14. babak baru

21 4 12
                                    

"UDAH JAM SEGINI?" teriak satria.

jam 11 malam dikamar kost gue. dengan lampu yang masih belum menyala dan bungkus makanan yang masih terbuka kita baru aja menyelesaikan suatu film berdua. gue pun bergegas mencari saklar dan membereskan seadanya kamar gue yang udah gak tau bentuknya kayak apa setelah kita pakai main tadi. main uno dan nonton film to be exact.

sedangkan satria, cowok itu lagi kalang kabut mencari dimana kunci motornya yang emang dia taruh asal sebelumnya sambil mencoba memakai jaket denim hitamnya.

"gak ketemu ya?" tanya gue sambil bantu cari.

"kok gaada ya perasaan tadi disini loh" katanya mulai panik.

gue gak menjawab sambil terus berusaha ikut mencari. tapi sebenernya ada hal yang mengganjal fikiran gue sih. di jam yang udah selarut ini, dan kasus gangster yang lagi marak-maraknya ditambah kost satria dan gue yang gak deket jaraknya gue 'agaknya' berharap kalau kunci satria sekalian gausah ketemu aja.

"gak usah pulang kalo gitu" kata gue sambil jalan kearah lemari gue buat ambil bed cover yang baru aja gue ambil dari laundry buat menghindari tatapan satria.

"hah-?" tanya dia memastikan

"nih" kata gue sambil ngasih bed cover dan langsung gue tinggal pergi ke kamar mandi karena gue terlalu malu.

setelah sikat gigi dan menenangkan diri, gue masuk lagi kedalam kamar dengan muka yang gue usahain, biasa aja. bed cover itupun ternyata udah tergelar ditambah satria yang tiduran diatasnya dengan posisi udah ngelepas jaketnya.

"aku ada sikat gigi baru nih kalo mau" tawar gue.

diapun gak jawab, cuma senyum super lebar yang gue liat dari mukanya. yatuhan what am i supposed to do after this? jujur gue agak nervous dan gak tau apa keputusan yang gue ambil ini udah bener.

gue pun langsung ngasih dia sikat gigi yang gue maksud, tapi tangan gue gak langsung dilepas sama dia.

"makasih" ucapnya singkat.

sejujurnya gue udah tau apa yang mau dia omongin sebelum kata-kata itu beneran keluar dari mulut dia. dan kayaknya diapun tau kalau hal-hal cringey are not my things. jadi ya sampe situ aja omongan dia. gue pun mengiyakan cuma hanya senyum dan,

"yaudah sekarang tidur"

gue dan diapun mulai mengatur posisi gimana kita tidur. tapi tiba-tiba gue dikagetkan dengan tangan dia yang tiba-tiba menelusup mencari tangan gue.

"kayak gini aja boleh gak?" pintanya.

"emang gak pegel?" tanya gue.

"nggak kok" jawabnya.

dengan posisi kayak gitu kita pun malah gak jadi tidur dan malah ngobrolin hal-hal gak penting yang kita mau tau dari satu sama lain.

udah lumayan lama, gue pun gak tega sama tangan dia yang udah berkali-kali mau jatuh tapi dia tahan lagi dan lagi biar tetep pegang tangan gue. akhirnya gue pun memutuskan untuk,

"kayaknya aku yang pegel, udahlah disini aja muat......kayaknya" kata gue sambil narik dia naik ke kasur gue.

























hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh nulis apesi.

amorousnessWhere stories live. Discover now