~Part 01~

2.7K 79 10
                                    

Di pagi hari yang cerah, keluarga Fatim, Fateh, dan Muntaz sedang sarapan bersama di meja makan. Akan tetapi tidak dengan Muntaz, ia makan di dapur. Karena tidak diperbolehkan makan bersama keluarganya di meja makan. Melihat hal itu pun Fatim langsung menghampiri Muntaz dan mengajak Muntaz makan di meja makan. Akan tetapi, ia menolak ajakan Kakaknya itu. Karena ia takut dimarahi oleh Umi, Abi, dan Abangnya Fateh.
Fatim : "Muntaz, ayo, kita makan di meja makan sama yang lain!"
Muntaz : "Gak usah, Kak. Muntaz disini aja." (Tersenyum)
Fatim : "Muntaz, ayo, kamu jangan makan disini! Kita makan di meja makan aja ya."
Muntaz : "Ta..tapi, Kak..."
Fatim : "Udah, kamu gak usah takut. Kan ada Kakak. Ayo, kita ke meja makan!"
Muntaz : "I...iya, Kak." (Gugup)

Fatim pun mengajak Muntaz ke meja makan. Saat sampai di meja makan, Fateh tidak mau Muntaz ikut makan bersama mereka.
Fatim : "Ayo, duduk di sini, Taz!"
Muntaz : "I...iya, Kak." (Ketakutan)
Fateh : "Kak! Kakak ngapain bawa anak pembawa sial itu kesini sih, Kak!"
Fatim : "Fateh! Omongan tuh dijaga! Dia itu anak Umi sama Abi juga! Dan dia itu saudara kandung kamu!"

Saat itu Fatim tidak dapat menahan emosinya. Jadi, Fatim tak sengaja menampar Fateh.
Fateh : "Awww... sakit..."
Abi : "Fatim! Apa yang kamu lakuin ke Fateh barusan?!"
Umi : "Gara-gara kamu ngebelain anak itu! Kamu sampai menampar Fateh! Kenapa kamu lebih membela anak itu daripada Fateh?! Anak itu anak pembawa sial!"
Fatim : "Mi, Muntaz itu masih kecil, Mi. Dia gak pantes diperlukan seperti ini! Dia juga anak Umi sama Abi! Seharusnya kalian ngelakuin kita itu adil!"

Muntaz pun merasa bersalah. Gara-gara dia keluarganya menjadi bertengkar. Muntaz pun berlari menuju kamarnya. Di kamar, Muntaz mengurung diri. Ia tidak mau keluar sama sekali.
Muntaz : "Ini semua salah Muntaz! Gara-gara Muntaz, semua jadi bertengkar!" (Menangis dan menyesal)

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar Muntaz.
Tok...tok...tok...
Fatim : "Taz, buka pintunya. Ini Kak Fatim."
Muntaz : "Buka aja, pintunya gak dikunci kok." (Menghapus air matanya)
Fatim : "Ok. Muntaz, kamu habis nangis ya?"
Muntaz : "Enggak kok, Kak."

What did I do wrong?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang