Chapter 2: 1

381 42 0
                                    

Ingatlah, kebanyakan nama disini adalah nama-nama Perancis (dan salah satunya terlihat seperti Hungarian), jadi mereka dibaca berdasarkan aturan bahasa Perancis, bukan bahasa Inggris.

Eropa pada abad ke-13 adalah benua dari ketuhanan dan agama.

Semua orang percaya pada Tuhan dan berpikir bahwa satu-satunya cara memiliki kehidupan yang berbahagia adalah dengan berdoa kepada-Nya.

Tak terkecuali Crowley Eusford, dibawah pengaruh bahwa mengikuti perintah Tuhan akan menjadi jalan untuk mencapai kebahagiaan.

Namun baru-baru ini, setiap kali dia menutup mata, dia selalu melihat mimpi yang sama.

Mimpi terburuk dari semua mimpi-mimpi buruk, dimana dia membunuh dan membunuh dan membunuh orang pada pertarungan dibawah spanduk nama Tuhan: dimana rekan-rekannya dibunuh dengan kejam; dimana para penyembah berhala, dengan kulit coklat dan mata yang menyala-nyala penuh api kebencian, tetap melepaskan serangan-serangan padanya dan rekan-rekannya.

Ah, ah, mimpi itu, terulang lagi. Karena dia adalah seorang pendosa dan Tuhan tetap menunjukkan padanya mimpi itu setiap malam untuk menghukumnya. Bahkan dengan kepercayaan-Nya pada Tuhan yang amat besar.

Walaupun aku sangat mempercayai-Nya...

"..."

Namun, disinilah dia, Crowley Eusford dimana dia bangun dari mimpinya, karena suara keras dari pedang-pedang yang beradu dekat dengan telinganya.

Pada saat yang sama, tangannya terayun mengambil pedang di ikat pinggangnya, sebelum dia ingat : ah, dia tidak lagi di medan pertarungan.

Bahkan setelah dia kembali dari pertarungan, Crowley berubah menjadi sangat gelisah seperti ini. Lebih tepatnya, dia tidak bisa menangani kegelisahan pada suara pedang yang beradu. Jika dia mendengar suara pedang beradu, jantungnya mulai berdetak cepat dan dia berada pada kewaspadaan yang tinggi, siap untuk bertarung.

Ini sudah lebih dari satu tahun sejak terakhir kali Crowley berdiri di medan pertempuran, namun anehnya, dia belum benar-benar menemukan kedamaian.

Disekitarnya, 10 anak bertarung berpasangan dengan pedang tumpul untuk latihan. Tempat itu adalah lapangan latihan untuk melatih para ksatria magang yang Crowley buat sendiri dengan membersihkan halaman rumahnya. Untuk beberapa waktu dekat, Crowley bisa makan dengan melatih seni pedang. Latihan ini adalah latihan kedua untuk hari ini, dan Crowley berakhir dengan tidur ditengah-tengah pelatihan.

"Aku benar-benar tidak sopan."

Dengan senyum masam, Crowley bangkit dan menepuk tangannya dua kali. Para kstaria magang menaruh pedang mereka dengan cepat dan berbaris di depan Crowley.

"Latihan hari ini sudah cukup. Kalian sudah menjadi lebih baik sejak praktik kita yang terakhir."

Walaupun dia tahu betapa memalukan kesan palsu tadi, sebagian besar wajah para ksatria magang nampak kebahagiaan.

"Terima kasih untuk hari ini!"

Hanya satu anak laki-laki tinggi yang melotot padanya. "Bagaimana bisa anda melihat kemajuan kami ketika anda tadi mengantuk, Crowley-sensei?" anak itu bilang.

Crowley menatap lekat-lekat pada anak itu. Anak itu mungkin berumu 16 atau 17 tahun, dengan beberapa bintik hitam diwajahnya, bentuk tubuh yang baik, dan otot yang seimbang. Dia mungkin percaya diri dengan kekuatannya. Dengan kemampuan pedangnya yang baik, dan juga dengan pengaruh orang tuanya.

Itu sangat mudah untuk mengumpulkan informasi semacam itu dari ekspresi wajahnya.

"Siapa namamu?"

The Story of Vampire Michaela Volume 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang