00.19

29.3K 1.1K 8
                                    

Selamat membaca
-

Sudah di Revisi")

Keyra Pov'

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 15 menit yang lalu, aku pergi ke parkiran dimana aku meletakan sepeda ku.

Saat hendak menaiki sepeda ku, seseorang mencekal tangan ku dan langsung menarik ku dengan kasar membuat ku berjalan terseok-seok.

"Lepas!" Kataku dingin, mencoba melepaskan cekalan tangannya yang terlalu kuat.

Aku tau dia siapa karna tadi aku sempat melihat wajahnya.

"Ray!!!" bentak ku tapi tak membuatnya berhenti.

Rayyen, dia yang menarik ku ke sini. Kami sekarang ada di rooftop sekolah, tepat yang jarang didatangi orang karna ini adalah kekuasaan Rayyen dkk.

Aku menghempas tangannya hingga terlepas saat ia mengunci pintu rooftop.

"Lo mau apan?!"

Rayyen menatap ku dengan seringai-an membuat ku mengangkat sebelah alisku.

"Ara ..." panggilnya dengan lembut, tatapanya pun berubah menjadi sendu.

Aku melangkah mundur saat dia melangkah maju, semakin dekat denganku.

"Mau apa lo?!"

"Gue udah tau kalau lo Ara-nya gue!" Kata Rayyen seraya menatapku penuh rasa cinta.

Hah? Cinta, apa maksudnya?

"Maksud lo?" Tanya ku bingung.

"Lo Ara kan? Keyra Nathalia Brukley?"

Seketika tubuhku menegang, kenapa ia bisa tau identitas asli ku?

"Benar! Lo emang Ara-nya gue!" Rayyen mengembangkan senyumnya.

Terlihat tampan dan hmmm kedua gigi taring nya sedikit membuat nya terlihat seperti Vampire.

Kedua tangannya memegang erat bahu ku membuat ku sedikit meringis karna kuku panjangnya menancap bahuku walau masih terhalang dengan seragam ku.

"Gue gak paham!" Aku berpura-pura tidak tau karna kalau aku diam saja sudah pasti dia akan semakin yakin kalau aku adalah Ara.

Memang, saat kecil dulu hanya dia lha yang selalu memanggilku Ara. Saat ku tanya kenapa, dia jawab "Ray hanya ingin memanggil Ara dengan nama spesial!"

Begitu katanya, pada saat itu aku dan dia masih anak kecil yang tak tau apa-apa.

"Gak usah pura-pura lagi, karna gue udah tau semuanya!" Ujarnya dengan menatapku tajam.

Aku memutar bola mataku malas, "terus?" Tanya ku malas.

Ia memandangku kesal, lalu menjauhkan kedua tangannya dari bahuku dan berjalan menjauhiku- menatap pemandangan kota dari rooftop sekolah.

Aku diam tak menghampirinya.

"Lo tau, Ra? Gue sedih waktu denger kabar dari keluarga lo kalau lo meninggal. Saat itu gue emang masih terlalu kecil untuk tau semuanya. Saat gue mau ikut ke pemakaman lo, gue gak dibolehin sama orang tua gue. Padahal gue pengen banget ketemu lo untuk terakhir kalinya" posisi Rayyen membelakangiku.

Fake Nerd Girl (Sudah Terbit, Ayo Order!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang