3 : Bekal Seribu Cinta

1.1K 77 23
                                    

Alohalooo... ii kambek di siang bolong. Ada yang nungguin kisah Vania dan Dino ini gak?

Wkwkwk oke deh, langsung dibaca aja yaa. Jangan lupa tinggakin jejak manis.

¤♡¤Happy Reading Gengs¤♡¤

Memotong sosis bukanlah kegiatan favorit Vania. Dia lebih suka menjahit, menyatukan dua kain yang terpisah menjadi satu kesatuan utuh. Baginya kegiatan memotong adalah sesuatu yang akan berakhir memisahkan.

Tapi demi bekal yang akan dia berikan untuk Pak Ayang tersayangnya, Vania rela memotong berbagai bahan masakan untuk dia olah menjadi nasi goreng.

Mulai sekarang Vania ingin menyiapkan bekal makanan untuk Dino. Semalam dia menonton drama Korea terbaru yang dia dapat dari Amelia. Salah satu adegannya ada seorang gadis yang memberikan bekal untuk laki-laki yang disukainya. Hal itu pun menggugah batin Vania untuk melakukan hal yang sama. Siapa tahu saja, jika setiap hari disogok makanan hati Pak Ayangnya pun luluh.

Sambil memasak, Vania membayangkan reaksi Dino saat mendapat bekal darinya. Dino tersenyum dengan mata yang berbinar saat Vania menyerahkan bekal itu. Lalu Dino mengucapkan terima kasih dan mengecup keningnya. Uuuuuh... Vania jadi tidak tahan senyum-senyum sendiri. Dia memejamkan matanya, mengulum bibir bawahnya sambil memeluk pisau yang tadi dipakai memotong sosis.

"Astagfirullah... Nia istigfar... kamu ngapain meluk pisau gitu iiih..." sebuah suara menintrupsi lamunan Vania.

Gadis berambut ikal itu membuka mata bulatnya dan mendapati bundanya tengah berjalan terburu-buru menghampirinya. Begitu bundanya sampai di hadapnnya, bundanya segera mengambil alih pisau itu dan mengamankan di tempatnya.

"Iiih... Bunda kok malah disimpen sih?"

"Ya abis kamu ngapain meluk-meluk pisau segala kaya orang kesurupan? Gimana kalau ngegores atau lebih parah lagi nusuk ke kamu?" tanya Eni tidak habis pikir dengan kelakuan anak gadisnya ini.

Vania mengerucutkan bibir, "Nia itu lagi masak bukan lagi kesurupan, Bunda." kata gadis itu seraya menerobos bundanya untuk mengambil pisau yang tadi diamankan karena dianggap berbahaya.

"Masak apa sampai meluk pisau segala?"

"Bikin nasi goreng."

"Tumben kamu masak sendiri biasanya minta tolong bunda bikinin."

"Hehee... soalnya ini bukan buat Nia, Bun, jadi Nia pengen nasi gorengnya buatan Nia sendiri."

Eni tersenyum-senyum melihat putrinya mengatakan hal itu. Sepertinya putrinya ini tengah naksir seseorang.

"Terus buat siapa?" tanya Eni mulai memancing.

Pikiran Vania pun mulai melayang pada sosok laki-laki yang dicintainya. Laki-laki berhidung bangir, bermata bulat namun menusuk, berbibir tebal, dan berahang kokoh. Aduuuh... Vania jadi ngiler nih.

"Buat Pak Dino, Bun." jawab Vania.

"Hah kamu naksir sama satpam di pos depan?" tanya Eni menatap tak habis pikir pada anak satu-satunya itu.

Eni menggelengkan kepala, merasa miris dan prihatin sendiri dengan anak gadisnya. Bagaimana mungkin anaknya ini menaruh hati pada satpam komplek yang bertubuh tambun dan sudah memiliki keluarga itu. Seperti tidak ada laki-laki lain saja di dunia ini. Apa mungkin ini efek dari perlakuan berlebih suaminya pada Sang Anak yang tidak membolehkannya berpacaran?

"Iiih... Bunda... Bukan Pak Dino satpam komplek." Vania mengerutkan wajahnya, tidak habis pikir kenapa Bundanya yang cantik ini malah berpikir ke sana. Duh Vania juga masih waras untuk tidak menyukai bapak-bapak dan menjadi pelakor.

Jatuh Cinta Itu...🍎 [New VERSION]Where stories live. Discover now