S a t u

191 89 130
                                    


Vote dulu jangan lupa 😊

20 Oktober 20xx

Seorang gadis tengah menikmati secangkir kopi panas di sebuah kafe klasik di pinggir jalan. Sembari ditemani sebuah novel remaja yang ia beli tempo hari.

Gadis itu terlalu asyik membaca sampai melupakan jadwal bus yang membawanya ke Universitas Negeri Malang. Alhasil ia berlari terburu-buru keluar kafe menuju halte setelah melihat arloji di pergelangan tangan kirinya.

Benar saja bus yang harusnya membawanya ke kampus, telah melintas sekitar dua menit lalu.

Tak ada cara lain, ia harus menunggu jadwal bus berikutnya atau dia tak masuk kelas hari ini. Ia terus berjalan melewati seorang lelaki seusianya yang tengah asyik membaca sembari mendengus kesal. "Ah dasar buku sialan!" gumam si gadis.

Lelaki di sebelahnya terkekeh pelan, sebenarnya lelaki itu tidak benar-benar membaca, justru ia memang menunggu si gadis yang terlambat menaiki busnya.

"Hei, Tuan! Apa yang lucu?" tanya gadis itu sinis.

"Aku tidak menertawakanmu, aku sedang membaca ini dan ini lucu." Lelaki itu mengelak.

"Hei yang benar saja! kamu sedang membaca buku fisika, Tuan!"

Astaga.. bodohnya aku..
"Memang, ada yang lucu dari buku ini." Lelaki itu mengelak lagi

"Terserahlah!"

Sesekali lelaki itu melirik gadis di sebelah, memandangi si gadis secara intens dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Mulai dari rambut panjang berwarna hitam pekat, kulit putih susu, dan perawakan yang cukup tinggi. Hingga fokus pria jatuh pada wajah cantik gadis itu. "Manis" itulah penilaian yang ada dalam otak lelaki itu.

Seluruh atensi lelaki itu seketika runtuh saat si gadis menatap tajam tepat pada manik matanya.

"Hei! Apa yang kamu lihat, Tuan?"

Lelaki itu tersenyum hingga sepasang lesung pipit terbentuk di kedua pipinya. "Apa yang aku lihat? Tentu saja dirimu."

"Dasar orang aneh! Fokus saja dengan bukumu!" kesal si gadis.

Gadis itu tampak khawatir dan berulangkali berjalan mondar-mandir menunggu jadwal bus berikutnya. Arlojinya telah penunjukan pukul 08.45, sekitar 15 menit lagi bus akan datang, tapi ia tak bisa menunggu, gadis itu terduduk kembali.

Sementara lelaki itu masih setia memandangi si gadis dengan senyuman tak pernah lepas dari wajah tampannya.

"Siapa namamu, Nona?" tanya lelaki itu.

"Adakah hakku untuk menjawab?!"

"Galak sekali nona Ara Aurel." Sedetik itu pun gadis bernama Ara Aurel menoleh dengan cepat.

"Dari mana kamu tau namaku? Atau kamu penguntit?"

Lelaki itu menunjuk sebuah catatan yang berada dalam genggaman Ara. Disana tertulis "Ara Aurel", dan si gadis menghela nafas kasarnya saat meruntuki kebodohannya, menulis nama lengkap di cover catatannya.

"Namaku Laskar, Laskar Dirgantara." Lelaki itu memperkenalkan dirinya. Namun, Ara terlihat tidak tertarik sama sekali dengan perkenalan Laskar.

"Kamu ingin ke mana kalau aku boleh tahu?"

"Dengar ya tuan Laskar. Aku tidak mengenalmu, dan kamu tidak mengenalku. Jadi tolong jangan sok akrab denganku. Fokus saja dengan bukumu."

Seketika keheningan terjadi diantara mereka berdua. Tak selang beberapa lama, bus jadwal berikutnya datang untuk menjemput penumpang. Tak ingin ketinggalan lagi, Ara terburu-buru menaiki bus. Ara menyempatkan diri untuk menatap Laskar. Laskar tersenyum manis sembari melambaikan tangan.

****

"Laskar, kamu dari mana saja sih! Jangan buat mama khawatir!" ujar wanita paruh baya dengan raut khawatir tatkala anak laki-lakinya pulang.

"Cuma jalan-jalan sebentar saja kok, Ma, menikmati sisa hidup."

Laskar berjalan menuju dapur dan meneguk segelas air dingin. Ia tau mamanya selalu khawatir saat ia pergi keluar. Karena tak tega, Laskar langsung memeluk mamanya dari belakang, membuat mamanya kaget dengan perlakuan anak semata wayangnya.

"Astaga, rasanya nyaman sekali. Apa aku bisa mendapatkan rasa ini setiap hari, Ma?" Mama Laskar mencubit pelan tangan kekar yang melingkar di perutnya. "Kamu ini bodoh atau apa sih? Tentu saja Laskar,  kamu bisa melakukan apapun selamanya ... hiks ... hiks ..." terdengar isakan pelan dari sela-sela kalimat mamanya.

Laskar hanya tersenyum mendengar perkataan mamanya, lantas ia menenggelamkan wajahnya diantara ceruk leher dan mempererat pelukannya.

Bersambung....

Aku ingatkan lagi, habis baca jangan pergi ya, tinggalkan vote dan coment kalian.

Iniloh yang namanya vote, bentuk bintang
👇

I Found You Again (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang