Bab. 1 Chapter 1: Avanys

33 1 0
                                    

"Raya... Aku taruh makanan mu disini ya seperti biasa, aku berangkat sekolah dulu, jangan lupa di makan."

Hari-hari Rendy dimulai seperti biasanya, menyiapkan makanan untuk adiknya, dan dia pun berangkat sekolah. Di sekolah pun Rendy terkenal menyendiri, setiap hari dia habis kan untuk menulis novel, sama seperti kebanyakan anak SMA, yang membedakan Rendy dengan yang lainnya adalah dia mempunyai tanggung jawab yang besar yaitu merawat adiknya sekaligus bekerja paruh waktu sebagai penulis novel.

Sepulang sekolah Rendy pergi ke toko buku langgananya, mengingat hari itu novel barunya di terbitkan

"Selamat datang... Eh Rendy,"

"Yo! anu Amanda, novel baruku ada disini ga?"

" Maksudnya novel yang berjudul Separuh Jiwaku ? baru aja tadi pagi sampai."

"Ehh!! dari 50 copy belum ada yang laku?"

"Sejelek itu kah novel buatan gua??" gumam Rendy dalam hati

"Bentar ya Ren, aku layanin pelanggan yang lain dulu"

Terbesit di fikiran Rendy, sifat jahilnya pun muncul, dia ingin menaruh novelnya di jajaran Recomended Novel, tak lama setelah melihat  novel yang ada di sana,dia pun terkesima karena ada novel limited edition, tidak ada bedanya dari novel lain, hanya saja ada tanda tangan penulis idolanya di novel tersebut

"Gimana Rendy? ada yang mau kau beli?" tanya Amanda

"Kayaknya sih gaada, aku cuma mau liat novel ku laris apa engga,"

"beruntung banget ya kamu, punya ilustrator terkenal, sayangnya bukumu ga terkenal"

"Eleh, ejekan macam apa itu?? kamu liat aja nanti, pasti buku ku akan terkenal!!"

"Hehehe, maaf maaf, ngomong-ngomong kamu tau ga? ilustrator kamu malam ini akan live lho di YouTube"

"Hah!!? beneran nih?? malam ini Avanys akan live?

"Iya... Rumornya dia mau nunjukin wajahnya,"

Selama Rendy bekerja sama dengan ilustratornya yaitu Avanys, dia tidak pernah melihat wajahnya secara langsung, dia hanya melihat ilustratornya itu menggunakan topeng selama live di YouTube.

setelah mengetahui hal tersebut Rendy langsung bergegas pulang kerumah, lalu menyiapkan makanan untuk adiknya, dia berniat memasak sayur sop dan perkedel untuk makan malam, tetapi ia urungkan niatnya karena ia ingin cepat cepat melihat wajah ilustratornya yang misterius.

Tok... Tok... Tok...

"Raya makananmu kakak taruh di sini ya, jangan lupa di habiskan" ucap Rendy yang tergesa-gesa sembari mengetuk pintu

Rendy bergegas bergegas menujur kamarnya, hampir saja ia terjatuh dari tangga karena rasa penasarannya yang sangat besar

"udah mulai nih.... Kira kira mukanya kayak gimana ya? apa bener yang di bilang orang orang kalo dia itu om om pedo yang jago gambar?"

Di acara live tersebut Rendy hanya melihat seseorang mengenakan jaket dan topeng imut yang menutupi wajahnya, sambil menggambar salah satu tokoh super hero terkenal. Dari awal acara Rendy hanya melihat hate comment yang bertebaran. Tangannya pun mengepal menunjukan ia sampai-sampai rasanya ia ingin memukul  orang yang memberi komentar negatif.

"dih, dari tadi komennya hate terus, padahal gambarnya kan bagus, ni orang pada gak tahu seni ya?, atau  karena banyak rumor kalo dia itu om om pedo?"  gumamnya dalam hati

Tiba-tiba Rendy pun terdiam karena dia menyadari hal yang familiar dengan sesuatu di acara live tersebut. Jantungnya seperti berhenti berdetak, nafasnya melambat, mata nya terbelalak, karena tidak mengira apa yang ia liat

"Ehh!! itu kan... Gak mungkin... Jangan-jangan selama ini Avanys adalah..."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Benang CintaWhere stories live. Discover now