Bagian 2

4.5K 315 5
                                    

Sudah satu minggu sejak Black mengunjungi rumah Erick. Black masih berusaha untuk bisa bicara dengan lelaki itu. Saat Black bertemu Erick di perpustakaan, Erick menghindarinya. Lalu di loker, di kelas, di koridor, dan area sekolah lainnya, Erick selalu saja menghindar.

Setelah ia mencoba mendekati Erick saat kelas Sejarah selesai dan Erick lagi-lagi menghindarinya, Black memutuskan untuk ke kantin dan memesan jus di sana.

Seperti biasa Lucy datang dan duduk bersamanya. "Kau ditolak lagi?"

Black menghela napas lalu mengangguk. "Apa aku salah, mencoba untuk bersikap baik dan ramah padanya? Atau apa karena aku terlalu sok akrab?"

"Menyerahlah. Dia memang anak yang aneh."

"Aku gak bisa. Aku hanya ingin berteman dengannya." Black tetap bersikeras.

Lucy memutar bola matanya, sudah tahu, Black pasti mengatakan itu. Lucy sangat mengenal kepribadian Black, karena mereka sudah berteman sejak sekolah dasar. Siapapun yang pernah berkelakuan baik atau peduli pada Black, Black pasti membalas budi bahkan lebih dari itu. Contohnya Lucy sendiri. Lucy pernah menolong Black saat mereka masih sekolah dasar. Pada saat itu Black pernah diganggu sampai nangis oleh anak laki-laki karena gadis itu cantik, lalu Lucy datang melindungi Black. Mulai saat itu, mereka menjadi teman hingga sekarang, bahkan sekarang Black lebih peduli padanya.

"Black, dia orang yang sulit untuk didekati. Aku takut dia menjadi muak padamu dan memperlakukanmu dengan kasar. Tidak selamanya orang memperlakukan orang lain dengan baik." Lucy menasehati Black.

"Seandainya aku bisa berhenti, aku pasti melakukannya. Tapi, aku tidak bisa. Aku tidak bisa mengabaikan begitu saja pada orang yang telah berkorban untuk melindungiku, kau pasti tahu itu."

Lucy mengangguk lalu menatap Black lekat. "Aku harap ia bisa memperlakukanmu dengan baik, Black. Kita belum kenal siapa dirinya. Aku sangat mengkhawatirkanmu."

"Tenang saja, dia pasti orang yang baik." Black meyakinkan Lucy.

Black sangat yakin Erick adalah orang baik sama seperti Lucy. Black hanya ingin membalas budi dan berharap bisa berbicara dengan lelaki itu. Kalau bisa mereka juga berteman.

***

Di hari libur, Black memutuskan untuk menghabiskan waktunya di perpustakaan. Ini pertama kalinya ia kembali ke perpustakaan umum, setelah kejadian pada malam itu. Kali ini Black membawa mobil, agar saat pulang nanti, tidak perlu menunggu supir datang menjemputnya.

Black duduk di tempat favoritnya. Tidak terlalu banyak orang, membuat suasana lebih tentram. Karena itu, Black mampu mengerjakan seluruh tugasnya yang cukup banyak. Biarpun tugasnya sudah selesai, Black masih saja betah di bangkunya, sembari membaca novel romantis yang sedang diminatinya sekarang.

Ketika sedang serius membaca, seseorang meletakkan sebuah kotak susu coklat di atas mejanya. Black mengalihkan pandangan dari buku, ingin mengetahui siapa yang memberinya kotak susu coklat itu.

Dalam sekejap, matanya melotot setelah mengetahui siapa orang itu. Sama sekali tidak terbayangkan, seorang Erick Timothy Arthur datang dengan sendirinya untuk menemuinya dan memberinya sebuah kotak susu coklat. Apakah ia sedang bermimpi?

"Untukmu." Suara berat itu terdengar lembut dan menenangkan. Sangat berbeda pada saat Black mengunjungi rumah Erick.

Setelah mengucapkan itu, Erick pergi begitu saja meninggalkan Black yang masih tercengang.

Black tersadar dari lamunannya saat lelaki itu sudah mulai jauh dari pandangannya. Black segera merapikan bukunya lalu mengejar Erick. Tidak lupa membawa kotak susu itu dengan genggaman erat.

"Hey tunggu!" Panggil Black tidak sadar bahwa sedang di perpustakaan. Seketika pengunjung merasa terganggu, karena kebisingannya. Black meminta maaf pada pengunjung, sebelum kembali mengejar Erick.

Setelah keluar dari perpustakaan, mata Black mencari keberadaan Erick di sekelilingnya. Namun ia tidak melihat keberadaan Erick. Lelaki itu menghilang begitu cepat.

Black menatap kotak susu di genggamannya. Ia melihat sebuah kertas yang dilipat dan ditempel pada kotak susu itu. Black membawanya ke dalam mobil untuk melihat apa isi kertas itu.

Setelah di mobil, Black membuka lipatan kertas itu dan membacanya.

TERIMAKASIH

Black awalnya bingung, namun tidak berapa lama tersenyum geli melihat tulisan itu.

"Ada apa dengan lelaki itu?" Black menusuk kotak susu itu dengan sedotan, lalu meminumnya.

Walaupun terlihat sangat aneh, Black tidak bisa berhenti tersenyum. Black sangat menyukai keanehan yang manis ini dan tidak tahu mengapa ia menyukainya.

***

Tepat pukul sepuluh malam, Black berbaring di tempat tidurnya yang besar. Entah mangapa, tidak bisa berhenti memikirkan apa yang akan ia lakukan besok saat bertemu Erick. Apakah Erick sudah mulai menerimanya?

Terasa aneh baginya, menyadari hatinya berdebar-debar memikirkan apa yang akan ia katakan pada Erick. Jika Erick benar-benar sudah mau bertemu dengannya.

Astaga, Black bahkan belum pernah segelisah ini saat mau berbicara dengan seorang lelaki. Setelah memikirkannya terlalu lama, Black akhirnya kembali ke tujuan awal. Yaitu, bertemu untuk mengucapkan terimakasih.

***

Keesokan harinya, Black yang baru saja tiba di sekolah, menemukan keramaian di koridor sekolah.

"Bukankah itu Erick? Astaga, dia cari masalah dengan orang yang salah." Black mendengar seorang murid mengatakan sesuatu kepada temannya.

Black mendekati kedua gadis itu dan bertanya. "Apa yang terjadi?"

"Erick mencari masalah dengan seorang Bobby Jose Martin." Salah satu gadis itu menjawab.

Mendengar itu, Black langsung tahu apa permasalahannya. Bobby Jose Martin adalah mantan Black yang masih sangat posesif padanya. Bobby tidak menyukai setiap lelaki yang mendekatinya. Membuat Black selalu kesal dengan tingkah lelaki itu. Apalagi jika lelaki itu sampai melakukan hal kekerasan.

Black mendekati keramaian dan melihat kedua lelaki itu berkelahi. Bobby tampak sangat marah dengan Erick yang berani melawannya.

Saat Bobby hendak memberi pukulan pada Erick, Black mendekat dan menahan lengan Bobby. "STOP! Please, stop."

Bobby mengurungkan niatnya, lalu menatap lengannya yang ditahan oleh Black. Bell sekolah terdengar, menandakan bahwa seluruh murid harus masuk ke dalam kelas untuk memulai pelajaran.

"Pulang sekolah aku akan menemuimu." Setelah mengucapkan itu, Bobby pergi bersama teman-temannya dengan emosi yang tertahan.

Semua murid yang melihat kejadian itu telah bubar. Black menatap Erick prihatin. Saat Black ingin mengatakan sesuatu, lelaki itu pergi melewatinya begitu saja.

Black berbalik menatap punggung lebar itu.

"Tunggu!"

Erick berbalik dan memandangnya, sehingga Black bisa melihat wajah tampan itu penuh dengan lebam.

"Maukah kau pergi bersamaku sekarang?"

***

Terimakasih sudah kasih vote💕

IG: capricorn_rere

MY PRECIOUS GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang