#08

2.3K 317 80
                                    

Semenjak ajakannya untuk menikah disetujui, Taeyong berencana untuk melamar Ten dengan cara yang lebih resmi. Itu sebabnya ia sekarang berada di pekarangan sebuah rumah besar gabungan antara gaya modern dan gaya tradisional ini. Halamannya luas. Berbagai macam tanaman menghiasi dan ada kolam ikan di antaranya.

"Tennie ku sayang~~~" suara cempreng mengalihkan perhatian Taeyong. Seorang pria berumur, bertubuh mungil berlari-lari ke arah Ten.

"Ab-" baru saja Taeyong ingin memanggilnya aboji datang satu pria lagi dengan penampilan nyentrik. Kemeja lengan pendek bermotif, celana pendek, sendal jepit, dan kaca mata lensa berwarna.

"Yesungie, uri Ten sudah datang~" sahut pria mungil itu. Ten memeluk keduanya bergantian.

"Bogoshipda." gumam Ten pada mereka.Taeyong memperhatikan mereka dan merasa tidak asing dengan pria yang bersuara nyaring. Setelah itu mereka mengalihkan pandangan mereka pada Taeyong.

"Siapa?" tanya ibu Ten, pria mungil itu, suaminya memanggilnya Ryeowook. Ten menoleh dan mulai gugup untuk mengenalkan Taeyong. Tatapan ayahnya sudah tidak enak terhadap Taeyong.

Taeyong berdiri tegak lalu membungkuk. "Annyeonghasimnika, Taeyong imnida." ucapnya sopan.

"Ah, temannya Ten yang mau berlibur itu ya?" sahut Ryeowook. Ten dan Taeyong saling lirik bingung. Ten kemudian merangkul ibunya.

"Bagaimana kalau kita bicara di dalam?" tawarnya.

"Ohhh benar sekali saking senangnya anakku pulang ke rumah aku jadi lupa mempersilahkan tamu untuk masuk, ayo silahkan masuk," ajak Ryeowook. Beberapa pelayan yang menunggu langsung menghampiri Taeyong untuk membawa barang-barang mereka.

Ketika melangkah masuk ke dalam rumah, Taeyong disambut oleh interior modern sangat berbeda dengan bagian depan rumah. Di ruang tamu terdapat sofa berkualitas dan disekelilingnya tergantung berbagai macam figura, lukisan, dan kaligrafi tradisional. Di sebuah sudut terdapat rak yang berisi berbagai macam penghargaan pencapaian keluarga ini. Dari poster bergaya lama yang tergantung di dekat rak itu Taeyong mengetahui sebab ia merasa tidak asing dengan Ryeowook.

Ryeowook merupakan salah satu penyanyi senior yang berjaya pada zamannya. Dulu ia bekerja dengan SM entertainment dan menjadi salah satu kebanggan sampai saat ini. Foto-fotonya di pajang di beberapa sudut kantor. Lagu-lagunya pun masih diperdengarkan meski sang penyanyi telah memutuskan untuk pensiun dari dunia hiburan beberapa tahun yang lalu.

"Aku pernah melihatmu, di kantor SM... ah, kau asistennya Heenim hyung, kan?" ujar Ryeowook mengenali Taeyong. Taeyong tersenyum kecut. Itu dia tiga tahun yang lalu, saat masih menjadi karyawan magang.

"Sudah tidak lagi, sekarang saya stylist untuk SM." jawab Taeyong mengangguk sopan.

"Kalian pasti partner kerja, ya?" sahut Yesung. Ten dan Taeyong mengangguk bersama.

"Tapi—" perkataan Ten terputus oleh selaan ibunya.

"Kami juga dulu partner kerja, kau atau ibumu pasti pernah mendengar lagu-laguku kan? Semua lagu itu suamiku yang membuatnya." kata Ryeowook menepuk paha Yesung yang duduk di sampingnya.

"Oh iya, jadi kalian kemari untuk berlibur? Rasanya ini bukan musim liburan..." Ucap Yesung menatap Ten dan Taeyong bergantian.

Taeyong berdehem. "Sebenarnya..." Ryeowook dan Yesung menatap Taeyong serius. Tangan Taeyong bergetar. Tatapan kedua orang tua Ten itu bisa membuat tubuhnya bolong saking tajamnya. Ten menunduk.

"Sebenarnya," Taeyong menegakkan leher, menegaskan ucapannya. "Tujuan kami datang kesini adalah untuk meminta restu menikah." terdengar suara Ryeowook menahan napas. Yesung langsung melepas kacamatanya.

UndecidedWhere stories live. Discover now