22;unexpected

2.6K 534 19
                                    

Ryujin meringis ketika yeji membukakan dia pintu dengan ekspresi kesalnya,

"Lo tu ngaco tau gak ? Main langsung kesini aja, anak cewek pergi tengah malem itu bahaya ryujin" omel yeji.

Ryujin menghela nafasnya, "gue panik begitu denger bunda sakit" jelasnya pelan.

Yeji menghela nafasnya lalu ia mempersilahkan ryujin masuk, "lo temenin bunda di kamarnya, gue masih mau nyari hyunjin" ujar yeji.

Ryujin mengangguk dan langsung menuju kamar bunda nayeon, ryujin ketuk beberapa kali. Tapi tidak ada sautan, dan berakhir ryujin membuka pintu kamar bunda nayeon dan masuk.

Ryujin bisa liat bunda nayeon yang tidur, mukanya rada pucat.

Ryujin duduk di pinggir kasur, mengamati wajah cantik bunda nayeon.

Perlahan mata bunda nayeon terbuka, "ryujin ?"

Ryujin tersenyum, "iya bunda ?"

"Kok bisa disini ?" Tanya bunda lalu berusaha mendudukkan badannya yang di bantu oleh ryujin.

"Iya, tadi kata yeji bunda sakit, ryujin jadi langsung kesini" jelas ryujin.

"Ini jam berapa ?" Tanya bunda nayeon.

Ryujin melihat jam tangannya, "jam setengah dua bunda" jawabnya.

Bunda nayeon menghela nafasnya, "kamu ngapain kesini tengah malem sih ? Kan bisa besok"

Ryujin menggeleng, "gapapa bunda"

"Hyunjin, mana ?" Tanya bunda nayeon tiba-tiva.

Ryujin menggeleng, "gak bisa dihubungin"

Bunda nayeon menghela nafasnya, "kalian ada masalah ? Lagi berantem ?"

Ryujin diam, tidak berani menjawab sampai tiba tiba pintu kamar bunda nayeon terbuka dengan cukup keras.

"Bunda maaf hyun-"

Ryujin memejamkan matanya kuat setelah mendengar suara dari omongan yang menggantung itu,

"Kenapa lo disini ?"

Ryujin menghela nafasnya, lalu ia menoleh, "gue dikasih tau yeji kalo bunda sakit, jadi gue langsung kesini" jelas ryujin dengan bersusah payah menatap mata hyunjin.

"Hyunjin, kamu ajak ryujin ke kamar mu, omongin masalah kalian baik-baik" ujar bunda nayeon,

Hyunjin yang masih berdiri didepan pintu itu menyapu rambutnya kasar, "ikut gue" ujarnya pada akhirnya lalu berjalan pergi.

Ryujin bingung, ia sempat menoleh ke bunda nayeon, tapi bunda nayeon malah mengisyaratkan untuk mengikuti hyunjin.

Mau tidaj mau, ryujin berlari mengikuti hyunjin, hyunjin sudah lebih dulu masuk ke kamarnya.

Ryujin yang masih diluar itu menatap ragu pintu kamar hyunjin yang setengah terbuka itu, haruskan dia masuk ?

Kenapa ia terkesan jadi pihak yang bersalah ? Padahal kalau mau ia bisa saja tidak peduli.

Pada akhirnya ryujin memutuskan masuk, ia melihat hyunjin yang duduk di pinggir kasur dengan wajah datarnya.

"Hyunjin" panggil ryujin pelan.

Hyunjin mendongak, "lo bgapain disini ?"

"Kata yeji bunda lo sakit, jadi gue langsung kesini" jelas ryujin.

"Atas dasar apa lo kesini ? Lo kesini sebagai siapa ?" Tanya hyunjin penuh penekanan.

Ryujin menatap hyunjin tidak percaya, "maksud lo apa sih ? Pertanyaan lo itu-"

Hyunjin berdecak meremehkan, "lo gaperlu sampe kayak gini kalo emang cuma mau cari simpati" ujar hyunjin, "lo bisa kayak gini langsung ke soobin, gak perlu ke gue"

Ryujin terkejut mendengar ucapan hyunjin, ia tidak menyangka hyunjin akan berucap seperti itu.

"Lo beneran mikir kalo gue ada apa-apa sama soobin ?" Tanya ryujin.

Hyunjin berdiri berjalan mendekat ke ryujin, "fakta, shin ryujin"

Ryujin mendengus tidak percaya, "fine" ucapnya tegas, "anggap aja kalo gue emang begitu" ujarnya sebelum akhirnya keluar dari kamar hyunjin,

Meninggalkan hyunjin yang menatap kepergiannya dengan tidak percaya.

❣️

Ryujin menggigit bibir bawahnya gusar, tadi ketika keluar dari kamar hyunjin sebenarnya ia sudah berjalan penuh emosi sampai di parkiran rumah hyunjin.

Tapi ia balik lagi mengingat belum pamit dengan bunda nayeon,

Ryujin berdiri didepan kamar bunda nayeon, ia sebenarnya ingin masuk dan pamit, tapi ia ragu setelah mendengar omongan hyunjin tadi.

Rasanya ia tidak pantas.

Siapa dia ? Cuma pacar bohongannya hyunjin kan ?

Ryujin tersentak kaget ketika pintu kamar bunda nayeon terbuka, menampilkan yeji yang kebingungan melihat dirinya.

"Loh ? Belum pulang ?" Tanya yeji.

Ryujin menggeleng, "gue gak bisa pulang gitu aja sebelum pamit" jelas ryujin.

Alis yeji mengkerut, "emangnya gak pulang dianter hyunjin ?" Tanyanya lagi.

Ryujin menggeleng,

Yeji menghela nafasnya, "berantem ?" Tanyanya.

Ryujin menggaruk kepalanya canggung, "gak ngerti deh berantem atau gimana" jawabnya tidak jelas.

Lagi-lagi yeji menghela nafasnya, "bunda udah tidur" ujae yeji, "nanti gue sampein kalo lo udah pulang" tambahnya.

Ryujin mengangguk, "yaudah deh, salam dari gue ya ji, semoga cepet sembuh" ujar ryujin.

Yeji mengangguk,

"Besok kalo sempet gue mam-"

Omongan ryujin menggantung, lalu ia menggeleng, "enggak deh, gak mampir besok hehehe" ujarnya canggung.

Alis yeji terangkat sebelah, "mampir aja kali, bunda pasti seneng kalo lo dateng" ujar yeji.

Ryujin menggeleng, "enggak deh ji, gue gak enak" balas ryujin.

Yeji menatap ryujin lekat,

"Pasti gara gara hyunjin ya ?" Tanya yeji.

Ryujin menatap yeji sedikit terkejut, "ya gitu" jawabnya pada akhirnya.

Yeji menyapu rambutnya kebelakang, "heran gue tuh sama kalian, kayaknya ribet banget ya hubungan kalian" ujar yeji.

Ryujin diam,

Yeji menghela nafasnya,

"Ryujin, cerita ke gue"

Unexpected | h.hyunjin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang