengan raut datar.

"Sakura.... Kita dimana?" Eren menatap sakura yang nampaknya tidak merespon dan memandang tajam pada sosok dua orang yang berada diluar jeruji besi. Mereka berada dalam penjara dengan cahaya yang cukup terang walau sebenarnya benar-benar gelap. Namun sosok dua orang itu sengaja memasukkan sebuah kasur rawat dengan niiat mengikat Eren.

Sakura hanya terdiam tidak berkata apa-apa.

"Tatapanmu nampaknya tak merasa terganggu dengan ini, nona" ucap salah satu diantara mereka. "Kau nampak tak gugup sama sekali dengan kondisimu sekarang" lanjutnya.

"Apa kau ingin aku ketakutan, karena dipenjara?" Tanya sakura datar. "Aku tidak ketakutan, sama sekali. Aku hanya penasaran, kenapa kalian membawaku dan Eren ke dalam jeruji besi bawah tanah ini" lanjutnya tanpa ada tekanan.

"Sakura-san ini!?" Eren terkejut dan bangkit perlahan dari kasur, dibantu oleh sakura pelan.

"Kau ada pertanyaan? Kadet Jeager?" Tanya satu pria itu dengan rambut berwarna pirang dengan postur tubuh yang tegap. Serta pria cebol disampingnya yang menolong Eren saat itu.

"Anda komandan Erwin, komandan dari survey Corps" ucap Eren menatap dengan terkejut si pirang. "dan anda Levi heicho" lanjutnya dengan nada canggung melirik laki-laki bersurai hitam yang membuang pandangannya ke arah lain.

"Anu...dimana kami?" Tanya Eren masih dalam kondisi limbung, baik kesadaran maupun mentalnya belum mencerna kondisi sekitar secara penuh membuat Sakura yang disampingnya menatap Eren sekaligus membuang pandangan cuek, dari komandan serta heicho dibalik jeruji depannya.

"Seperti yang kalian lihat... kita berada di penjara bawah tanah, saat ini kalian berdua sedang ditahan oleh polisi militer dan kami akhirnya mendapat izin untuk menemui kalian" jelas si cebol memandang Eren, lalu melirik Sakura yang masih cuek buang muka.

Eren melirik kedua tangannya, begitu pula menatap sakura yang masih diam, tangan gadis itu juga diborgol membuat Eren merasa panik berbanding terbalik dengan sakura yang nampak tenang. Sakura juga masih bisa bergerak dengan leluasa mengontrol chakra medisnya untuk mengobati Eren meskipun di borgol dengan serat besi sekuat itu.

"Ini milikmu....." Ucap Erwin memperlihatkan sebuah kunci yang selalu dikalungkan Eren di lehernya membuat Eren melotot kaget. "Jangan cemas.... Kami akan mengembalikannya" lanjutnya.

"Ngomong-ngomong soal rumahmu, rumah Dr. Jeager di shingashina menyimpan rahasia dari keberadaan serta informasi tentang Titan, apa benar?" Tanyanya serius. Ternyata pembicaraan ini sudah sampai di telinga para petinggi.

"Ya, mungkin..." Ucap Eren. Itulah yang ayahku katakan padaku dulu" ucap Eren dengan perasaan takut dengan tatapan intimidasi dari Erwin serta Levi.

"Kau kehilangan ingatanmu, juga ayahmu ikut menghilang... Apa itu kebetulan?" Tanya Levi yang sedari tadi diam, sementara sakura memutuskan untuk diam saja menganalisis kondisi sekitarnya.

Tidak.... Kalau masalah menganalisis seperti ini.... Sasuke-kun lah yang pantas untuk saat ini... Tapi, aku belum pernah jatuh dalam keadaan seperti ini seperti Naruto dan sasuke-kun

"Levi, kita sudah sepakat kalau anak ini tak mungkin berbohong, dan juga masih banyak yang perlu kita ketahui" ucap Erwin dengan nada datar menatap Levi.

...

"Apa yang sakura pikiran, Naruto?" Tanya Sasuke serius kepada Naruto. Pemuda pirang itu meneguk ludahnya kasar.

"Sakura-chan.... Yang meminta dattebayo..." Balas Naruto. "Tapi... Aku yakin dia cukup profesional dalam hal ini" lanjutnya.

"Souka... Kuharap tidak ada hal yang buruk terjadi padanya"

BERSAMBUNG






RevolutionWhere stories live. Discover now